Chapter 2. Awal bertemu

69 23 9
                                    


Bertemu dengan mu adalah hal yang paling aku syukuri dalam hidup ini

🍃🍃🍃

Joanna Auristella


"Kampret loe! kaget gue anjing," ucap Aiden kesal setengah mati.

"He..he..he peace," ucap Vian, temanya cengengesan.

"Loe nya aja, gue panggilin gak denger denger. Liatin apa sih loe serius amat" katanya sambil celingak-celinguk.

"Gak, Leon mana biasanya nempel terus sama loe kayak amplop sama perangko," tanyaAiden mengalihkan pembicaraan.

"Toilet kali, mana tau gue. Sayakan ikan"jawabnya songong.

"Ih biasa aja keles jawabnya"balas  Aiden jengah merasa kesal dengan jawaban yang dilontarkan.

"Lagian pertanyaan loe kurang bermutu banget, emang gue emaknya apa?"dengus Vian.

"Ya mungkin, kali aja dia mau jadi anak loe hahaha," ucap Aiden.

"Cih, yang ada malah gue yang nggak mau punya anak kaya dia"

"Ouh gitu gue...-

"Hei!!! kalian ngapain masih disini?!  Bel udah bunyi 5 menit yang lalu. Sana masuk kelas." teriak Pak Bambang, guru fisika yang terkenal killer dari jauh sambil membawa rotan.

"Sial, pak Babot kabur Yan," kata Aiden lari

"Woi, tungguin gue ogeb" teriak Vian lari menyusul Aiden

Kringgg...

Bel tanda istirahat berbunyi. Anak anak pejuang kantin langsung berhamburan keluar kelas guna mengisi perut mereka yang sudah berdemo minta diisi akibat ulangan fisika yang menguras pikiran dan tenaga.

Joanna berjalan melewati lorong kelas menuju perpustakan. Sebenarnya dia malas ke perpus saat ini.Dia tau pasti Aiden akan meminta penjelasan ini itu dan dia masih belum siap menceritakannya.Bukan mengapa, Aiden adalah pendengar yang baik, dia satu-satunya sahabat yang paling dekat dengan dirinya. Mereka bersahabat dari Smp, diawali dari pertemuan yang tak disengaja membuat persahabatan yang terjalin erat sampai saat ini. Selain itu, Ayah Aiden juga ternyata adalah pemilik EHS ini.Hah, nggak nyangka bocah tengil itu ternyata anak dari pemilik sekolah melihat gayanya saat pertama kali bertemu dulu...

"Heiiii..,jangan lari"teriak seorang laki laki,berpakaian serba hitam berwajah sangar.

"Hosh...hosh...aduh gimana ini" ucap seorang gadis kebingungan mencari tempat bersembunyi, sesekali kepalanya menoleh kebelakang takut takut jikalau orang itu menangkapnya sembari terus berlari sekuat tenaga, meskipun napasnya sudah terputus-putus.

Namun nasib tak berpihak padanya, jalan yang dilewatinya ternyata buntu. Entah harus bersyukur atau tidak cahaya yang minim membuatnya sedikit bisa bersembunyi dibalik kegelapan. Menoleh kekiri kekanan berharap menemukan tempat yang aman untuk bersembunyi namun yang ada hanyalah pagar tinggi yang sulit untuk dipanjat. Tanpa berpikir panjang dia berjalan memutar. Berjalan pelan agar tidak menimbulkan suara, akhirnya dia melihat rumah yang paling diujung terbuka sedikit pintunya. Tanpa berpikir lama ia akhirnya masuk kerumah itu. Bersembunyi dibalik pintu tanpa memikirkan bagaimana jika ada orang didalamnya.

"Sial..kemana anak itu, cepat banget larinya," ucap salah seorang berpakaian hitam itu berhenti tepat di depan rumah itu, menoleh kekanan kekiri berharap menemukan orang yang dicarinya.

Salah satu dari mereka melihat rumah dengan pintu yang terbuka dan berjalan perlahan mendekat untuk memeriksa. Namun...

"Woii.. mau apa loe didepan rumah nenek gue" teriak seorang pemuda berpakaian acak acakan dengan membawa plastik kresek ditangan kanan dan tangan kiri yang menenteng sendal jepit yang sepertinya putus.

ArionnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang