(Mohon baca kembali part Ni Juu Yon~24~Twenty Four dan Ni Juu Go~5~Twenty Five sebelum memnaca part ini. Terima kasih.)
☠️☠️☠️
"Hoi, Luffy!" seru Usopp dengan sebelah tangan dilambaikan, sesaat selepas dirinya keluar dari kelas. Pemuda bercodet di bagian bawah mata kiri yang juga baru saja keluar dari kelasnya itu menoleh karena merasa terpanggil. Ia mengerjap sebelum berujar, "Hoo, Usopp! Nani kure?"
Usopp segera berjalan cepat menghampiri Luffy. "Kau lupa? Kita akan melanjutkan membuat visi-misi sore ini!"
Luffy memiringkan kepala ke kanan. Jari kelingkingnya terangkat. Sontak, Usopp yang menunggu jawaban ataupun sahutan dari Luffy, mengikuti pergerakan lelaki itu. Diarahkannya kelingking tersebut pada lubang hidung kiri dan mengorek sesuatu dari sana. Itu … jelas gestur mengupil. Saat itu juga, raut wajah Luffy berubah tidak senang, bibirnya tertekuk ke bawah, kedua matanya juga jadi terlihat hanya seperti garis. "Aku … tidak mau …."
Ctak!
"Ittai!" Teriakan melengking terdengar tidak sampai sedetik setelah jitakan maut—yang kemungkinan besar sangat menyakitkan—itu mendarat di kepala Luffy.
"Teme! Apa maksud kata-katamu itu!?" sergah Usopp. Ia sangat kesal karena jawaban Luffy, juga karena kebodohannya mengikuti pergerakan mengupil laki-laki itu. Kedua tangannya kini menarik sedikit kerah seragam Luffy—walau tidak terlalu kencang. Agaknya, kesabaran laki-laki itu sudah menipis. Selama ini ia sudah mencoba bersabar untuk membuat daftar visi-misi tanpa Luffy, tetapi pemuda yang merasa tidak memiliki dosa itu menolak ajakannya melanjutkan pembuatan visi-misi padahal besok Senin adalah hari penyampaian pidato kampanye!
Luffy mengusap kasar ubun-ubunnya yang terkena jitakan maut. Ia terlihat sedikit kesulitan melakukan itu sebab kemeja seragamnya terangkat. "Kenapa kau marah sekali padaku?" gerutu Luffy. Bibirnya mengerucut.
Laki-laki berhidung panjang yang berstatus sebagai sahabat Luffy itu merutuk dalam hati. Bagaimana bisa orang seperti Luffy menjadi calon ketua OSIS? Ia sungguh tidak habis pikir. Apa mungkin ini nepotisme terakhir yang Sabo lakukan sebelum lengser dari posisinya sebagai Ketua OSIS? Ah, dasar gila!
"Apa yang sedang kalian lakukan?" Alunan suara bariton mendadak mengalihkan perhatian keduanya. Usopp sontak meregangkan pegangannya pada kerah seragam Luffy sebagai bentuk refleks.
Kehadiran orang itu, seketika membuat Usopp tersenyum penuh arti. Karena, otak cemerlangnya tiba-tiba memperoleh ide yang sangat bagus.
☠️☠️☠️
Krieett ….
"Hancock? Kau sudah pulang? Tumben sekali kau pulang cepat. Ada apa? Apa guru lesnya tadi membubarkan kelas lebih awal?" Hancock baru saja membuka pintu utama rumah Keluarga Boa saat berondongan pertanyaan yang keluar dari mulut wanita tua berambut putih menembus telinganya.
Hancock menepis anak rambut yang sedikit menempel pada wajahnya akibat keringat lantas berkata, "Tadaima, Nyon~ba."
"Okaerinasai." Nyon~ba berkacak pinggang sambil menilik kantung-kantung belanjaan yang dibawa oleh Hancock. "Nee, banyak sekali barang bawaanmu? Kau baru belanja?" Nyon~ba kembali mencecar Hancock dengan berbagai pertanyaan. Gadis bersurai hitam itu meletakkan kantong belanja yang dibawanya ke depan sofa ruang tamu lalu mengangguk. Sebetulnya dia bolos les dan berbelanja bahan masakan daging bersama Margareth. Padahal sebelumnya, ia hanya berharap sedikit terlambat sampai ke tempat les. Namun ternyata, berbelanja bahan masakan menghabiskan waktu terlalu banyak bagi Hancock yang bahkan sangat jarang pergi ke swalayan. Sehingga, alih-alih datang sedikit terlambat, ia malah tidak mengikuti les sama sekali karena jam les sudah hampir berakhir. Alhasil, Hancock memutuskan untuk langsung pulang ke rumah setelah berpisah dengan Margareth.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Piece Senior High School
Fanfic(Amazing cover by : @williamsoekotjo) One Piece Senior High School. Sekolah yang terdiri dari jurusan IPA dan IPS. Berisi siswa-siswi absurd tingkat dewa dan juga beberapa guru yang suka guyon memakai jokes bapak-bapak, garing parah, sampai muridny...