Kemana janjimu?...
Kemana semua kata-kata manis mu?...
Mengapa kau membohongiku?, Apa aku salah meletakkan hatiku padamu?***
Fani kini sedang terduduk di bangku taman rumah sakit dengan tertunduk, karena Fani teringat dengan masa lalunya."Kenapa, kenapa lo lupain gue?" Lirih Fani
Butiran air pun kini lolos dari matanya dan membasahi pipi mulusnya.
Flashback on
Di sebuah taman ada dua orang anak kecil sedang berada di tepi danau.
"Fafan, yoyo mau ngomong," ucap seorang bocah lelaki.
"Ngomong apa Yo?" Tanya gadis tersebut.
Mereka adalah Dio Adiputra dan Steffanie Anastasya yang kini berumur 5 tahun. Mereka memang sudah bersahabat, sejak bayi mungkin.
"Yoyo bakal pergi," lirih Dio yang masih dapat di dengar oleh Fani
"Pergi, pergi kemana?" Tanya Fani
"Yoyo bakal pindah. Tapi yoyo janji ga bakalan lupain Fani," ucap Dio seraya melirik Fani.
"Hikss, hikss, tapi yoyo janji ya jangan pernah lupain Fani." Tangis Fanipun pecah.
"Jangan menangis Fafan, Yoyo ga suka," kata Dio seraya menghapus air mata Fani.
Fani tak sanggup menahan tangisnya dan memeluk Dio dengan sangat erat. Seperti tak akan melepaskannya.
"Fafan, Yoyo bakal kembali ko. Jangan pernah nangis lagi ya," ucap Dio sembari mengelus rambut Fani.
"Hikss, hikksss, iya Yoyo. Fafan ga bakal nangis," ucap Fani dan melepaskan pelukannya.
"Yoyo, Fafan mohon jangan pernah lupain Fafan yah," mohon Fani dengan menatap manik mata Dio.
"Ga akan Fan," kata Dio
Dio pun bangkit dari duduknya, dan berpamitan pada Fani.
"Fafan, Yoyo berangkat yah," ucap Dio kembali memeluk Fani.
"Hikss, hikksss, iya Yo," ucap Fani dengan terisak.
"Yoyo mohon jangan pernah nangis lagi Fafan, Yoyo tau Fafan kuat," mohon Dio
"Iya, Yoyo," jawab Fani.
Mereka berdua pun berpamitan.
"Ya udah, Yoyo berangkat. Assalamualaikum Fafan," pamit Dio dan melambaikan tangannya pada Fani.
Fani membalas lambaian tangan Dio, dan memperhatikan Dio yang kini mulai menjauh.
"Semoga aja, kamu ga lupain aku. Dan semoga aja kita kan di pertemukan kembali," batin Fani
Fani pun segera menghapus Air matanya, dan meninggalkan taman tersebut.
Walau pahit rasanya, namun Fani harus menerimanya.
*11 tahun kemudian*
Karena ada perpindahan pekerja, papah Fani terpaksa pindah ke Jakarta. Dan Fanipun terpaksa bersekolah di SMA Jakarta.
"Mah, Fan, tidak apa kan kalau kita pindah ke Jakarta?" Tanya Bagas Papah Fani
"Tidak apa Pah," jawab Aulia Dan Fani bebarengan.
"Ya sudah kemas baju kalian sekarang, kita akan berangkat besok," ucap Bagas.
Mereka semuapun mengemas perlengkapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Of A Spirit
Teen Fictiondi cerita ini aku mau bercerita tentang seorang cowo yang telah meninggal karena tertabrak mobil... tapi,dia mempunyai urusan yang belum selesai.Yang membuatnya tak tenang,tapi dia sangat frustasi karena tak seorang pun bisa membantu menyelesaikan...