Jangan lupa tinggalkan jejak ya☺
Lisya pov on
"Sya itu sandal siapa yang kamu pakek? Kog kayak sandal cowok? " Tanya Ayu dengan terus memperhatikan sandal milik Akhi Fathi
"Hehehe tadi di pinjemin sama orang. " Balas ku dengan tersenyum lebar.
"Dit, tadi kamu sama Lisya gak lewat depan asrama putra kan? " Tanya Luthfi pada Dita dengan memasang wajah yang sangat serius.
"Enggak kog. Tadi kita lewat jalan yang biasa beneran deh. Gak tau tiba-tiba aja Lisya pakek sandal itu, entah darimana usulnya. " Balas Dita dengan raut wajah yang bingung.
Dan aku? Aku masih terus tersenyum lebar dan masih teringat kejadian tadi.
Akhirnya kamipun segera melanjutkan pekerjaan kami lagi.
"Jadi kita harus buat suatu ucapan selamat datang yang akan di tempel di depan kelas. Jadi kita akan membuat apa? " Tanya Luthfi dengan memasang wajah layaknya seorang pemimpin negara yang tengah serius dengan persoalan rakyatnya yang hampir semuanya adalah jomblo! :v
"Aku punya saran! Kalian tau novel negri 5 menara? Disitu kan ada cerita dimana kak alif sama teman-temannya lagi persiapan menyambut tamu penting di pesantrennya, nah disitu kak Alif sama temen-temen nya buat spanduk besar dengan ucapan selamat datang tapi dengan tulisan-tulisan dari bahasa asing. So gimana kalau kita coba buat kayak gitu? Aku tau pasti kelas lain juga akan buat yang sama tapi kita buat dengan berbeda! Kita buat dengan bahasa-bahasa asing atau pun bisa juga dengan bahasa daerah. " Ungkap ku dengan menggebu-gebu.
"Ah iya bisa di coba itu. Apalagi ustad Akbar sangat menyukai tentang ilmu bahasa. Bahkan yang ku dengar ustad Akbar mampu mengusai berbagai bahasa dari Inggris hingga Jepang! " Balas Citra.
"Tapi kita harus tentukan bahasa yang pas untuk beliau dan tidak ada yang memakai bahasa itu dalam ucapan selamat datang di kelas lain. " Sanggah Ayu.
"Ustad Akbar dari Mesir pasti kita harus tetap mencantumkan bahasa Arab. Tapi kita harus juga mencari bahasa lain yang beliau kuasai juga. " Ungkap Dita dengan serius.
"Aku pernah dengar jika ustad Akbar menyukai turki. Nah kenapa gak kita coba untuk pakai bahasa Turki? Gimana? " Ungkap Aisyah yang sejak tadi diam.
"Ambo setuju saja. Kalau begitu mari kita mulai buat spanduknya. Bismillah. " Ucap Luthfi dengan semangatnya.
Akhirnya kamipun segera memulai pembuatan spanduk kami.
Dengan perpaduan antara bahasa Arab dan bahasa Turki.
"Ayu aku mau keluar bentar ya. Mau ke kamar mandi. " Ucapku dan segera bergegas keluar dari kelas dan menuju titik paling belakang di sekolah ini.
Namun tiba-tiba dari kejauhan tampak ustad Imam yang berjalan ke arahku.
Kenapa harus ada dia disaat seperti ini. Semoga saja dia tidak menghambat llangkahku.
"Assalamu'alaikum ukhti. " Ucap ustad Imam saat tepat hampir bersebelahan denganku.
Saat ini jarak kami mungkin ada dalam 3 langkah.
"Waalaikumsalam ustad. " Balas ku dengan tertunduk.
"Kenapa ukhti disini? Bukankah seharusnya ukhti istirahat di asrama? " Tanya ustad Imam dengan nada yang sedikit keras.
"Saya sudah jauh lebih baik ustad. Saya hanya ingin membantu sedikit untuk persiapan kelas saya dalam penyambutan ustad Akbar. " Balas ku.
"Lebih baik ukhti istirahat saja. Saya membawa sedikit bingkisan untuk ukhti sebagai ucapan permintaan maaf saya kepada kamu. Saya tau saya sudah melakukan kesalahan dan saya harus meminta maaf kepada kamu. " Ucap ustad Imam dengan memberikan sebuah paper bag berwarna merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalam'ualaikum Ustad!
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA Menikah atau masuk pesantren? Jika kau harus memilih mana yang akan kau pilih? Menikah dengan laki laki yang tak kau kenal sebelumnya dan bahkan tak pernah kau jumpai namun kau sudah mendapat lamaran darinya? Namun kau...