4.Akhi Sandal

191 16 0
                                    

Assalamu'alaikum 😁
Akhirnya bisa up lagi cerita ini😌😌
Maafkan author ya semuanya😔😔

Lisya pov on

"Bukankah sudah saya jelaskan tadi Ustad....

Tiba tiba pandanganku mulai buram dan aku merasa akan jatuh.

" Ukhti..... Ukhti..... Ukhti Lisya.....

Sayup sayup terdengar suara Ustad Imam yang memanggilku namun pandanganku semakin buram dan akhirnya semuanya menjadi gelap.

*****

Ku mencoba perlahan membuka mataku.
Terlihat samar-samar gambaran wajah Ayu yang terlihat sangat cemas.


"Lisyaa........ Lisya....... " Panggil Ayu dengan mendekatkan wajahnya padaku.

"Ayu.... Kita dimana sekarang? " Tanyaku dengan melihat sekitar yang tampak asing. Aku tau ini bukan perpustakaan dan bukan juga asrama.

"Alhamdulilah ya Allah kamu dah sadar sekarang. Kita di ruang kesehatan pondok. Kamu tau udah hampir setengah jam kamu pingsan. Hampir saja tadi aku mau panggil ustadzah Maryam buat bawa kamu ke rumah sakit. " Jelas Ayu dengan nada cemas dan raut wajah yang begitu khawatir.

"Aku harus ke perpustakaan Ay, aku harus selesaikan hukuman ku. " Ucapku dengan berusaha bangkit dari posisi tidurku.

"Astaghfirullah Lisya! Kamu itu baru sadar dari pingsan dan sekarang kamu belum membaik malah mau lanjut ngurusin hukuman kamu. " Ucap Ayu dengan nada kesal.

"Tapi hukuman adalah hukuman Ay, itu sudah jadi tanggung jawabku. " Balas ku

"Ustad Imam sudah menarik hukumannya. Dan kamu harus istirahat sekarang. Dan satu lagi kamu harus makan sekarang karna ustadzah Maryam sudah berpesan sama aku buat ngasih perut kamu makanan. Dia tau kamu punya penyakit magg yang tidak bisa di anggap remeh. " Ungkap Ayu dengan nada kesalnya. Aku merasa saat ini sedang di marahi oleh mamahku.
Dan saat ini aku merasa sedikit tenang.
Yah tenang karna hukuman ku telah di cabut oleh ustad Imam.
Namun mengapa dia tidak disini? Apakah dia merasa menyesal karena telah membuatku pingsan??
Ah kurasa tidak mungkin dia menyesal.
Bagaimana mungkin seorang raja kerajaan api bisa menyesal hanya karna aku?

"Aku cuman sakit sedikit kog Ay nanti juga sembuh sendiri magg nya. Oh ya kog ustadzah Maryam tau kalau aku punya magg? " Tanyaku dengan melihat ke arahnya yang sekarang sedang sibuk menyiapkan makanan untukku.

"Ustadzah Maryam itu lulusan kedokteran. Makanya dia tau magg kamu itu kambuh. Ayo ini makan dulu. Oh ya tadi Dita sama Luthfi kesini juga nungguin kamu tapi sekarang mereka lagi sholat ashar terus habis kamu makan nanti kita sholat ashar disini aja ya? Kamu kuat kan buat berdiri.? " Tanya Ayu dengan menyerahkan piring yang berisi banyak sekali lauk pauk dan tentunya nasi.

"Aku masih kuat kog, maaf ya Ay udah nyusahin kamu sama yang lainnya. Ah ya kenapa ustadzah Maryam tidak bekerja di rumah sakit? " Tanya ku lagi yang masih penasaran dengan ustadzah Maryam.

"Hei kita kan teman satu perjuangan jadi harus saling membantu. Gak usah ngerasa kayak gitu. Ah soal ustadzah Maryam, dia itu lagi nunggu panggilan buat beasiswa s2 nya buat jurusan spesialis penyakit dalam gitu katanya. " Balas Ayu dengan menatap ke arahku.

"Waahh anjay keren euy. Hehehehe makasih ya Ayu. " Ucapku dengan tersenyum lebar.

"Oh ya lengan kamu tadi sudah di obati sama ustadzah Maryam katanya mungkin buat beberapa hari kamu tidak boleh mengangkat barang berat dulu. Karena kayaknya lengan kamu masih agak rawan. " Ungkap Ayu

Assalam'ualaikum Ustad!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang