"Mengapa kau mudah sekali untuk jatuh cinta, bodoh..."
Tak henti-hentinya ia mengutuk dirinya sendiri, seraya menyesal karna telah dengan mudah mencintai seseorang yang sekarang entah dimana!
Dengan langkah lunglai keluar dari Gedung tersebut karna...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
⏰ 01:30pm 📍La Yeon Restaurant Shilla Hotel, Seoul, South Korea
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jam telah menunjukkan pukul satu siang dan perutku tak bisa di bohongi, aku merasa lapar saat ini, jelas ini memang jam makan siang ku harusnya. Taehyung sangat peka akan hal ini, ia bahkan langsung membawa ku ke Restaurant La Yeon tanpa bertanya.
Setelah memarkirkan mobil, kami pun masuk ke dalam gedung hotel dan langsung menuju ke lantai dimana Restaurant tersebut berada.
"Mengapa kau sangat peka? Kau bahkan tau aku sudah mulai lapar ..." Ucapku tanpa pernah melepas genggaman tangannya seraya memasuki lift
"Perut mu berbunyi sangat kencang nona kim..." Ledeknya yang aku tahu itu bohong, tapi aku sedikit malu
"Eoh? Jinjja ? Aihhh memalukan..." Ia pun tertawa seraya mengacak pelan rambut depanku dan membuatku lagi lagi tersenyum padanya
Ting
Lift sudah sampai dilantai yang kami tuju dan kami sudah sampai di Restaurant tersebut. Syukurlah, saat ini suasana di restaurant tidak begitu ramai. Kami langsung di tujukan di salah satu meja kosong oleh salah satu staff.
"Mengapa tidak mengajakku dinner saja disini? Pasti lebih romantis..." Seru saat sudah duduk di salah satu spot yang menurutku jika itu malam hari akan lebih indah
Lelaki itu tertawa pelan.
"Aihhhh apa gunanya tawa itu!!!" Ucapku yang langsung mulai memilih apa saja makanan yang akan ku pesan saat ini
Baiklah, setelah memesan semua makanan yang kami inginkan, kami masih harus menunggu minimal 15 menit untuk hidangan tersebut sampai. Apa tidak bisa di percepat?
Aku menatap Taehyung seraya memainkan bibirku untuk menunjukkan padanya, bahwa aku tak suka menunggu. Ia menatapku dan lagi lagi tertawa kecil.
"Apa kau tidak merindukanku?" Tanyaku random seraya menghilangkan rasa lapar ini
