PERJALANAN KHAYAL II

175 2 0
                                    

Dalam perjalanan, dengan matahari yang masih separuh terbenam, tibalah mereka di sebuah jembatan panjang. Di bawahnya air sungai mengalir dengan tenang. Sebuah sungai yang dangkal, namun konon katanya mampu menenggelamkan siapa saja yang tercebur ke dalamnya. Mungkin lumpur di dasar sungai itu adalah sejenis lumpur hisap.

Anak laki-laki dengan topeng di wajahnya menyebrangi sungai itu lebih dulu, di susul dengan gadis tong kosong. Akan tetapi, baru saja mereka melangkah di jembatan tersebut, udara menjadi sangat dingin,  angin bertiup sangat kencang dan membuat keseimbangan tergoyahkan.

Anak laki-laki dengan topeng di wajahnya berlari, menghindari terpaan angin, berlari ke ujung jembatan. sedangkan Gadis tong kosong, ia kesulitan berlari dan ia terjatuh ke dalam sungai.

Gadis tong kosong tenggelam, alih-alih di bantu, anak laki-laki itu pergi meski ia tau, teman seperjalanannya tenggelam.

Gadis tong kosong menangis, ia tak ingin berpikir buruk kepada Anak laki-laki dengan topeng di wajanya, ia yakin anak laki-laki dengan topeng di wajahnya akan datang lagi, ia yakin anak laki-laki dengan topeng di wajahnya tidak pergi meninggalkannya di sungai yang mampu menenggelamkan apa saja ini, ia yakin anak laki-laki dengan topeng di wajahnya hanya pergi mencari bantuan.

Berhari-hari, beminggu-minggu Gadis tong kosong menunggu datangnya anak laki-laki dengan topeng di wajahnya, menunggu bantuan yang tak kunjung datang. Lagi-lagi, ia selalu yakin bahwa anak laki-laki dengan topeng di wajahnya itu tidak pergi, Gadis tong kosong meyakini bahwa anak laki-laki dengan topeng di wajahnya itu sedang dalam perjalanan membawa bantuan.

"Sungai... aku sudah terlalu lelah, kenapa kau tak kunjung menenggelamkan aku. Mungkin anak laki-laki dengan topeng di wajahnya itu tidak akan datang lagi" Gadis tong kosong mulai putus asa.

"Sejujurnya, aku tak mampu menenggelamkan apapun. Yang memiliki kemampuan itu adalah lumpur sungai di dasar ini. Bagaimana mungkin kamu bisa tenggelam, jika tong kosong yang melekat di tubuhmu itu tak bisa ditembus oleh airku. Dari awal, tong kosong itu membuatmu  hanya mengambang" Jawab sungai.

"Kalau begitu, bantulah aku untuk naik ke atas dan melanjutkan perjalanan" sahut gadis tong kosong.

"Kamu jangan hawatir, sebentar lagi kamu akan sampai di muara. Disana akan banyak kapal-kapal layar, kamu bisa meraih dan naik di atasnya. Kamu juga mungkin akan bertemu semua orang yang melakukan perjalanan mencari negeri tanpa senja. karena disana adalah ujung dari perjalanan darat, semua akan mulai dengan perjalanan laut." jawab sungai.

***

sesampainya di Muara, Gadis tong kosong meraih sebuah kapal layar dan menaikinya, kemudian  ia mulai menjumpai banyak orang. Sungai itu benar, disini semua orang mememulai perjalanan laut untuk mencari Negeri tanpa senja. Pun, Ia bertemu dengan anak laki-laki dengan topeng di wajahnya.

"Kenapa kamu pergi saat aku tenggelam?" Gadis tong kosong bertanya.

"Itu adalah bantuan" Jawabnya dengan nada dan wajah yang dingin.

"Baiklah, tak apa-apa. Kita lanjutkan saja perjalanan ini. Apakah itu kapal yang  pernah kau janjikan?" 

"Maafkan kau, aku tak bisa bepergian denganmu lagi"

"Kenapa?" jawab gadis tong kosong 

"Kamu berisik, suara tong kosong yang melekat di tubuhmu sangat berisik"

"Aku bisa melepaskan tong kosong ini, tapi bantulah aku melepaskannya, aku tak bisa melepaskan sendiri"

"Aku tak bisa, aku tak ada waktu untuk itu. Aku harus pergi. Aku akan tetap memenuhi janjiku, ini kapal layarku, pakailah" Anak laki-laki dengan topeng di wajahnya itu pergi, berpindah ke kapal layar lain. Dikapal layar itu, ia membuka separuh topengnya dan tertawa bersama teman seperjalanannya.

Anak laki-laki dengan topeng di wajahnya itu berlayar pergi, dengan teman seperjalanannya. Dalam sebuah kapal layar yang tak bisa di naiki siapapun, kecuali mereka yang melekatkan tong kosong di badannya. Begitupun berlaku untuk Anak laki-laki dengan topeng di wajahnya yang tinggal separuh.

Mereka masih dalam perjalanan yang sama, mencari negeri tanpa senja. 

Hanya saja dengan kapal yang berbeda dan Cerita yang berbeda pula.

Dari awal mereka adalah orang asing, dan akan tetap menjadi asing.




***

Di akhir kisah Perjalanan ini, izinkan aku mengikhlaskan sebuah kisah penuh dengan kata-kata  yang tak pernah memiliki makna.


PULANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang