7. Ice Cream Vanilla

13 0 0
                                    

Masalah laura sudah terselesaikan. Kini pihak sekolah hanya akan memutuskan apa yang harus dilakukan. Bagaimanapun laura sudah sangat melanggar peraturan sekolah. Tapi ini bukan murni kesalahannya. Dan laura juga tidak mungkin di keluarkan karena dia siswi tingkat akhir.

Akhirnya sekolah memutuskan untuk laura mendapatkan cuti sekolah hingga dia melahirkan. Dengan kosekuensi dia tidak akan lulus tahun ini. Melainkan dia mengulang kelas 12 lagi dan akan lulus tahun depan bersama angkatan arin.

Laura menyetujui hal itu, dia juga berterima kasih karena telah di berikan keringanan. Laura sangat bersyukur bahwa dia tidak di keluarkan atau putus sekolah. Dia tidak peduli mau lulus tahun depan, yang penting dia bisa menyelesaikan sekolahnya dan mendapat gelar sma.

"ARIN!" Panggil salah satu murid 11 mipa2 melihat arin berjalan memasuki kelas.

"Ini dia oknum yang hilang bagai tertelan bumi." Kata obed melihat arin. Arin hanya cengengesan menanggapi obed, lalu duduk di kursinya samping vandi.

"Kemana aja lu?" Tanya vandi to the point.

"Ada urusan negara gue." Jawab arin.

"Halah cuih." Respon vandi membuat arin tertawa merasa lucu.

Tiwi memandangi arin lalu memegang lengan arin, "Kok lo kurusan si?!" Tanya tiwi membuat arin melihat badannya.

"Engga ah, biasa aja." Jawab arin.

"Iya rin kurusan." Kata obed dibalas anggukan juga oleh vandi. Namun arin hanya menaikkan alis merasa teman-temannya ini aneh.

Kringg...

Bel istirahat berbunyi membuat murid-murid bersorak senang. Tak terkecuali arin.

Kali ini, arin membawa bekal karena melihat dari grup chat nya yang berisi ke3 temannya ini, mereka janjian bawa bekel supaya makan di kelas.

Mereka makan dengan tenang sambil bercerita tentang hal-hal random. Mereka juga melempar lawakan-lawakan yang membuat mereka tertawa.

"Ahh, kenyang gue." Kata obed memegang perutnya sehabis minum air putih.

"Oiya, masa jabatannya ka kiano habis kan ya bentar lagi?" Tanya tiwi tiba-tiba.

"Ehh iya juga ya. Kayaknya si." Jawab vandi juga sambil mengingat.

"Kayanya abis camping dah. Biasanya kan tugas terakhir tuh camping kelas 10 kan." Saut obed mendudukkan diri.

"Kayanya. Yahh sedih, padahal kan kak kiano tuh bagus banget ya kinerja nya." Kata tiwi mengingat semua yang dikerjakan kiano.

"Iyaa, seneng gua jadi ada club badminton sekarang." Ucap vandi mengingat club yang di adakan oleh kiano.

"Iya, walaupun galak si." Kata tiwi jujur mengingat waktu mpls yang dia kena marah sama kiano.

"Sama lu, tapi ga berlaku buat arin galaknya mah." Kata obed membuat arin menoleh.

"Iya lah, arin kan kesayangan ka kiano." Ucap vandi menambahkan.

"Kalo kata ka puro, arin tuh dede emesh nya kiano hahah." Saut tiwi sambil tertawa.

Sementara arin hanya tersenyum miris mendengar semua hal itu, dia menunduk kepala. Tiba-tiba dia terngiang perkataan kiano waktu itu. Membuat arin kembali ingin menangis.

"Kata gue ka kiano ga mungkin si marah sama arin." Kata vandi yakin.

"Gue juga mikir gituuu." Saut tiwi dan anggukan oleh obed.

"Ya ga rin?" Tanya vandi kearah arin. Tapi arin hanya diam tertunduk tak menjawab.

Obed dan tiwi saling menengok seolah bertanya 'arin kenapa?'

BK's SpecialisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang