"Kita sudahi materi kali ini, jangan lupa berangkat pagi dan sampai jumpa kembali besok." Jean menutup pembelajaran hari ini.
Well, setelah beberapa tahun berlalu dan ia resmi meninggalkan masa remaja, Jean memutuskan untuk menjadi guru di sekolah penyandang disabilitas. Lebih tepatnya, tempat berkumpulnya para lansia disabilitas yang belum bisa membaca ataupun menulis.
Alih-alih menjadi penerus perusahaan sang mama, Jean memutuskan untuk menjadi orang sederhana dengan gaji yang tak seberapa. Menurutnya, menjadi guru penyandang disabilitas jauh lebih menyenangkan daripada pegawai kantoran yang melelahkan. Untuk Sunghoon dan Naya, keduanya sudah pergi meninggalkan Seoul—— diamankan oleh orang tua masing-masing sebab kasus Jeje kembali di gelar lagi dan mereka menjadi tersangka utama. Ya, Jean merasa lega. Akhirnya ia berani speak up tentang kebenaran yang ia pendam selama ini. Meski harus bermusuhan dengan mamanya karena hal itu.
Tok ... Tok ...
Terdengar suara ketukan pintu yang membuat Jean menoleh cepat ke sumber suara.
"Pak, Jay? Ada apa?" tanya Jean saat seorang laki-laki datang menghampirinya.
"Ini, saya beli kopi untuk ibu." Jay memberikan segelas es kopi yang baru saja ia beli melalui delivery untuk guru lainnya juga.
"Makasih, Pak." Jay menggeleng tak masalah. Justru ia senang, pemberiannya selalu diterima dengan baik.
"Oh ya, pulang nanti ibu dengan siapa?" Jean menatap Jay sejenak.
"Sendiri, soalnya ada urusan. Ada apa ya, Pak?" dengan cepat Jay menggeleng, gagal sudah rencananya untuk mengantarkan pulang Jean. Ya sudah, apa boleh buat? Ia juga tak bisa memaksakan Jean ingin pulang dengan siapa. Mungkin lain waktu mereka bisa pulang bersama.
"Yaudah, saya izin pulang duluan ya ..." Jean mengangguk, dia pun segera merapikan Barang-barangnya untuk bergegas pergi. Rencananya dia ingin ke panti asuhan, sudah lama semenjak ia memutuskan untuk pergi meninggalkan panti asuhan, Jean jarang sekali berkunjung sebab terus di sibukkan dengan jadwal mengajar yang bisa di bilang full day.
Sebenarnya Jean sudah memesan ojek online sebelumnya, jadi ia tinggal menunggu kedatangannya saja.
Sembari menunggu, seperti biasa. Jean biasanya akan melihat video-video yang muncul di explore youtube nya. Sekedar menghilangkan rasa bosan sembari menunggu.
Selang beberapa menit kemudian, seseorang yang tidak Jean sadari kedatangannya tiba-tiba merampas ponsel miliknya lalu berlari dengan kencang meninggalkan kawasan sekolah.
"Heh! Maling!!!" Jean teriak histeris, dia dengan cepat ikut berlari mengejar maling tersebut.
"Maling kurang ajar, kembaliin HP gue!" masih terus berlari, rasanya dada Jean benar-benar pengap, kakinya pegal sebab dia berlari menggunakan sepatu pantopel.
"Awas lo, sampe ketangkep gue lapor polisi, biar mampus!!!" perempuan itu memekik keras, dia terus berlari tanpa memperhatikan jalanan sekelilingnya.
Sampai-sampai saat sibuk mengejar si maling Jean tak menyadari jika dia menabrak sebuah batu bata yang tergeletak di jalanan begitu saja.
Buk!
"Aw!" Jean meringis, dengkulnya luka sebab dia memakai rok selutut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Junior [TAKI]✓
Teen FictionIni mengenai seorang anak disabilitas bernama Taki yang terus-menerus jadi korban bully. "Lahir ke dunia itu bukan penyesalan, udah takdir lo. Tergantung lo jalaninnya, hidup itu terus berjalan ke depan dan bumi berputar. Jadi gak akan selamanya lo...