"Seok Jin-ah," tegur pria paruh baya sembari berjalan menuju anaknya."Iya, Ayah." balas Jin di sela ia membereskan buku miliknya.
"Kamu tidak seharusnya sekasar itu pada Yura. Yura itu masih kecil loh."
"Ayah, Yura itu salah ... dia menonton vidio porno sementara dia itu masih di bawah umur. Lihat, nilai dia kosong semua," jelas Jin memperlihatkan buku nilai miliknya.
"Yah ayah tau, tapi lihat Yura sekarang sangat membencimu."
"Aku tidak peduli."
"Kita sudah di beri amanah, ingat?!"
"Lalu? Ayah, kita di tugaskan untuk menjaga Yura, bukan? Lalu apa salah aku meminta dia berhenti menonton vidio itu?" tanya Jin, "itu sangat merusak ayah," lanjut nya membanting bukunya ke atas meja.
"Seok Jin-ah!"
"Maaf ayah! Jika ayah terus bersikap toleran kepada Yura, dia nggak akan berubah. Ayolah, aku cape, apa lagi aku di tampar tadi."
Jin pun keluar dari ruang perpusnya dan masuk kedalam kamar untuk tidur.
"Anak itu keras kepala!" umpat nya melihat anaknya yang menolak saran darinya.
Satu minggu kemudian ...
"Pagi ..."
'Pagi pak' serempak.
Yura berjalan dengan percaya diri menghampiri Seok Jin yang kin membuka bukunya dengan kacamata yang bertengger di hidung mancunganya.
'Brak'
Bantingan buku cukup keras membuat Seok Jin mendongak memandang gadis yang terlihat kacau dengan lingkaran hitam di matanya.
"Nih tugas lengkap! Jangan ganggu aku lagi," pekik Yura menatap wajah tenang Seok Jin.
Seok Jin hanya menggeleng melihat aksi Yura yang jauh dari kata sopan. "Kim Yura bisakah kamu sopan sedikit."
"Gak!"
"Keluar kamu dari kelas saya, Now!" perintah Jin menunjuk pintu keluar.
Yura meniup poninya kasar dengan wajah penuh dengan rasa kesal. "Permisi!''
"Baik anak-anak kita buka halaman 120 yah ...."
Jin kembali mengajar menghiraukan Yura yang keluar dengan wajah kesal.
Sementara itu Yura berjalan menuju perpus dengan tubuh membungkuk kelelahan.
"Guru sialan! Jin Tomang mati saja kau!" umpat Yura menggebrak meja membuat orang di sekitar memandangnya aneh.
'Aist' decak Yura mengingat ponselnya tertinggal di tas yang ada di dalam kelas membuatnya bertambah kesal. Lambat laun mata Yura pun terpejam dan tertidur dengan lelapnya.
"Dasar!"
Senyum kecil keluar dari bibir Jungkook melihat gadisnya tertidur dengan lelap di tempat sepi seperti ini. "Yura," bisik Jungkook menyentuh pipi mulus sang gadis pujaan.
Jungkook menengok kanan-kiri tidak ada siapun didalam perpus kecuali penjaga yang sibuk membereskan buku di blok yang cukup jauh.
Pelan tapi pasti Jungkook menyentuh bibir yang kini masih tenang di sana. 'Glek' tegukan salifa yang begitu susah ia telan saat melihat manisnya gadis pujaan yang terlelap.
Kini Jungkook berusaha menyamakan posisi wajahnya dengan wajah Yura.
'Cup'
Sebuah tempelan bibir yang memberikan efek geran dibawah sana yang manegang. "Aku ingin lebih dari sekedar bibir Yura," bisik Jungkook mencium pipi Yura.

KAMU SEDANG MEMBACA
Muridku Yadonger
RandomNC 21+!! 👆🔞🚫 BERBIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN (TIDAK UNTUK DI CONTOH KAUM BALITA ATAU REMAJA) Vote dulu, baru coment. dukungan kalian berpengaruh untuk kelanjutan cerita!