Untuk kesekian kalinya Raden menghisap rokok yang sedari tadi ditangannya, lebih tepatnya diselipkan dikedua jarinya. Kini Raden sedang berada dibalkon kamarnya, menikmati dinginnya angin malam yang menerpa badannya yang terbalut kaos hitam polos. Ingatannya memutar dimana ia sedang bersama gadis polos itu. Rasanya tenang nyaman jika bersama gadis itu, Amanda. Tingkah polosnya yang membuat dirinya gemas sekaligus senang. Rasa kesal yang waktu itu rasakan lenyap tergantikan rasa suka.
"Apa gue suka sama tu cewek ya?" tanyanya pada diri sendiri
"Masa iya gue suka. Tapi, gue ngerasa nyaman deket dia." lanjutnya.
"Bodo lah, mending gue tidur daripada mikirin tu cewek."
Ucapnya, kemudian mematikan rokoknya lalu meletakkannya di asbak. Setelahnya Raden masuk ke kamar. Ia melepaskan kaos hitamnya hingga terlihatlah perut kotak-kotaknya. Lalu merebahkan badannya dikasur empuk yang tak lama kemudian dirinya masuk ke alam mimpi.
•••••
Kini Raden, Darrel, Aidan, Bayu dan Rian tengah berada dibasecamp sekolah, tempatnya membolos pastinya. Mereka tampak menikmati disetiap hisapan rokok yang sedari tadi menemani waktu bolosnya.
"Bay, kemarin gue ketemu cewek body nya mantep lah." ujar Darrel.
"Wah beneran tuh? Ketemu dimana?" tanya Bayu semangat.
"Ketemu dimimpi." jawab Darrel kemudian terbahak-bahak.
"Ngomongin cewek aja langsung nyaut njing--" ucap Rian selanjutnya ikut tertawa.
"Dasar otak ngeres lo Bay, iya gak Dan," ucap Raden menyikut lengan Aidan.
"Hm." Gumam Aidan.
Wajah Bayu terlihat masam.
"Kemarin lo kemana? Kita masih dikafe baru itu lo malah ngilang." tanya Bayu mengalihkan topik.
"Iya tuh, diculik miper ya." ujar Darrel kemudian membuang putung rokok yang sudah tinggal 2 cm.
"Nganterin Amanda dia," ucap Aidan yang sedari tadi diam, namun mendengarkan obrolan.
"WHAT! JADI LO NGANTERIN DEDE EMES." teriak Bayu.
"Heh, lo kira kita budeg apa pake teriak segala." ucap Darrel kesal.
"Teriak boleh, tapi jangan pake kuah segala njing." ucap Rian yang tengah mengelapi wajahnya menggunakan seragamnya.
Sedangkan Bayu diam cengengesan, "Maap bang." lalu cengengesan lagi.
"Kok lo bisa tau Dan, kalo Raden nganterin Amanda?" tanya Darrel pada Aidan.
"Kemarin gue lihat dia ngomong sama abangnya Manda, setelah itu Raden langsung narik keluar Amanda. Jadi gue simpulin kalo Raden disuruh abangnya buat nganterin Amanda." ucap Aidan menjelaskan.
"Den, lo suka ya sama Amanda?" tanya Darrel.
Raden menginjak rokok guna mematikan agar tidak sampai membakar sesuatu, "entahlan. Yang gue rasain, gue itu nyaman dideket tu cewek." jawab Raden. "Rasa kesel gue ke dia tiba-tiba hlang." sambungnya.
"Uwaw si bos bisa jatuh cinta juga," ujar Rian.
"Baru aja mau digebet, malah dah digebet duluan sama si bos." ujar Bayu sambil mengelus dada.
"Semangat, jangan sampe lolos. Lo harus bisa jadiin dia pacar," ucap Darrel. "Karena gue mau gebet temennya hehe." lanjutnya.
•••••
Kantin SMA Dharma terlihat ramai, hingga berdesak-desakan seperti pasar. Jam istirahat pertama memang ramai ketimbang jam istirahat kedua.
"Man, lo cari tempat aja biar gue yang mesenin ya." ujar Killa.
"Oke Killa."
"Lo mau pesen apa?" tanya Killa.
"Bakso urat sambel sama es teh." setelah mendengar jawaban Amanda, Killa bergegas memesan.
Amanda terlihat bingung mencari meja yang kosong untuk duduk. Sepertinya penuh semua, karena tidak terlihat satupun meja kosong dinetranya.
"Man, kok masih disini. Ga dapet tempatnya?" tanya Killa yang sudah balik sambil memegang nampan berisi makanan pesanannya dam Amanda.
"Penuh semua Kill, gimana dong?"
"Hai, Amanda. Kok malah bengong disini?" tanya Darren yang muncul tiba-tiba dihadapan keduanya.
Amanda berjengit kaget, "Ihh-- Manda kaget tau." sambil mengelus dadanya.
"Ini Manda sama Killa mau makan tapi gak ada tempat kosong." sambungnya.
"Mending gabung aja sama gue, dipojok sana. Masih muat kok buat dua orang." ujar Darren sambil menunjuk pojok kantin yang ada teman-temannya juga, termasuk Raden.
"Gak sudi deket sama lo," ucap Killa sinis.
"Daripada gak dapet tempat. Yang penting gue dah nawarin,"
"Killa, mending gabung aja daripada gak dapet tempat. Apalagi 15 menit lagi masuk," ucap Amanda pada Killa.
Killa memandang Darren yang senyum-senyum gajelas, "oke deh, gue terpaksa ya."
"Gue bantuin bawa nampannya sini," ucap Darren yang langsung mengambil nampan dari tangan Killa. "Lumayan, pdkt dulu." ucap Darren dalam hati.
Kemudian Darren melangkah kepojok kantin, tempat dimana teman-temannya berada. Yang dibelakangnya diikuti Amanda dan Killa.
Setelah sampai ditempatnya, Darren segera duduk yang tadi merupakan tempatnya sambil meletakan nampan. Terdapat dua bangku kosong yakni disamping Raden dan Rian. Killa langsung duduk disamping Rian. Amanda ragu-ragu duduk disamping Raden, selain canggung ia juga malu dengan kejadian semalam yang tiba-tiba memeluk Raden.
Tanpa aba-aba Raden menukar mangkoknya dengan mangkok Amanda yang belum tersentuh sama sekali. "Kenapa dituker?" ucap Amanda sekaligus bingung.
"Makan punya gue aja yang gak pedes. Makanan pedes gak baik buat perut lo."
"Ekhem ekhem, minum mana minum gue keselek batu." ucap Bayu menggoda.
"Gercep juga lo bro," ujar Darren.
"Kenapa Raden jadi baik banget sama Manda. Kesambet apa kemarin," batin Amanda.
"Cepetan makan!" perintah Raden kepada Amanda.
"Ehh-- iya" jawab Amanda.
Setelah itu semuanya fokus pada makanannya masing-masing. Kecuali Raden yang tengah memandang Amanda intens. Tak bosan memandang wajah polos itu. Pipinya menggembung yang membuat Raden gemas ingin mencubitnya.
•••••
Dibawah teriknya matahari, Amanda berada di gerbang sekolahnya menunggu Vano, abangnya yang mau menjemputnya. Killa sudah pulang duluan karena Amanda akan dijemput Vano. Tadinya mau menemani sampai Vano datang, namun Amanda menolaknya.
"Bang Vano lama banget sih. Tau gini Manda pesen gojek aja," ucapnya cemberut.
"Amanda!" panggil Raden yang tiba-tiba sudah berada didekatnya.
"Eh-- Raden. Kenapa?" tanya Amanda, entah kenapa ia sudah tidak terlalu takut dengan Raden.
"Kenapa belum pulang?"
"Masih nunggu Bang Vano. Kamu sendiri kenapa belum pulang?"
"Lagi nungguin bidadari."
Amanda bingung sekaligus tidak paham maksud jawaban Raden. "Emang ada bidadari ya? Mana?"
"Disamping gue ada bidadari dari surga." jawab Raden sambil tersenyum menggoda.
"Disamping Raden kan cuma Manda gak ada orang lain" batin Amanda.
Amanda tersadar yang dimaksud Raden adalah dirinya. Amanda langsung tersipu, pipinya memerah karena malu.
Raden tertawa melihat Amanda yang sedang tersipu. Kemudian Amanda memalingkan wajahnya.
"Jadi gini rasanya suka sama seseorang. Rasanya gak bisa gue deskripsikan," ucap Raden dalam hati.
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Amanda
Teen FictionDistya Amanda namanya, gadis polos yang mempunyai wajah cantik nan imut. Tingkahnya yang polos membuat orang-orang terdekatnya gemas sekaligus geram, karena sikapnya yang kelewat polos. Hingga suatu hari Amanda dipertemukan oleh Raden Ganendra. Cowo...