Chapter 13 🐰

14.3K 576 125
                                    

"Kakk..." Kata Raya pelan pelan
"Kak Zidann.." panggil Raya lagi sambil mendekati kamar Zidan yang ia yakini suara itu berasal dari sana

🐰

"Hiks hiks.." suara tangis itu

"Bun hiks bundaa hiks hikss Zidan takut bun" kata Zidan dengan suara sangat pelan

Ketika Raya membuka pintu dan ia kagetnya ketika  menemukan Zidan yang meringkuk di pojokan kamar memeluk lututnya sambil menangis

"Kak, kakak kenapa?" Tanya Raya sambil memegang pundak Zidan

"Takut, Zidan takut gelap" jawabnya dengan keadaan yang masih sama seperti tadi

Refleks Raya memeluk Zidan dan menenangkannya sambil berfikir apakan ini Zidan yang ia kenal? Yang orang lain kenal? 

"Jangan takut lagi ya kak, disini ada Raya, udah ya jangan nagis lagi" kata raya dan mengelus-elus punggung Zidan

Zidan membalas pelukan Raya menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Raya

"Zidan takut bun, Bunda dimana, hiks hiks" kata Zidan yang masih menangis dipelukan Raya

Entah mengapa terbesit hatinya melihat Zidan yang seperti ini, ia tak menyangka jika seseorang Zidan yang berada di depannya kini bersikap seperti ini

Raya langsung teringat pada Azri, dan Raya pun menitihkan air matanya membayangkan jika yang ada di pelukannya ini adalah Azri, menangis ketakutan dan tak ada siapa siapa didekatnya

Tapi ari matanya langsung ia hapus, karena tak mau terlihat cengeng didepan Zidan

Raya berusaha menenangkan Zidan yang terus-menerus memanggil Bundanya, ternyata Zidan punya sisi lemahnya juga yang orang lain tau ia hanya seorang yang cuek, cool, gagah dan lain-lainnya

Raya tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika bukan ia yang berada di sini, untungnya Raya sudah sangat ahli dalam menghadapi situasi seperti ini, karena ia sudah sering menghadapi Azri, malah Azri bisa lebih parah lagi kelakuan nya

Sudah lumayan lama Raya memeluk Zidan yang masih menangis tapi tidak separah tadi karena 5 menit yang lalu lampu sudah menyala

Tapi Zidan tak kunjung melepaskan pelukannya, Raya pun mengangkat Zidan dengan kaki yang dilingkarkan ke pinggangnya, Zidan juga tak menolak, bahkan ia terlihat nyaman digendong Raya

Raya membawa Zidan ke dapur niatnya akan membuat susu coklat hangat, berharap Zidan akan tenang, karena Azri pun begitu

Raya memperlakukan Zidan layaknya Azri, entah keberanian dari mana, tapi ia sangat iba melihat Zidan dengan keadaan seperti ini

"Kak kaka minum dulu susunya yah, biar kaka tenang" kata Raya yang mendudukan dirinya di salah satu kursi yang ada di meja makan dengan tetap memangku Zidan

Zidan yang menyenderkan dirinya di dada Raya pun sedikit membenarkan posisinya agar bisa meminum susu yang dibuatkan oleh Raya, Raya memegangi gelasnya dan meminumkannya pada Zidan dengan hati-hati

Setelah selesai Zidan membenamkan wajahnya di bahu Raya dan berkata "Ray, Zidan mau dipangku Raya dulu yah, Zidan lemes" bisik Zidan yang di dengar oleh Raya

"Iyaa kak, Raya gendong terus kok, kaka tidur lagi yah ini masih malem, besok kita pulang" kata Raya dengan mengelus kepala Zidan

"Zidan gak berat kan Ray?" Tanya Zidan lagi

"Engga kok kak, kaka tidur lagi yahh" jawab Raya dan memang benar, badan Zidan tak sebesar Azri, meskipun memang sedikit berat karena badan Zidan lemas

My Baby Azri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang