Is it true?

89 12 0
                                    

Seong-woo menatap dalam mata gue yang sedari tadi melamun. Kemudian dia menangkup wajah gue dengan kedua tangannya.

"Hey..kamu melamun apa sayang.." Seong-woo

"Eum...enggak kok..cuma lagi mikirin kamu aja.." gue nyengir doang.

"Eiy..aku didepan kamu, kenapa masih mikirin aku? Kalo jauh baru bisa mikirin aku.." Seongwoo.

"Hehehe.." gue meringis aja

"Kamu laper gak??" Seong-woo

"Eumm..aku laper.."

"Kalo gitu mau makan diluar enggak?" Seong-woo.

"Kamu masakin buat aku aja, aku mau makan spageti resep kamu..hehe boleh yaa.."

"Iya iya, apasih yang enggak buat kamu emm.." Seong-woo.

Hehe..gue sengaja mau makan masakannya dia soalnya dia tuh jago banget kalo masak. Dan makanan favorit gue tuh spageti, apalagi kalo dia yang masak wuihh dijamin mantul bosqyuuu.

Gue cuma liat aja si, soalnya gue juga gak terlalu bisa masak. Paling cuma bantuin buat motong bawang, atau rebus pasta nya.

Dia itu perhatian banget, pelindung gue lah selama gue ada disini. Dan disini posisi gue tuh jadi pacarnya, beruntung gue ada dia disini.

"Kok melamun lagi si, kenapa??" Seongwoo.

Iya si dari tadi gue banyak melamun aja, kenapa coba.

"Enggak kok, lagi merhatiin kamu aja kok pinter si masaknya.."

"Iya lah, cheff Seong-woo gitu loh.."

"Ihh..baru dipuji dikit aja udah ke PD an aja..gak jadi muji lah.."

"Serius gak mau muji lagi, ya udah gak jadi di masakin aja.." Seong-woo.

"Ih iya enggak kok, masakan kamu paling enakkk sedunia se bumi, seangkasa, sejagat raya.." gue sambil bentangin tangan gue lebar-lebar.

"Terus..seberapa besar cinta kamu ke aku.." Seong-woo.

Eh' kenapa dia tiba tiba nanya gitu, ya gue sayang sama dia.

"Tak terhingga.." jawab gue, tapi anehnya gue kayak kurang sepenuh hati ngomongnya.

Kalo ditanya gue sayang, iya gue sayang sama dia. Dia selalu ada buat gue, selalu jagain gue, dan gak pernah nyakitin gue, dan gue gak mau kehilangan dia, itu tandanya gue sayang kan sama dia.

"Iya deh.." Seong-woo cuma tersenyum menatap gue, dan dia ngusap kepala gue.

Dan kita lanjutin masaknya, gak lama setelah itu makanannya udah jadi..

"Ya udah yuk makan.." Seong-woo.

Gue nyiapin piring dan menata meja makan. Dan dia menuang makanannya dibagi rata jadi 2 piring.

"Silahkan Tuan Putri.." Seong-woo.

"Hehe..iyaa.. Ayok makan.."

Gue makan lahap banget, kek belum makan berapa hari gitu. Kalo dia yang masak gue pasti makannya lahap bener, soalnya enak banget.

"Pelan-pelan sayang.." Seong-woo mengelap lembut bibir gue yang belepotan karena saus. Yak ampun segitunya ya gue makannya.

"Hehehe..abuiss uenakkk" gue ngomong dengan mulut penuh makanan.

"Kamu ini, kalo lagi makan gini lucu tau.." Seong-woo dia nyubit pipi gue.

"Tambah sayang.." sambungnya.

Gue cuma nyengir aja, dan lanjutin makan. Iya gue tuh sekarang kalo makan gak kira kira, gampang laper juga gue anaknya.

Setelah selesai makan, Seong-woo pamit pulang. Dan gue anter dia kedepan apart gue.

"Aku pulang dulu ya, kamu hati hati..terus bobok ya, besok kita harus jadi partner bisnis..eumm" Seong-woo ngusap kepala gue dan nyium kening gue. Sebelum dia pergi, dia meluk gue erat.

"Aku duluan, bye sayang.." kali ini dia ngecup bibir gue sekilas.

"Eumm..hati hati..." gue cuma senyum dan dadah ke dia.

Gue nutup pintu dan menuju kamar gue.

Gue liat kearah jendela, pemandangan jalanan di kota New York

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue liat kearah jendela, pemandangan jalanan di kota New York.

Kenapa gue merasa kesepian ya...

Gue pegang kalung gue, yang isinya foto Ayah dan Bunda..dan juga... Gelang inisial M.

"Apa lo baik-baik aja disana? Apa lo udah maafin gue?" ...
.
.
TBC

The Truth [ C O M P L E T E D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang