H-8

108 20 8
                                    

Selamat membaca...

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


》》♡《《

"Malem Dokter Namjoon~" suara lengking milik seorang laki-laki menyapa keheningan ruangan Namjoon. Kakinya melangkah riang memasuki ruangan sepi itu dengan setelan jas dokter yang melekat ditubuhnya.

Namjoon hanya menggelengkan kepala tanpa melihat. Data-data pasien yang berada di depannya jauh lebih menarik.

Kaki laki-laki tadi berhenti tepat didepan meja kerja Namjoon. Menatap jengah orang yang berada di depannnya, apa dia tidak ingin pulang?

Bokongnya ia dudukkan di kursi yang ada didepan meja Namjoon. Niat nya kesini ingin mengajak Namjoon pulang karena kebetulan mereka searah dan ingin menghemat uang katanya. Mobilnya ada ditempat perbaikan karena tiga hari yang lalu ia tidak sengaja menabrak tiang besi yang ada di dekat rumahnya. Alhasil, bagian depan mobil itu penyok dan bulan ini belum di servis jadi sekalian saja pikirnya.

"Kerja mulu, nggak bosen apa? Cari pacar gih, masa pacaran sama pasien mulu."

"Ngaca, Park Jimin."

Pria yang disebut namanya hanya terkekeh. Jimin juga sama seperti Namjoon, tapi dia masih ingat pulang.

"Meskipun nggak ada istri, tapi ada mama yang nunggu gue pulang." begitu katanya tempo hari lalu saat Namjoon mengajaknya lembur.

"Tadi kayaknya gue lihat pasien kesayangan lo dateng."

Namjoon mengangguk, "Iya, dia dateng tadi tanpa pemaksaan."

Kata terakhir yang Namjoon ucapkan sontak membuat Jimin terkekeh geli. Ia sangat ingat bagaimana Namjoon curhat kalau pasien nya yang satu itu susah untuk diajak kerja sama. Padahal untuk kesembuhannya. Jimin jadi penasaran dengan pasien Namjoon yang satu itu.

"Bye the way, gue penasaran sama pasien lo itu. Kelihatannya cantik, kenalin ke gue ya kapan-kapan." Jimin mengerlingkan matanya membuat Namjoon memasang muka julid.

"Sadar pak dokter, lo udah kepala 2."

Jimin mendengus kesal, "Iya tau gue."

"Tapi, minggu depan gue mau ke luar kota. Lo bisa ambil tanggung jawab buat Haera nggak?"

"Haera?" Jimin mengerutkan dahinya mendengar nama yang disebutkan Namjoon, nama itu sepertinya tidak asing?

"Iya, pasien gue itu lhoo."

Jimin mengangguk, ia paham. Tapi nama itu mengganjal dipikirannya, sepertinya ia kenal dengan yang namanya Haera. Tapi siapa? Dan dimana?

Haera | BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang