2.) pagi

21 7 3
                                    

Maaf klo hambar, baru awal belum konflik.








Saat ini Jeno sedang menjemput Rara di rumahnya. Jeno memasuki gerbang rumah Rara yang disambut oleh satpam penjaga rumah Rara.

"eh, ada mas Jeno, langsung masuk aja mas" kata satpam tersebut.

"njih, kula ajeng mlebet. Matur suwun pak" kata Jeno sopan. *iya, saya mau masuk. Terimakasih pak.

Saat memasuki pekarangan rumah Rara, Jeno melewati sebuah aula yang ada disamping jalan tersebut. Rumah Rara termasuk rumah tradisional tapi luas rumahnya tidak kira kira. Rumah itu memiliki aula, aula itu digunakan bila ada kegiatan kebudayaan yang sering diselenggarakan oleh ayah Rara. Disana juga ada taman bunga dengan kolam ikan ditengahnya. Itu saja baru sebagian dari fasilitas rumah Rara, rumahnya itu seperti museum, karena banyak benda benda pusaka.

Jeno memarkirkan motornya di tempat parkir yang sengaja disediakan apabila ada kegiatan tertentu.

Jeno memasuki rumah tersebut dan Jeno melihat ayah Rara sedang menyeruput kopi di teras rumah.

"assalamulaikum pak, saya mau menjemput Rara" kata Jeno sopan sambil menyalimi tangan ayahnya Rara

"tunggoni sek bocahe ijek mangan, kene linggih sek" kata ayah Rara ke Jeno. *tungguin dulu anaknya lagi makan, sini duduk dulu.

"njih pak"

"bapak, ada siapa sih?" kata Rara keluar rumah. Saat melihat siapa yang datang Rara langsung memegang tangan Jeno untuk diajak masuk kedalam rumah.

"ish, si bapak malah ngajak Jeno nongki di sini. Langsung masuk aja tadi Jen" kata Rara

"wong kamunya aja lagi maem ya bapak suruh Jeno tunggu sini dulu lah" kata ayah Rara

"hehe, njalok ngapuranipun bapakku" kata Rara sambil memeluk ayahnya dari samping

"hem" kata ayah Rara malas

Rara lalu membawa Jeno memasuki rumahnya.

"kamu udah makan?" tanya Rara ke Jeno

"sudah tadi sama nasi goreng" kata Jeno lalu duduk di kursi ruang tamu

"aku ambil tas dulu ya" kata Rara dibalas anggukkan oleh Jeno. Jeno kemudian membuka hpnya

Artavika.Zha

|Y

"ayuk jen" kata Rara. Jeno langsung berdiri dan berjalan ke pintu depan bersama Rara

"bapak kita kesekolah dulu ya, assalamulaikum" kata Rara diselingi jeno diakhir. Mereka lalu menyalimi tang ayah Rara

"ya, hati hati" kata ayah Rara dan dijawab jempolan tangan oleh Rara

...

Sesampainya disekolah Jeno memarkirkan motornya di parkiran murid. Jeno dan Rara berjalan. Beriringan kekelas Rara untuk mengatar Rara ke kelas, padahal Rara sudah bilang tidak usah mengantarnya sampai kelas karena kelas mereka beda arah tapi Jeno tetap keras kepala dan ingin mengatar Rara kekelas.

Mereka berdua selalu menjadi pusat perhatian penghuni sekolah karena mereka adalah pasangan terbaik yang tak pernah tertimpa masalah sedikitpun.

"makasih sudah anter aku sampai ke kelas, sana belajar yang rajin" kata Rara dan dibalas pelukan oleh Jeno

"ciee masih pagi aja udah mesra mesraan" sarkas Gisel teman sekelas Rara

"sok tau kamu" kata Rara sambil mengusir Gisel

"yaudah aku pergi dulu" kata jeno melepaskan pelukannya dan pergi meninggalkan rara.

Lalu jeno memutar balik arahnya dan pergi menuju rara lagi

"ini makan coklat biar kamu makin semangat" kata jeno sambil menyodorkan coklat batang ke rara


"thanks jen"

"semangat belajarnya mba pacar" kata jeno sambil mengacak rambut rara. Rara hanya bisa marasakan pipinya sangat panas karena kejadian tadi.

"idih masih pagi aja songong banget pake kecap kecup segala" sindir haechan

"serah gue lah gue punya pacar buat disayang, daripada lo, tembok lo pegang aja warnanya jadi butek gimana mau gandeng cewek" remeh jeno ke haechan.

"idih, liat ni fiona gue pegang aja cantiknya gak luntur" kata haechan sambil memegang tangan fiona. Fiona langsung nampakin wajah jijik

"GAUSAH PEGANG PEGANG MONYET, NTAR PACAR GUE LIAT" kat fiona ngegas ke haechan. Haechan lalu lari kedalam kelas disusul fiona yang mengejarnya.

"udah sana kamu ke kelas, dah" kata rara sambil melambaikan tanganya ke jeno

...

Pelajaran pertama berlangsung dengan baik sampai selesai. Jam kedua kelas rara adalah olahraga, untungnya jam olahraga mereka tidak terlalu siang jadi mereka bisa berdiri di tengah lapangan tanpa peduli sinar matahari yang menyengat kulit.

"na, sel ganti yuk" ajak rara kepada kedua sahabatnya gisel dan fiona.

Giselda Ashera adalah teman smp rara, sementara Fiona Adelia Aini adalah tetangga dari Gisel, makannya mereka bisa bersahabat.

"disini siapa yang namanya rara, dipanggil sama bu fafa suruh ke mejanya" kata kakak kelas yang melewati kelas Rara

"oh, aku kak" kata rara

"huft, kalian duluan aja gue mau ke ruang guru dulu" kata rara pasrah

"yaudah sana cepet pergi" kata fiona sambil membuat gestur tangan seperti mengusir

"jahat kamu mba" kata rara berlalu pergi.

Bimbang • Jeno [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang