2. Berangkat Bareng

42 8 9
                                    

Brakk...

Suara cukup keras membuat perempuan paruh baya yang sedang rapih-rapih, terkejut dan menghampiri sumber suara.

Ternyata di depan tv ruang tamu, seorang perempuan cantik berseragam jatuh tersungkur di lantai dengan baju yang belum terpasang rapih, kaus kaki yang masih di pake sebelah saja dan dasi yang masih digantung di leher.

Ya, itu arin.

"Ya ampun eneng, kenapa gedubrak gedubruk cium lantai begitu. Ayu bangun ah." Kata ibu paruh baya itu melihat posisi arin sambil jongkok memegang lengan arin.

Arin masih meringis kesakitan dan bersuara menangis tanpa air mata, mengusap dengkulnya yang terasa sakit.

Dia berlari turun dari kamarnya terburu-buru karena baru ingat bahwa seseorang akan menjemputnya. Tapi dia bahkan belum rapih dan belum sarapan.

Karena terburu-buru dan tidak fokus, saat arin berlari, dia terselengkat kakinya sendiri dan berujung jatuh nyungsep di lantai.

"Huhuhuhu mbok sur, sakit kaki arin." Rengeknya ke arah ibu paruh baya tadi yang merupakan mbok surti, mbok nya sejak arin masih kecil.

Mbok surti menggeleng kecil melihat kelakuan anak majikannya. Lalu menarik pelan tangan arin untuk membantunya berdiri. Bergerak menunduk melihat kaki arin.

"Untung ga berdarah. Si eneng atuh makanya jangan lari-lari gedebak gedebuk kaya di kejar ular korban. Eh korban, kobra teh maksudnya." Kata nya sambil mengusap-ngusap dengkul arin.

"Udah ayo sarapan dulu. Ntar mbok kasih salep dengkulnya." Ajak mbok surti menuntun arin ke arah meja makan.

Mbok surti memberi semangkuk cornflakes dan susu vanilla ke hadapan arin. Arin pun menuangkan susu ke mangkuk, lalu mengambil sendok dan mulai memakannya.

Arin tidak pernah sarapan dengan nasi atau makanan yang berat. Setiap kali arin sarapan dengan makan berat, perutnya akan terasa mules dan membuatnya selalu bolak balik kamar mandi.

Sementara arin melahap sarapannya, mbok surti mengambil salep di kotak p3k untuk di oleskan ke dengkul arin.

"Sini adep sini dulu." Suruh mbok surti ke arin. "Jalan tuh ati-ati neng, yang kalem atuh." Kata nya sambil mengoleskan salep ke dengkul arin.

"Iya mbok cuayang." Balas arin yang masih menguyah sarapannya.



















Arin sudah dengan seragam yang rapih, sepatu yang terpasang, dan jaket yang dipakainya. Dia masih duduk santai di sofa bermain hp menunggu 'orang itu' menjemputnya.

"Eneng berangkat sama siapa?"

"Dijemput temen mbok."

"Temennya belum dateng? Tadi aja buru-buru."

"Hehehe iya nih mbok gatau." Balas arin yang juga kebingungan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 6.15 pagi.

Hingga notifikasi pesan masuk di hp arin.

New massage :
Arin
Udah di depan nih

"MBOKKK ARIN BERANGKAT YAAA." Teriak arin karena mbok surti ada di dapur.

Mendengar itu mbok surti berjalan menghampiri arin yang memakai tas nya.

"Iya eneng. Hati-hati yaa." Kata mbok surti tersenyum.

"Iya mbok. Berangkat ya mbok." Ucap arin menyalim tangan mbok. "Dahh mbokk."

Mbok surti membalas lambaian tangan arin dengan senyum lebar. Melihat perempuan itu berlari ceria ke arah gerbang.

BK's SpecialisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang