berusaha melupakan

44 17 11
                                    

"Faniiiii!" Panggil seseorang dengan teriak.

Fani segera menghapus air matanya, karena Fani tak mau ada yang melihatnya menangis.

Fani menoleh ke belakang, dan melihat Dara tengah berlari dengan meneriakkan namanya.

"Fa-Fani, lo a-abis da-ari mana?" Tanya Dara dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Lo atur nafas dulu," saran Fani.

Dara mengatur nafasnya dahulu, dan setelah nafasnya teratur. Darapun duduk di samping Fani.

"Lo abis darimana sih, gue nyariin tau?" Tanya Dara dengan nada kesal.

"Duduk aja di sini," jawab Fani.

"Lo tuh yah, bikin gue khawatir," omel Dara.

"Ya maaf," balas Fani dengan tertunduk.

"Iya, tapi jangan lagi ya Fani," ucap Dara.

"Iya," balasnya.

"Ouh iya Fan, tadi ada Dio ke rumah sakit tapi ga tau mau ngejenguk siapa," jelas Dara

"Bomat, gue udah ga peduli Ama cowok kek dia." Fani bertekad akan melupakan Dio secepatnya.

"Fani, semoga Lo bisa melupakan Dio. Cowok kek dia ga pantas buat Lo cintain," batin Dara terseyum melihat Fani.

"Ya udah gue tau lo cewek strong, yok balik ke dalem," ajak Dara.

Fani tidak menjawab dan langsung bangkit dari duduknya.

Dara hanya menghembuskan nafasnya gusar, tapi ia selalu sabar menghadapi sahabatnya itu.

Fani tak menyadari bahwa sedari tadi Fael memperhatikannya dari kejauhan dengan tatapan sayu.

"Lo kenapa Fani?" Batin Fael bertanya-tanya.

____skip____

Fani dan juga Dara kini sudah ada di luar ruang pasien, karena Daniel sedang di periksa oleh dokter.

"Fan," panggil Dara.

"Apa," jawabnya.

"Maafin Daniel kalau dia bikin lo ga nyaman," ucap Dara.

"Daniel ga salah," balas Fani.

"Walau ga salah, tapi Daniel dah buat loh ga nyaman," jelas Dara dengan menatap mata Fani.

"Udah ga apa-apa," balas Fani.

Hening~~

Tiba-tiba dokter keluar dan menghampiri Fani dan Dara.

"Pasien, Sudah boleh pulang besok," ucap Dokter.

"Baik Dok," jawab Dara.

Dokter pun melenggang pergi dan mengatakan "Segerakan administrasinya."

Dara hanya mengut-mangut, dan masuk ke dalam ruang pasien.

"Niel, besok Lo udah boleh pulang," ucap Dara.

"Iya tau," balas Daniel.

Daniel pun menatap Fani, namun Fani mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Lo kenapa Fan?" Batin Daniel

"Ra, gue pamit mau pulang dulu yah," pamit Fani pada Dara.

"Ehh, tunggu. Bareng gue aja," ajak Dara.

"Ga usah, lagian lo harus selesaikan administrasi dulu kan," tolak Fani.

"Ouh iya, ya udah. Maaf yah," ucap Dara.

Love Of A SpiritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang