Bimbang • Jeno [✓]

4.) jujur

Rara point of view

Sekarang sudah jam istirahat, pasti gisel sama fiona lagi nyariin gue. Gue gk bisa berdiri di hadepan mereka berdua dengan wajah bengkak kayak gini, pasti nanti mereka tanya tanya terus.

Untungnya jarang ada yang pergi ke rooftop gara gara tangga buat ke rooftop sudah karatan, bila terjadi hal yang gak di inginkan makanya rooftopnya ditutup, untung gue lincah jadi gampang buat naik tangga yang karatan itu dgn cepat.

"misi mba, kalo mau nangis jangan disini, gue kira mba kunti tadi" kata cowok yang tiba tiba berdiri dihadapan gue.

Mood gue lagi jelek gue gak tau mau apa aja yang cowok ini lakuin didepan gue, gue cuman bisanya cuma nangis lagi aja

"eh, jangan nangis njir, ntar gue dikira ngapain lo lagi" kata cowok itu sambil mijetin pelipisnya

"lo diem aja kalo gak tau apa apa" kata gue sarkas ke cowok itu

"serah lo deh, gue mau turun dulu" kata cowok itu sambil pergi dari hadapan gue

Akhirnya gue sendirian lagi disini, gue mulai mikir apa gue seharusnya dengerin jeno ngomong dulu ya, harusnya gue juga jangan asal pergi aja tanpa denger penjelasannya.

Rara point of view end.

Sekarang Jeno dan teman temannya sedang mencari keberadaan rara. Tadi, teman teman rara bilang pada jeno bahwa rara hilang, makannya sekarang mereka lagi berpencar mencari keberadaan rara.

"na, gimana nih kalo rara hilang" tanya gisel gelisah ke fiona

"gila, gak mungkin kan dia bolos keluar sekolahan" pikir fiona mulai ngelantur

"heh, ciwi ciwi jangan panik sini gue peluk aja kalian, lumayan ngeharem hehe" kata haechan sambil ngerentangin tangannya di depan gisel dan fiona

"ngeharem ndasmui, mikir su rara ilang" kata renjun dengan aksen jawa

"iri bilang bos" sebal haechan

"kalian sudah nemuin rara belum?" kata jeno saat dihadapan 4 orang tersebut

"belum....," lirih gisel

"eh, ITU RARA SU!" kata haechan ngegas sambil nunjuk kebelakang jeno. Dan benar saja, ada rara disana dengan keadaan berantakan. Jeno auto lari ke rara dan meluk dia

"maafin aku ra, aku bukan pacar yang baik. Kasih aku waktu buat ngejelasin semuanya" kata jeno saat memeluk rara

"i, iya"

...

Mereka memilih duduk dikatin untuk mendengarkan jeno

Jeno akhirnya menjelaskan siapa Vika pada rara dan didengar oleh teman temannya juga

"jadi gitu ra" kata jeno sambil menunduk

"maaf" kata rara sambil mengusap kepala jeno

"maaf kalo aku gak dengerin penjelasan kamu dulu dan main ngilang aja" sesal rara

"gapapa kok, aku bersyukur kamu mau dengerin cerita aku, aku takutnya kamu udah gak mau lagi sama aku"

"najis, bentuknya jeno kyk habis kepergok nonton h3nt41 njir!" seru haechan sampai menjadi pusat perhatian orang yang adaa di kantin

Tapi di diamkan oleh temanya dengan alasan 'malu gue temenan sama lo'

"eh, ra lo udah ke bu fafa belum tadi dia ke kelas nyariin lo" - fiona

"eh, gue lupa. Yaudah gue kesana dulu"

"mau aku temenin gak" tanya jeno ke rara

"gausah kamu makan aja dulu" kata rara sembari tersenyum

"bener?"

"iya sayang" boom. Pipi jeno merah padam mendengar kata kata dari mulut rara

"cie baper" kompor haechan

"wah ada apa ini, loh jen wajah lo merah, najis banget parah" kata jaemin yang baru datang ke tkp

"telat su" - hc

...

Saat ini rara sedang berada di ruang guru menemui bu fafa

"ada apa ya bu" tanya rara sopan

"kamu mau ikut lomba kebudayaan daerah gak" tanya bu fafa ke rara

"lomba apa bu"

"lomba membuat wayang kulit, kan ayah kamu salah satu orang yang masih melestarikan kebudayaan jawa, jadi ibu minta tolong kamu bisa kan"
"

buatnya di rumah atau di tempat lomba?"

"di tempat lomba,, nanti kamu latihan buat sendiri dulu gpp"

"saya diskusikan dulu bersama orang tua boleh kan bu"

"ya gapapa, saya tunggu kabarnya besok ya"

"baik bu"

...

"gimana ra" tanya gisel yang sedang memakan mie ayam

"gue disuruh ikut lomba"

"lomba apa" - jaemin

"kebudayaan daerah"

"lo setuju" - gisel

"nanti gue mau tanya bapak aja"

"nih makan, kamu tadi belum makan kan" kata jeno sambil memberi rara semangkuk mie ayam

"oh iya, makasih"