3

645 78 0
                                    

Baru hari pertama merantau ke Jakarta, Wendy telah mendapatkan seorang kekasih. Kemarin, ketika Saga berkata bahwa dia adalah miliknya, Wendy hanya bisa terdiam.

"Milikmu? Maksudnya.. Kita pacaran gitu?" Tanya pelan Wendy.

"Hmm.." Jawab Saga yang masih memandangnya.

"Kalo gue gak mau?" Tanya Wendy yang dibalas tatapan sinis Saga.

"Saya bukan orang yang bisa kamu tolak Wendy..." Ucap Saga membuat Wendy terdiam. Tetapi Wendy bisa melihat, sorotan mata itu, bukanlah mata orang biasa.

Memangnya dia ini siapa?

✨✨✨

Pagi ini Wendy bersiap menuju kampusnya. Saga bilang bahwa mulai hari ini mereka harus berangkat dan pulang kuliah bersama. Semalam Wendy menelfon Citra untuk menanyakan tentang seorang Saga Dirgantara. Citra yang tumbuh besar di Jakarta berkata bahwa Archer bukanlah sebuah nama kumpulan pemuda biasa. Archer merupakan sebuah organisasi gangster terkemuka yang menguasai kota Jakarta. Mereka terdiri dari ratusan bahkan ribuan pengikut setia. Citra bisa menunjukannya.

"Kalo lo gak percaya, coba hari ini pake baju ngasal, gausah pake atribut ospek. Gue yakin seratus persen, lo bakal aman apalagi berangkat sama Saga," Ucap Citra.

Wendy tidak tau harus mengikuti omongan Citra atau tidak. Ini masih mengejutkan baginya. Awalnya Wendy diam saja dengan omongan Saga karena saat itu mereka hanya berdua di sebuah ruangan yang diluarnya banyak teman-teman Saga. Jadi untuk mencari aman, Wendy memilih untuk diam ketika Saga menyebutnya sebagai kekasihnya.

Baru hari ini Wendy ingin mengatakan kepada Saga bahwa dia tidak menyukainya. Namun ketika mendengar cerita Citra, Wendy merasa takut untuk menolak Saga. Apalagi kabar bahwa dia adalah anak dari pemilik kampus tempatnya kuliah.

Akhirnya Wendy memutuskan untuk membuktikan omongan Citra, seberapa pengaruhnya sih seorang Saga?

Wendy mengenakan dress berwarna hijau selutut dan jaket jeans, rambutnya digerai dan bibirnya memakai liptint berwarna merah. Wendy meninggalkan nametag nya dan turun kebawah, ketempat Saga menunggu nya untuk berangkat kuliah.

Ketika Wendy memasuki mobil, Saga hanya terdiam, dia nampak tidak perduli dengan apa yang Wendy kenakan. Mereka lalu berangkat ke kampus bersama tanpa ada obrolan sedikit pun di dalam mobil.

Ketika mereka berdua turun dari mobil, semua mata memandang mereka berdua. Wendy merasa takut dan bergetar, bagaimana kalau omongan Citra hanya bualan belaka? Jika begitu, Wendy harus siap di maki-maki para panitia komisi disiplin karena salah kostum dan tidak membawa atribut. Apalagi untuk mendapatkan kupon hari ini, mungkin dia harus dihukum dulu.

Tiba-tiba Saga memegang tangan Wendy sangat erat, mereka masuk ke dalam kampus bersama. Melewati para mahasiswa baru yang sedang di ospek, melewati para panitia ospek yang tercengang memandang mereka.

"Ga stop dulu..." Ucap Wendy. Saga lalu menghentikan jalannya dan menatap kearah Wendy sambil menaikkan sebelah alisnya. Wendy terdiam lalu pergi ke salah satu panitia ospek.

Wendy sangat gugup, jantungnya berdegup kencang. "Err- kak.... Aku mau minta kupon buat jaket almet hari ini?" Ucap Wendy terbata-bata.

Satu panitia ospek itu terdiam dan menatap ke arah ketua komisi disiplin, "kasih aja," Bisik ketua itu.

"Wen..." Ucap pelan Saga yang membuat semua mata tertuju mereka. Suaranya yang pelan dan berat, membuat beberapa dari mereka bergidik mendengarnya.

MY PSYCHOPATH BOYFRIEND (WENGA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang