Another Day (Han Jisung)

7 1 0
                                    

Cerita ini cocoknya sambil denger Another Day - Stray Kids dan Sunshine - Stray Kids.

####

Klik!

Klik!

Klik!

Klik!

Bunyi sakelar kontak pada lampu bolak-balik di tekan oleh remaja tiga belas tahun yang tampak bosan diatas tempat tidurnya tersebut.

Memandang bohlam yang menempel di plafon itu seraya memati-hidupkan berulang-ulang kali.

Jika lampu itu menyala dia menyipitkan mata.

Ketika lampu itu padam dia akan membuka mata, tetapi netranya akan mendadak buta.

Klik!

Jisung tidak terlalu suka pencahayaan yang terang, menurutnya itu membuat dia tak bisa memejamkan mata. Jisung juga tidak suka keadaan yang terlalu gelap, dia penakut. Tapi daripada dia harus tidur dengan keadaan gelap gulita, Jisung lebih memilih menyalakan lampu dan tidur dengan mengesampingkan tubuh dengan kepala yang ditutup guling. Karena Jisung juga tidak bisa tidur tanpa memeluk sesuatu.

Ruangannya kini menjadi gelap gulita, lalu meraba-raba sesuatu ke sisi kepalanya. Cahaya senter dari ponsel yang masih tertancap kabel earphone miliknya itu seketika memantul berpancar terang ke penjuru ruangan.

Lalu benda pipih dan kecil itu dia letakan di atas dahinya yang masih dibiarkan sinar cahaya dari lensa ponsel menerangi langit-langit kamarnya.

Jemarinya mulai bermain menghalangi sinar putih tersebut yang membayangi berbagai bentuk unik di atas sana.

Remaja bermarga Han itu tersenyum, di dalam otaknya mulai berimajinasi hal-hal yang menyenangkan melalui bayangan dari hasil bentukan jari-jarinya.

Membentuk burung, kelinci, gajah, dan hewan lainnya. Jisung layaknya seorang dalang yang berperan memainkan seluruh wayangnya bergantian, lalu dia akan berbicara sendiri.

Menggerakkan jari-jarinya dengan lincah dan suara yang lantang. Tak peduli oleh teriakan abangnya dari kamar sebelah yang mengomel tak bisa fokus belajar karena mendengar suara ribut Jisung, remaja itu tetap bermain dengan imajinasinya.

Sampai dia merasakan tangannya yang pegal karena terlalu lama bermain, mematikan senter dari ponselnya lalu meregangkan seluruh otot-otot lengannya. Jisung menguap mulai mengantuk, hingga remaja yang penuh kreativitas itu terlelap dalam keadaan lampu yang padam.

•••

Jisung hampir saja tidak akan keluar kamar seharian jika tidak mengingat janji ayahnya untuk mengajaknya ke sungai sore nanti.

Sebenarnya Jisung malas keluar rumah, pasalnya minggu ini adalah hari weekendnya dari sekolah. Dia ingin menghabiskan waktu liburnya hanya bermain ponsel di dalam kamar.

Tapi ajakan ayah begitu penting baginya, karena jarang sekali anak itu berkumpul dengan keluarganya. Meski hanya bermain dengan ayah, tidak masalah bagi Jisung. Dia cukup mengerti jadwal pekerjaan orang tuanya itu sangat padat, jadi Jisung tidak bisa menjadi anak egois yang menginginkan orang tuanya terus menemaninya bermain.

Kalau orang tuanya tidak bekerja, Jisung dan abangnya tidak bisa mendapatkan pendidikan dan semua materi yang mereka miliki sekarang. Jisung mensyukurinya.

Setiap dua bulan sekali keluarga Jisung bisa tiga kali pindah tempat tinggal karena tuntutan pekerjaan orang tua. Jauh dari negara halaman– Korea sudah Jisung rasakan dalam kurun waktu lima tahun ini.

Senisa (kumpulan cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang