(11) Hadiah

125 25 6
                                    

"Aku memberimu satu tantangan! Rebut hari Soobin dariku atau kau akan menyesal selamanya."

Kau terus memikirkan ucapanmu pada Mei saat di toilet itu. Menurutmu itu adalah hal yang terbaik saat ini, membuat Soobin mencintai gadis lain sehingga kau dapat pergi dengan tenang.

-For Noona-


Cklek

Pintu kamar rawat Soobin terbuka, menampakkan sesosok gadis di sana. Itu Mei, ia terlihat telah mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian yang lebih santai.

"Dimana Noona?" tanya Soobin pada Mei, sembari ia menyibak selimut yang menghalangi kakinya yang hendak beranjak dari ranjang itu.

"Aku bawakan makan malam," ucap Mei datar. Bukannya menjawab pertanyaan Soobin ia malah berjalan santai menuju nakas tepat di samping ranjang Soobin.

Gerakan Soobin terhenti seketika. Lantas Mei meletakkan rantang berisi makanan untuk Soobin santap malam ini, sembari menyiapkannya di sebuah piring.

"Makannya nanti saja, setelah ada Noona."

Gadis itu mengabaikan perkataan Soobin, ia malah fokus memilah setiap makanan yang baik untuk dikonsumsi Soobin di malam hari bak seorang perawat. Ia memang bercita-cita menjadi seorang perawat, apalagi jika dihadapkan dengan kenyataan bahwa keadaan Soobin seperti ini karenanya.

"Makanlah!" pinta Mei sembari memberikan sesuap nasi dengan lauk yang sudah dipilahnya untuk Soobin. Sayangnya Soobin lebih memilih untuk tidak menanggapinya. Pria itu kembali ke ranjangnya dengan posisi berbaring seperti semula.

Mei yang melihat itu lantas merasa sakit hati. Ia sakit hati karena tahu bahwa dirinya baru saja diabaikan oleh Soobin hanya karena seorang Noona, dan hal itu membuat Mei tanpa sengaja menjatuhkan sendok yang dipegangnya begitu saja diatas piring makan Soobin.

"Dimana Noona?" Soobin mulai menanyakan keberadaanmu lagi. Dan itu cukup membuat emosi Mei meningkat.

"Aku tidak tahu." jawab Mei ketus.

"Kalau begitu kita tunggu Noona dulu, baru aku akan makan."

Mei terdiam, tangannya gemetar, sesegera mungkin sebelum emosinya meluap di hadapan Soobin gadis itu meletekan piring makan yang dipegangnya ke atas nakas. Ia menarik napasnya dalam-dalam lalu membuangya pelan sampai ia merasa sedikit lega kemudian hendak bicara.

"Soobin, kalau kau telat makan kau tidak akan sembuh," ujarnya lebut.

"Aku tahu, tapi aku ingin Noona." Dan Soobin mulainya lagi. Soobin bahkan terlihat seperti anak kecil yang sedang merengek jika mainannya tidak diberikan saat itu juga.

Karena itu tiba-tiba saja Mei, "Kenapa-"

Mendengar ucapan Mei, Soobin lantas berbalik menghadap Mei, Pria itu kemudian bangkit untuk duduk melihat Mei yang kini matanya telah berkaca-kaca.

"-Kenapa harus Noona?-" ujar Mei dengan gemetar, seakan memendam perasaannya yang sangat sakit.

"-Sebelum dia datang kau tidak pernah seperti ini. Kau selalu makan tepat waktu. Hanya kau dan aku saja. Tidak ada dia-" lanjut Mei dan air bening itu mulai berlinang di kedua pipinya.

"Mei-" Soobin belum mengerti, Soobin bingung dengan tingkah Mei.

"Tidak bisakah kau makan saja makanan ini tanpa menunggunya? Sepenting itukah dirinya bagimu hingga kau harus menunggunya?" Gadis itu benar-benar cemburu. Ia merasa tidak dianggap hanya karena seorang wanita yang lebih tua darinya itu.

For Noona (Soobin X You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang