PROLOG

1.2K 190 127
                                    

Pagi ini tepat pada jam 06:00, di SMA PARIPURNA NEGERA sedang berlangsungnya kegiatan MOS yang ketiga hari nya atau lebih tepat nya di hari terakhir.

Di sebuah lapangan yang luas, bersih, dan tampak kosong itu dalam hitungan detik langsung dipenuhi dengan ribuan suara langkah sepatu yang bersamaan dengan ke datangannya kerumunan siswa-siswi berseragam putih abu-abu. Mereka berlarian membuat barisan masing-masing. perasaan panik jelas terlihat di wajah mereka apalagi saat mendengar teriakan para senior yang senantiasa mengekori dari belakang.

"DALAM HITUNGAN SATU SAMPAI TIGA. KALAU GUE MASIH MELIHAT ADA YANG BERDIRI TIDAK SESUAI DENGAN BARISAN YANG TELAH DI TENTUKAN KEMARIN. AKAN DIBERIKAN HUKUMAN!!" teriak salah satu senior cowok bertubuh tinggi, hitam manis dengan almamater abu-abu yang menutupi seragam sekolah nya.

"SATUU!!.."

Semua siswa-siswi makin dibuat panik, mereka berlari sambil berdorong-dorong bahkan sampai beradu mulut hanya persoalan barisan.

"DUAA!!.."

Di hitungan ke dua, sudah banyak yang telah berdiri dengan rapi. Hanya menyisakan sedikit dari mereka yang masih kebingungan mencari barisan nya.

"TI__EH ITU YANG DI BELAKANG!!"

Semua pandangan lantas tertuju ke arah barisan paling belakang, dimana seorang gadis berambut kepang satu, tengah duduk lesehan di lantai lapangan itu dengan kepala yang tertunduk, takut.

"NGAPAIN DUDUK?! BERDIRI!"

Namun gadis itu tetap diam di tempat nya. kedua tangan nya tampak meremas rok bagian sisi kiri, guna munutupi sesuatu.

"HEH, LU DENGAR GAK SIH?! KALAU DI SURUH BERDIRI TUH YA BERDIRI!!" bentak senior cewek, bermata sipit, berambut pendek sebahu, dan berkulit putih itu, tampak Ikut emosi.

"LU TULI APA GIMANA, HAH?!" kini bergantian dengan senior cewek lain nya. Dengan rambut pirang tergerai panjang, bibir merah merona, dan bedak berlapis-lapis itu tampak melangkah mendekati gadis yang sedari tadi diam di tempatnya, menjadi punca emosi para senior.

"BANGUN. CEPAT!!" bentak nya seraya menarik pergelangan tangan gadis itu dengan kasar membuat sang empuh nya terpaksa berdiri.

Hingga beberapa detik berlalu, suara gelak ketawa para senior memenuhi isi lapangan itu.

"WEH? HAHAHAH PERGI SEKOLAH, BELAJAR APA MENG GATAL, DEK?!" semua senior semakin tertawa menyejek mendengar itu, Membuat gadis tersebut hanya mampu menunduk kan kepala menahan malu dan berusaha menutupi rok nya yang robek.

"MAKANYA DEK, KALAU SEKOLAH TUH PAKAI ROK JANGAN KETAT-KETAT. ROBEK KAN JADI NYAA,"

"SENGAJA MUNGKIN. BIASALAH GAYA ANAK JAMAN SEKARANG,"

"AURELIA QISTINA. ANJAYY NAMA NYA BAGUS JUGA," ujar salah satu senior setelah membaca nama yang tertulis di id card gadis itu.

"BAGUS NYA DI KASIH HUKUMAN APA NIH?"

"JOGET AJALAH,"

"GOYANG PARGOY AJA. PASTI TAU TUH,"

"MUSIKK!!" teriak cewek menor itu menyuruh teman nya untuk menyalahkan musik. Ia sekali lagi menarik dengan kasar pergelangan tangan Aurelia untuk membawanya ke tengah lapangan. Namun, Aurelia tampak membantah, tidak mau. Membuat sang senior kembali tersulut emosi. "EH, KURANG AJAR. MELAWAN LO, HAH? BERANI LO SAMA GUE?"

"CUKUP!"

Kini para senior langsung terdiam, patuh. Suara tegas itu mampu membuat pandangan mereka semua teralih menatap ke arah cowok yang berdiri tak jauh dari lapangan yang mulai menyusun langkah untuk mendekat. Terlihat badan nya yang tegap, berkulit putih, hidung mancung, dan jangan lupa mata khas yang dimiliki cowok itu tampak tajam dan dingin hingga membuat aura di sekitar mendadak berubah.

Dia LONEL MAURELINO, senior sekaligus ketua osis di SMA PARIPURNA NEGARA. Siapa sih, yang tidak kenal dengan cowok itu? Di sekolah mana pun, nama cowok itu selalu manjadi tokoh utama pembahasan siswa-siswi karena kecerdasan nya, prestasi nya ketampanan nya, dan kekayaan yang ia miliki.

Lonel dengan aura kepemimpinannya, melangkah mendekati gadis itu. ia membuka almamater abu-abu nya lalu tanpa permisi mengikatnya langsung di pinggang gadis tersebut.

Aurelia tentu saja merasa syok. ia mengejapkan matanya berulang kali seraya menahan nafas sampai cowok itu selesai mengikat kan almamater di pinggang nya."Te-terimaksih,"

Lonel menegak kan tubuh nya, ia terdiam sebentar menatap gadis dihadapannya dengan wajah datar. "Duabelas ipa satu. Itu kelas gue, kembali in besok," ujar lonel, setelah itu ia kembali melangkah ketempat ia berdiri tadi.

"Iya kak," jawab Aurelia. Pandangan nya terus menatap punggung tegap cowok itu yang kian menjauh. Ia masih merasa tidak percaya, bisa menemukan sosok pangeran di tengah-tengah kerumunan para harimau yang galak, berisik, menyeramkan berbeda jauh dengan lonel yang tampak dingin, diam menghanyutkan.

Tepat pada hari itu lah, Aurelia qistina menetapkan bahwa ia telah jatuh hati kepada senior nya.

Lonel maurelino.

...

AURELIA:

AURELIA:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GIMANA-GIMANA?INI BARU PROLOG LOH SEMOGA ALUR CERITA SELANJUTNYA BISA LEBIH BAIK LAGITETAP DI BACA!VOTEKOMENSHARE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GIMANA-GIMANA?
INI BARU PROLOG LOH
SEMOGA ALUR CERITA SELANJUTNYA BISA LEBIH BAIK LAGI
TETAP DI BACA!
VOTE
KOMEN
SHARE

AUTHOR MAKSA!

OH IYA, BTW CERITA YANG JUDUL NYA LUV-NA MANA? KOK HILANG?
YAH KARNA DIHAPUS
ITU AJA SIH

IG @Sabryna072_

13 desember 2021

Lonel My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang