5

780 84 10
                                    

"Nanti sore kamu sudah boleh pulang ya," Ucap dokter yang memeriksa Wendy. "Kamu sering pusing karena mengalami shock berat, makanya kamu harus istirahat yang cukup dan kurangin beban fikiran kamu.." Lanjut dokter itu sambil tersenyum ramah.

"Iya.. Makasih banyak ya dok," Balas Wendy sambil tersenyum.

"Ini saya kasih banyak vitamin untuk memulihkan stamina kamu, tapi alangkah lebih baik kalau kamu ambil liburan untuk menjernihkan fikiran kamu. Karena pada dasarnya, alasan kamu pingsan itu bukan sakit fisik, tapi sakit pada mental kamu." Ucap dokter tersebut.

"Siap dok.. Sekali lagi makasih banyak ya dok." Kata Wendy.

"Terimakasih," Ucap Saga disebelahnya, orang yang telah membuatnya seperti ini.

Dokter pun pergi keluar dari kamar rumah sakit Wendy dan menyisakan mereka berdua. Wendy dan sang monster.

"Besok kita liburan," Ucap Saga tiba-tiba.

"Liburan?" Tanya Wendy. Mau apa lagi sih orang ini?

"Iya," Balas Saga.

"Kemana? Lagipula kan besok aku kuliah..." Ucap Wendy.

"Pulau pribadi keluarga aku, masih di Indonesia, ada di bagian timur. Gak usah mikirin kuliah, kuliah kamu aman." Ucap Saga.

"Ga... Aku merantau ke Jakarta untuk kuliah... Lagipula aku baik-baik aja ga..." Ucap Wendy.

Saga lalu mendekatkan badannya kepada Wendy, tangannya mengelus pipi Wendy. "Masalah absen, kamu akan tetap terhitung masuk. Masalah tugas, aku bisa nyuruh orang buat ngerjain kalo kamu gak bisa kerjain. Intinya masalah kampus, aku beresin semuanya. Yang aku minta adalah, kamu turutin kemauan aku. Kita liburan."

Wendy menatap mata Saga, sorot matanya mengartikan bahwa dia adalah sang raja. Yang harus dipatuhi. Yang tidak bisa dibantah.

Lalu tangan Saga mengelus pelan pipi Wendy, "pipi kamu... Cantik." Ucapnya sambil tersenyum.

✨✨✨

Sore ini Wendy telah berada di apartemennya lagi. Dia sedang membereskan beberapa baju untuk dibawanya liburan besok pagi. Untungnya masih minggu pertama kuliah sehingga kelas berisi pengenalan saja dan tidak ada tugas. Hanya ada tugas-tugas ospek dari panitia tapi yang sudah pasti, Wendy mendapat pengecualian. Panitia mana yang berani memarahinya karena tidak mengerjakan tugas ospek? Memarahi pacar dari seorang Saga?

Wendy pun keluar apartemennya untuk membeli makan. Entah mengapa Wendy merasa bahwa penghuni apartemen di sebelah kanan, kiri dan depan kamarnya terus-terusan memperhatikan dia. Kamar didepan dan disebelah kiri kamarnya, seharusnya kosong tapi sekarang terisi oleh laki-laki berbadan besar. Begitupun kamar disebelah kanannya yang kini sudah berganti penghuni.

Wendy melihat penghuni didepan kamarnya mengikutinya keluar, mereka bersama satu lift dan membeli makanan yang sama juga dengannya. Makanan itu juga dibungkus sepertinya. Awalnya Wendy takut, kejadian kemarin malam masih sangat membekas di fikirannya. Tapi ternyata itu hanya kebetulan belaka, orang itu sama sekali tidak menyakitinya.

Wendy lalu keluar kamarnya lagi, mau membuang sampah. Kali ini penghuni kamar sebelah kanan juga keluar, sama seperti dia ke arah pembuangan sampah. Tapi anehnya, laki-laki itu tidak membawa tentengan apapun untuk dibuangnya. Kini ketakutan Wendy muncul lagi, apakah orang itu mengincar nya?

Wendy setengah berlari kembali ke kamarnya, ya dia sangat yakin laki-laki itu mengikutinya. Karena laki-laki itu juga kembali saat dia kembali. Wendy ketakutan, dia sedang sendiri sekarang, Saga juga jauh darinya. Hampir sampai kamarnya, sebentar lagi, dia akan masuk kedalam kamar dan mengunci pintu. Tapi sayang, kakinya terpeleset, Wendy terjatuh.

MY PSYCHOPATH BOYFRIEND (WENGA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang