Slump

6 1 0
                                    

Baca cerita ini bisa sambil denger Slump - Stray Kids. Ada tiga versi (Japan, Korea, English) Terserah mau versi yang mana karena semua cocok di telinga ^^

####

Kalian pasti mempunyai seseorang yang begitu berarti di hidupmu.

Seseorang yang membantu dalam berbagai kesulitanmu.

Salah satu orang yang bisa membuatmu nyaman jika hanya bersama dia.

Kamu seperti merasa terlindungi.

Sampai rasanya kamu tidak ingin jauh darinya.

Takut kehilangannya.

Bayangan masa depanmu tentangnya begitu terpenuhi dibenakmu.

Takut,

Jika dia tiba-tiba hilang atau pergi meninggalkanmu.

Apa kamu bisa merelakannya?

"Huffft..." kedua tangan itu saling menggesek berlawanan arah, mencari kehangatan dari keringat yang keluar pada telapak tangan di dalam sana.

Badannya menggigil hebat dengan terduduk pojok di sisi ranjang menyandarkan punggung pada tembok polos berwarna putih tersebut.

Selama kurang lebih satu jam tidak sadarkan diri akibat suntikan yang menembus kulit pucatnya, bangun dari pingsannya membuat Jiya menggigil kedinginan.

Padahal mesin pendingin ruangan di dalam kamar Jiya tidak menyala sama sekali.

Kedua tungkai Jiya masih terasa lemas, tetapi Jiya memaksakan turun dari ranjang sakitnya.

Benda berbentuk lingkaran yang tertempel di dinding kamar dengan banyak angka di dalamnya menunjukan pukul tiga pagi.

Jiya mengambil jaket biru milik kesayangannya yang tergantung di rak lemari.

Menutupi kepalanya dengan tudung jaket.

Membuka kenop pintu yang tak terkunci.

Mengendap-endap di penjuru koridor.

Jiya berhasil lolos dari tempat bagai neraka baginya.

Rumah Sakit Jiwa.

"Cuih,"

Ludahnya meluncur dari dalam bibirnya.

"Gue bukan orang gila!"

Lalu terserah pada langkah kakinya mau kemanakah gadis itu akan pergi.

Bocah yang masih berusia dua belas tahun itu dengan tergesa-gesa mengendarai sepeda roda dua miliknya.

Menembus angin yang menerpa kasar permukaan kulitnya.

Rino tidak peduli dinginnya angin malam yang sangat menusuk.

Kakinya terus mengayuh dengan kecepatan tinggi.

Jalan malam ini sedang sepi.

Jadi Rino bisa mengebut.

Dia ingin cepat-cepat sampai ke tempat tujuannya.

Jiya sedang dalam masalah.

Rino harus tepat waktu.

Sebelum hal yang Rino tidak suka harus melukai Jiyanya.

Ketika Rino sampai di depan rumah Jiya, dilihatnya lampu dari balik jendela kamar Jiya masih menyala.

Rino mengetuknya tetapi belum ada jawaban.

Senisa (kumpulan cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang