#5 [ Mystery Monic ]

16 8 11
                                    

”Monic!” panggil Cheryl lantang di lorong sekolah SMA Juventus yang sudah sepi. Hanya ada beberapa siswa/siswi yang berlalu lalang untuk pulang.

Monic hanya menghentikan langkahnya tanpa mau menoleh.

”Lo kenapa ngindarin gue dan temen-temen yang lainnya?” tanya Cheryl.

Monic tidak bergeming dari posisinya.

Cheryl melangkah maju mendekati Monic, lalu membalikan tubuh Monic kehadapannya.

”Nic, jangan diem aja. Udah sebulan lebih lo terus ngindarin gue dan yang lainnya. Sebenarnya ada apa sih? Apa yang buat lo begini? Apa lo tersinggung sama ucapan gue? Atau siapa?”

Monic hanya diam dan menatap dalam Cheryl.

”Lo kenapa Nic?! Stop buat berperilaku kayak gini. Gue kangen Monic yang dulu. Monic yang sekarang tu kayak orang asing. Gue gak kenal.” ujar Cheryl frustasi.

Monic meneteskan air matanya.

Cheryl yang tidak pernah melihat sahabatnya ini menangis, lalu langsung memeluk Monic. Monic tidak membalas pelukan Cheryl, Monic tetap menangis. Bagi Monic pelukan Cheryl adalah yang terhangat.

”Cerita,” ucap Cheryl lembut dengan posisi masih memeluk Monic.

Cheryl melepas pelukannya dan menatap intens Monic. ”Cerita Nic,” ucap Cheryl lembut.

Monic menyeka air matanya, lalu beranjak pergi meninggalkan Cheryl ditempat tanpa mau berbicara sepatah kata pun. Cheryl hanya melihat bingung bercampur sedih dengan sikap Monic yang seperti ini.

Sebenarnya ada apa sih, kenapa juga lo ga mau cerita sama gue.’ Batin Cheryl.

🐬

”Monic daripada lo kasarin mulu bro mending buat gua aja.”

Cowo itu hanya memperlihatkan senyum smirknya. Tidak lama ponselnya berdering, ia langsung mengangkat telponnya.

”....”

”Di basecamp.

”....”

”Ga bisa aku sibuk.”

”...”

”Kamu tu yang kenapa, malah jadi maksa banget. Aku ga bisa sibuk.”

tut tut tut

”Cih.. dasar cewe gak tau diuntung,” gumam cowo itu.

”Udahlah bro, lo aja nyia-nyiain dia mulu. Buat gua aja ya,” ujar salah seorang teman cowo itu.

Cowo itu hanya mendelik tanpa ingin membalas perkataan teman-temannya.

”Cabut!” ucap cowo itu langsung mengambil jaketnya yang berada di atas kursi lalu keluar dari basecampnya. Teman-temannya pun mengikuti.

🐬

Di kamar, Monic menangis sejadi-jadinya menumpahkan banyak air mata karena ia tidak bisa mengungkapkan lewat mulutnya.

Monic ingin sekali rasanya bercerita kepada Cheryl, karena hanya Cheryl lah yang dapat memahaminya. Namun untuk saat ini Monic masih belum bisa bercerita.

”Chey, maafin gue,” ucap Monic frustasi.

Monic memegangi kepalanya lalu mengacak-acak rambutnya.

ceklek..

”Kenapa lagi si nangis?” jengkel cowo itu menatap jengah Monic.

Cowo berbalut jaket hitam, berahang keras, kulit putih bercampur kuning langsat, dengan tatapan tajam yang menusuk.

”Udahlah gausah lebay,” ujar cowo itu.

Monic menatap tajam cowo itu. Tatapan benci dan menyesal karena telah mengenal cowo itu.

Penyesalan datang belakangan. Kamu gak boleh punya rencana buruk itu?” ucap Monic yang sudah tidak tau lagi harus berbicara seperti apa kepada cowo itu.

Cowo itu hanya tersenyum smirk.

”Jangan Cheryl. Aku mohon,” ucap Monic dengan tangan memohon.

Cowo itu mengangkat dagu Monic dan menatap intens Monic, lalu setelah itu mengecup bibir Monic sebentar. Monic kaget dan diam tidak berkutik. Cowo itu melepaskan kecupannya dan berbisik. ”Tenang aja, kamu gak usah khawatir. Tugas kamu, cukup tutup mulut. Kalo sampe semuanya bocor, kamu liat sendiri akibatnya.”

Cowo itu menghempaskan dagu Monic dengan kasar, lalu beranjak pergi keluar kamar. Monic menangis, dia tidak tau apa yang harus dia lakukan untuk menyelamatkan Cheryl.

🐬

ting tong..

Tak ada sahutan apapun.

ting tong..

ceklek...

”Ngapain lo malem-malem kesini?” ketus Monic.

”Chey mau ngomong sama Monic, boleh?” ucap Cheryl hati-hati.

”Gua gak ada waktu,” kata Monic yang hendak ingin menutup pintu.

Tapi tiba-tiba pintu itu tidak bisa tertutup, saat Monic lihat kebawah ternyata ada satu kaki yang menyanggah pintu rumah Monic. Lantas Monic membuka kembali dan melihat intens si empunya kaki tersebut.

”Bisa dengerin cewe gua ngomong dulu? Dia rela-relain batalin janji nonton sama gua cuma demi ketemu lo. Tolong hargain,” ucap Sam penuh penekanan disetiap katanya.

”Duduk,” ucap Monic mempersilahkan duduk Sam dan Cheryl di kursi luar rumahnya.

Sam dan Cheryl mengikuti perintah Monic. Mata Monic terus tertuju kepada Cheryl. ”Mau ngomong apa? Cepet ya, gue gak ada waktu.”

”Heh, belagu..” celetuk Sam dengan senyum smirknya.

Monic hanya mendelik, dia tidak ingin meladeni Sam.

”Jadi..”

To Be Continued...


~Sebenarnya Monic kenapa sih?

🐨
Hallo gais, jadi Mami mau ingetin buat kalian untuk vote dan coment setiap 1 episod cerita Mamii.

Kasian dong sama Mamii, Mamii mikir kadang sampe tengah malam😔.

Bahkan hari ini sampe tidur pagi, padahal besoknya Mamii mau ada acara Malem Puncak Barak Jaya.

Ayo dong, kasih bintangnya buat Mamii ya😂😁.

Btw, maaf ya kalo 1 episod ini Mamii hanya terfokus soal Monic. Mamii sengaja😁.

See U Next Part😚

Terimakasih✨



CHEY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang