☠️☠️☠️
Cosette berlari kecil agar bisa menyamai langkah Niji. Niji hanya berdeham tidak jelas.
Keduanya telah sampai di kantin. Keadaan kantin yang sangat ramai membuat Niji dan Cosette perlu berputar-putar sebentar untuk mencari 2 buah kursi.
"Cosette~chan!"
Niji dan Cosette serentak menoleh ke asal suara.
"Sanji~sama..." gumam Cosette.
Sanji yang tengah duduk berdua bersama Pudding dengan 2 kursi tersisa di meja, melambaikan tangannya kearah dua insan itu.
"Mencari kursi, 'kan? Disini saja." ujar Sanji setelah Niji dan Cosette berjalan menghampiri.
Niji menampakkan raut enggan. "Tidak. Aku dan gadis sialan ini bisa mencari kursi sendiri."
"Terserah. Cosette~chan? Kau duduk disini saja." Sifat perayu Sanji--yang entah kenapa selalu aktif ketika bersama Pudding--kumat. Ia bahkan mengedipkan mata beberapa kali pada Cosette.
Cosette mengerjap. "Eh? Baiklah, Sanji~sama." Sanji tersenyum tipis lalu mempersilahkan Cosette duduk di samping Pudding.
Niji kesal. Bukannya hanya ia yang boleh memerintah Cosette?
"Kau tidak dengar, ya? Kubilang, gadis bodoh ini akan mencari kursi bersamaku." Niji menarik tangan Cosette dan berjalan pergi sebelum Sanji berucap lagi.
"Ah. Jaa ne, Sanji~sama." ujar Cosette cepat.
Sanji cemberut namun tetap membalas ucapan Cosette dengan lambaian tangan. Pudding terkekeh pelan. "Niji~san dan Cosette~san lucu sekali, ya?"
☠️☠️☠️
Setelah berkeliling selama 5 menit, Niji dan Cosette akhirnya mendapat kursi di dekat penjual oshiruko.
"Aku yang akan memesan makanan. Kau mau pesan apa, keparat?" Ucapan Niji benar-benar kasar kali ini. Entah ia masih kesal pada Sanji yang seenaknya menyuruh Cosette atau karena Sanji menggoda Cosette di depannya.
Tentu saja Cosette yang baru duduk di kursi kantin itu terkejut. Ia yang harusnya melayani tuannya. Kenapa Niji malah menawarkan untuk membelikan makanan?
"Ah, Niji~sama. Biar saya saja yang memesankan." Cosette beranjak berdiri.
Niji menatapnya tajam. "Siapa yang memerintahkanmu membeli?"
Cosette menelan ludah dengan susah payah. Oh ayolah, kenapa tuannya ini dari tadi membawa atmosfer yang tidak mengenakkan? "Ano, sebaiknya saya saja yang membelikan makanan. Niji~sama tinggal menunggu disini."
"Siapa yang menyuruhmu membeli?" Suara Niji naik satu oktaf. Niji jelas tidak main-main. Cosette diam. Ia tidak berani bersuara.
"Kutanya, siapa yang memerintahkanmu membeli, gadis bodoh?!" Sekarang Niji membentak. Untung saja kantin tengah ramai-ramainya. Jadi, suara bentakan Niji tidak menarik perhatian siswa-siswi lain.
Kedua bola mata Cosette mulai berair. Bibir mungilnya bergetar. Tanda kalau dia akan segera menangis. Katakanlah Cosette cengeng. Namun, Niji hampir tidak pernah membentaknya sejak beberapa minggu terakhir.
Pandangan Niji sama sekali tidak melunak meski ia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Cosette akan menangis sebentar lagi.
"Ka-kalau begitu, izinkan saya menemani anda," ucap gadis itu tersendat-sendat. Ia tengah mati-matian menahan air yang menggenang di pelupuk matanya agar tidak turun membelah pipi ber-frecklessnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/230761414-288-k406900.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
One Piece Senior High School
Fanfiction(Amazing cover by : @williamsoekotjo) One Piece Senior High School. Sekolah yang terdiri dari jurusan IPA dan IPS. Berisi siswa-siswi absurd tingkat dewa dan juga beberapa guru yang suka guyon memakai jokes bapak-bapak, garing parah, sampai muridny...