0.6 : Sultan

21 3 19
                                    

"Hallo semua, aku Jeongguk. Salam kenal", lelaki itu menundukkan kepalanya. Dari namanya saja sudah ketahuan dia pindahan dari Korea.

"Bangku kosongg...", wali kelasku melihat sekeliling kelas dan menemukan bangku kosong di sebelahku.

"Jeonaa, bolehkan kuk duduk denganmu?", tanya pak agung

"Boleh pak, silahkan" // serius mau ngakak. Nama cakep cakep dipanggil kuk. :")

Wajah Junkyu? Siapa tadi namanya. Berseri seri melihatku. Pak Agung pun memulai pelajaran.

"Hallo aku jeongguk.. um jeongkook panggil aja kuki",//Jeongkuk mamang bukan Junkyu :") //. Jeonkook tersenyum kepadaku, jujur senyumannya sangat manis. Rambut agak coklat kemerahan dan mata yang imut. Tak seperti seumuranku.

"Namamu siapa?"

____

"Oh aku?", aku tersadar dari lamunanku.

Kuki mengangguk-angguk.

"Panggil aja Jeona"

Jeonkook mengacungkan jempolnya. Kemudian suasana hening datang. Hanya suara pak Agung memenuhi ruangan kelas. Terdengar sedang menjelaskan dalil. Jelas itu membuatku mengantuk.

Bell istirahat membangkitkan energi. Aku bergegas ke kantin.

Seperti biasa di kantin aku bertemu Mia dan Zoya.

"Naaah pas banget", ucap Mia membuatku terkejut

"Lu tau ga, barusan gw ga sengaja nabrak sultan"
"Beneran lo!!bla bla bla", bangku belakang riuh.

"Ada apaan sih kayaknya pada heboh banget?", tanyaku celingukan

"LU GA TAU??!!", kaget Mia
"Zoy jelasin zoy", ucapnya lagi

"Jadi ada anak pindahan.. dia gUANTEEEENG BANGET!", jelas Zoya

"DEMI APA LO!!"

"Au tu zoya gercep bener urusan cogan", Mia menambahi

"Gw lupa dia kelas berapa, tapi gw denger sih dia sultan. Bahkan sekarang dia.."

"WOE ITU ORANGNYA!!!", Zoya menepuk, ah tidak lebih tepatnya memukul lengan kiriku yang hendak saja memasukkan sesendok bakso kemulutku dan berakhir menggelinding kelantai yang kotor.

"Zoyaaaaaa bakso gu_", tak sempat melanjutkan kepalaku sudah diarahkan Zoya ke arah lelaki yang dia maksud.

"Tuhkaaannn ganteng", zoya melebur

"Lah dia?"

"Aneh tumben lu ga kaget",mia

"Gimana mau kaget dia sebangku gw", ucapku jujur

"HAH!! DEMI APA WOE!!!"

☆☆☆


Bel pulang berbunyi. Aku segera berlari ke loket dan mengganti pantopelku dengan sneakers.

"Lho kok?"

Aku melihat secarik kertas yang dilipat berbentuk bunga. Karena penasaran akupun membukanya.

"Aku tidak akan tidur malam ini
Jangan hiraukan"

Tiba-tiba suasana menjadi hening. Aku mengabaikan kertas aneh itu dan pergi.

Double Date! [Cast Seventeen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang