"Iya tau kok yang gak sabar pengen ketemu suaminya"
Kiara menatap wajah Devon yang fokus pada jalanan "maksud kamu apa?"
"Saya udah tau semuanya Kiara, kamu udah punya calon suami kan? Kenapa waktu itu gak bilang terus terang? Kamu tau tiap hari setelah kejadian itu saya terus mikirin alasan kenapa kamu nolak saya. Jujur saya kecewa kia"
"Kiara minta ma-"
Ckit.
"Udah sampai kia. masuk, tidur yang nyenyak, doakan saya agar bisa lupain kamu" Devon membukakan Kiara pintu, setelah Kiara keluar mobil Devon sudah berlalu menjauh.
Kiara mengusap-usap wajahnya berusaha tersenyum demi menyambut tamu yang katanya datang kali ini.
"Assalamualaikum" salam Kiara seraya menaruh high heels di rak sepatu.
"Waalaikumsalam sayang, Kiara duduk sama kami dulu ya" ucap Farah lembut, sepertinya memang sengaja dilembut-lembutkan.
Kiara hanya tersenyum dan langsung duduk tanpa berniat melihat wajah calon suaminya toh nanti tiap hari bakalan ketemu.
Begitupun dengan Agra, dia enggan menatap Kiara dan malah menatap bekas pajangan, sepertinya pajangannya sudah dijual.
"Jadi nyonya Orlan, kita akan bahas perjodohan kedua anak kita" ujar Rai membuka pembicaraan.
"Iya saya sudah setuju dengan perjodohan ini, begitupun dengan Kiara. Bagaimana dengan anak anda?"
Merasa terpanggil Agra mengangkat kepalanya dan mengangguk.
Bertepatan setelah itu Kiara kembali merasakan nyeri diperutnya.
"Akh.." rintih Kiara kesakitan.
"Kiara kamu kenapa?"
Mery langsung menghampiri Kiara, sedangkan Farah hanya cuek dan membantu seadanya saja.
"Perut kia akh.. sakit"
Mendengar nama Kiara buru-buru Agra menoleh dan memang benar, mereka Kiara yang sama. Wanita yang akhir-akhir ini memenuhi isi kepala Agra.
"Ara kamu gak pa-pa?" Agra membelah kerumunan dan langsung memegang dahi Kiara yang tak panas.
Mery lantas menepuk pundak Agra cukup keras yang mampu membuat sang korban meringis "kenapa sih mom?"
"Kamu gimana sih, Kiara sakit perut bukan demam"
Agra tidak mampu berpikir jernih lagi. Melihat Kiara yang kesakitan tangannya langsung berpindah pada ceruk leher dan lipatan kaki Kiara dan membawanya menuju mobil.
Dengan perlahan Agra menurunkan Kiara di kursi penumpang sedangkan dia duduk disebelahnya dan langsung menyuruh sopir untuk mengantar mereka. Di situasi seperti ini jika Agra dibiarkan mengemudi hal tidak terelakkan bisa terjadi.
"Shttt... Semuanya akan baik-baik saja Ara" ucap Agra seraya mengusap punggung tangan Kiara.
Kiara masih terpejam bibirnya tidak berhenti mengeluh kesakitan, sesekali tangan Kiara meremat kuat tangan Agra. Remasan Kiara begitu kuat hingga kukunya yang lumayan panjang melukai Agra.
"Sakit.. akh.."
Agra membawa Kiara kedalam UGD langsung dan menemani Kiara dirawat.
•••
Sudah beberapa jam Agra menunggu Kiara bangun namun kesadaran Kiara masih belum muncul. Tadi keluarga dari pihaknya dan pihak Kiara sudah datang mereka izin pulang untuk melakukan kegiatan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
(KIDM)
RomanceWarning!!! Sebagian part mengandung 18++!! [Harap bijak dalam memilih bacaan] "Kiara sayang kamu mama jodohkan dengan anak Presdir di perusahaan terbesar di kota New York, beberapa hari lagi pernikahan akan dilangsungkan. kamu mau kan!" bukan pert...