3. Curang!

33 10 3
                                    

"Dazai-senpai, berhentilah mengajak gadis gadis untuk bunuh diri ganda bersamamu. Apalagi tadi kau seenaknya bicara begitu pada Ariseeina-senpai, murid baru itu."

"Tidak! Aku tidak akan berhenti! Aku akan terus mencari seorang gadis yang rela mati bersama denganku! Ah, seandainya kau tahu bahwa kematian itu indah apalagi bersama dengan gadis cantik yang rela diajak mati bersama~"

"Mana ada yang begituan."

Atsushi yang memberi nasihat pun lelah rasanya. Ia hanya bisa menghela napas pasrah. Kali ini dia sedang dalam mode terserah-pada-senpai.

Tak lama kemudian, bel berbunyi pertanda kelas akan segera di mulai. Para murid masuk ke kelas masing masing termasuk Dazai dan juga Atsushi.

Waktu terus berlalu, semua murid mengikuti pelajaran sampai bel kembali berbunyi pertanda pelajaran telah usai dan murid murid diperbolehkan untuk istirahat alias makan siang.

Ketika teman sekelasnya pada buru buru keluar kelas, Ariseeina tetap berada dalam kelas untuk makan siang meski harus sendirian. Tidak, dia tidak keberatan sama sekali.

Toh dia masih anak baru di tambah ia sangat suka untuk mengambil waktu sendiri.

Setelah makan siangnya habis, Ariseeina memutuskan untuk pergi ke toilet. Mencuci tangannya dan mungkin wajahnya juga karena sempat mengantuk ketika pelajaran sejarah.

"Inilah alasan aku tak suka sejarah."

Setelah mencuci tangan serta wajahnya, Ariseeina pun keluar dan kemudian berkeliling sejenak untuk kesekian kalinya melihat sekolah barunya. Mengenal lingkungan baru adalah langkah pertama agar ia bisa beradaptasi dengan yang lainnya.

"Kalian curang!"

"Tidak, kalian saja yang tidak tahu caranya bermain basket!"

"Apa? Hanya karena kami perempuan?!"

"Perempuan kan memang begitu!"

"Akui sekarang! Kalian curang kan?!"

Ariseeina terhenti ketika mendengar suatu pertengkaran di dekat lapangan. Ia mengamati sebentar kejadian nya sebelum ia ikut bergabung ketika di rasa pertengkaran itu semakin parah. Ia berdiri di depan seorang gadis yang nyaris terkena pukulan dari salah satu siswa yang memegang bola basket.

"Kenapa harus memakai cara kasar pada seorang gadis? Akui saja kalau cara kalian itu curang dalam bermain."

Ariseeina masih dalam mode baik baik untuk memberi nasehat pada siswa siswa di depannya yang malah menertawakannya.

"Anak baru kan? Hari pertama saja sudah sok!"

Ucapan salah satu dari siswa tersebut kembali mengundang tawa sekawannya.

"Memangnya, gadis yang notabene nya anak baru seperti mu bisa apa?"

Ariseeina pun terdiam karena pertanyaan yang guna untuk melumpuhkan kepercayaan diri nya untuk menolong gadis gadis yang sempat berdebat dengan para laki-laki tinggi di depannya.

To Be Continued
Story By AuroraTerritory

BeginnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang