5. Eh?

20 7 1
                                    

Dazai memasang senyum percaya dirinya ketika mengatakan hal yang membuat Ariseeina menghadapi malapetaka sebenarnya.

Tapi mau bagaimana lagi kalau sudah membuat tantangan apalagi terikat kesepakatan bukan?

"Kami setuju!"

Para gadis yang berdiri di belakang Ariseeina menyetujui tantangan yang di buat Ariseeina dan kesepakatan yang di buat Dazai. Sementara Ariseeina hanya diam dan menunggu hasil ke depannya.

Soal tantangannya, ia pikirkan belakangan.

"Jadi, bagaimana dengan kalian? Apakah kalian takut kalah dari gadis gadis cantik ini?"

"Tch! Baiklah, kami setuju!"

Dan pada akhirnya mereka terikat kesepakatan hanya demi sebuah permintaan maaf. Ah, bagaimana sekarang? Haruskah Ariseeina menyesal atau justru senang?

Mereka pergi setelah membuat kesepakatan kapan mereka akan mulai bertanding. Dikarenakan kondisi Ariseeina yang kini tengah menginjak kelas 3 SMA, maka ia tak punya banyak waktu seperti adik kelasnya. Maka dari itu, membuat kesepakatan kapan akan di mulainya bertanding itu sangat di perlukan.

Segera setelah hari ditentukan, mereka pun bubar kecuali Ariseeina dan Dazai.

"Arigatou gozaimasu, Osamu.."

Ucapan Ariseeina membuat Dazai terkekeh dan kemudian disusul dengan senyuman.

"Tidak perlu. Seharusnya, kau fokus pada pertandinganmu nanti, Ari-senpai."

Ariseeina menghela napas mendengar ucapan Dazai. Seolah tidak puas dengan respon yang Dazai berikan. Membuat Dazai mengerjapkan matanya beberapa kali dan bertanya-tanya.

"Ada apa, senpai?"

"Tidak, hanya saja.. Bagaimana caranya aku melawan mereka? Aku saja jarang dan bahkan tidak bisa bermain basket!"

"Maka dari itu aku ada di sini untuk membantumu, Ari-senpai~"

"Eh?"

Ariseeina sempat tertegun dengan ucapan Dazai tadi. Tidak menyangka adik kelasnya yang satu ini mau membantunya, lagi. Membuat Ariseeina merasa memberatkan Dazai.

"Sungguh? Kau tidak keberatan?" Ariseeina memastikan terlebih dahulu apakah Dazai benar benar yakin dengan keputusannya.

Dijawab dengan anggukan mantap serta senyuman berarti Dazai tak keberatan untuk membantu Ariseeina.

"S-souka. Tapi, bayarannya bukan dengan bunuh diri bersama mu kan?"

Pertanyaan Ariseeina tampaknya mengundang tawa Dazai. Sementara Ariseeina masih menatapnya dengan tatapan bingung dan bertanya-tanya. Ia masih menunggu jawaban dari Dazai.

"Tentu saja tidak."

To Be Continued
Story By AuroraTerritory

BeginnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang