Aku akan menggulung langit
malam seperti karpet Turki dan
menjualnya kepada penawar
tertinggi. Akan kulepaskan binatang
buas dari diriku. Ia pernah tidur
berabad-abad di rumah ibadah.
Selalu lolos dari perangkap cahaya.
Aku belajar dengan cara
mengabaikan. Tetapi, sekarang, aku
ingin berhenti sejenak. Mengingat
nama mereka yang tertelan pasir
hisap pikiranku tahun lalu. Ada
hutan hitam di kepalaku. Waktuku
penuh tengkorak. Kakiku tangga,
memanjat dan menjatuhkan diri
sendiri.
Kepalaku pernah lebih ringan dari
bulu burung gelatik. Menggelitik
seperti riak-riak halus di perut
perahu yang berbaring di perut
telaga. Selalu menggoyang langitku.
Begini ramalan cuaca pekan ini:
Besok, udara lebih cerah dari
senyum bayi. Lusa, langit remaja
jatuh cinta—ceria, panas, dan
mengumpulkan hujan. Kamis,
penuh awan berbentuk tanda
baca. Jumat, curah dari awan mirip
kebun binatang. Sabtu, alam penuh
api dan apapun yang menyerupai
itu. Minggu, tidak ada cuaca.
Hati-hati. Angka bunuh diri langit
bisa tiba-tiba meningkat. Begitu
pun dengan kelembapan dan
keasinannya. Tetapi, aku akan
berjalan-jalan di cakrawala ketika
matahari mendarat di topiku.
Aku akan menggulung langit
YOU ARE READING
Kesempatan Kedua: Mengapa Cinta Harus Dipercaya Lagi?
RomanceCinta seharusnya mengubah yang buruk menjadi baik dan hal yang baik menjadi lebih baik lagi. Cinta seharusnya menjadi alasan seseorang untuk terus hidup dalam kebahagiaan. Cinta seharusnya menjadi tujuan dari segala perjalanan hidup manusia, tujuan...