Jangan sia-siakan masa muda yang berharga ini dengan berdiam diri, tapi pergi keluarlah dan lampaui segala apa yang ada karena tidak ada kata siaran ulang di masa tua
************
The Breaklaws💕💕💕💕💕
Jam sudah menunjukan pukul sembilan malam. Waktu yang tepat untuk mengistirahatkan tubuh yang lelah selepas beraktivitas. Jalanan tampak senggang tak sepadat di siang hari namun masih ada beberapa kendaraan yang lewat baik itu roda dua ataupun roda empat.
Joanna merentangkan tangannya keluar jendela menikmati semilir angin malam yang berhembus mengenai tangannya. Cuaca malam ini cukup cerah, terbukti dengan banyaknya bintang dilangit, menemani bulan yang sedang bertugas.
"Tutup jendelanya Jo, udara malem gak baik buat kesehatan" ucap Aiden. Tatapannya tak lepas dari jalan sesekali netranya melirik kaca spion.
"Bentar aja. Sejuk tau" jawab Joanna. Tangannya tetap dia rentangkan sesekali kepalanya dia keluarkan dari jendela demi menghirup udara yang cukup segar. Untung saja ini malam hari dan gak ada pakpol, jadi dia tidak khawatir akan ditilang.
"Ntar loe sakit" ucap Aiden datar.
"Kan udah pake jaket kamu. Hangat kok ini" bantah Joanna.
"Ngeyel terus loe kalo dibilangin.Gue aduin ke bibi Ayesha ntar."
Joanna mencebikan bibirnya kesal. "Kamu tukang ngadu"
"Biarin, gue gini juga demi kebaikan loe. Ntar kalo loe sakit siapa yang mau jaga bibi?" ucapnya memberi pengertian namun nadanya tetap datar.
Joanna mendengus lemah. "Iya, aku nurut" jawabnya. Apa yang diucapkan Aiden memang benar. Jika dirinya sakit siapa yang akan menjaga Mama kalau bukan dirinya. Ayahnya? Tidak mungkin. Bahkan Joanna ragu jika Ayahnya sudah tau jika istrinya sudah siuman. Sudah beberapa hari ini ayahnya tidak pulang, entah apa yang dilakukannya.
Suara dering ponsel Aiden memecah keheningan di dalam mobil.
Tanpa melihat siapa yang menelfon Aiden mengangkat gawainya dengan tangan kanan yang masih memegang kemudi mobil.
"Kenapa?"
"Loe dimana anjir, udah pada kumpul semua ini" suara disebrang sana menjawab
"Tunggu aja. Gue dijalan"
"Ok GC ya. Gue tutup dulu si Vian manggil gue mulu,....-Sabar dulu Sat" bentaknya disebrang sana.
Tut
Aiden memutus sambungan ponselnya dan meletakan gawainya di dashboard mobil.
"Kamu mau pergi,?" tanya Joanna kepo. Aiden mengangguk sebagai jawaban.
"Tapi ini udah malem. Kamu mending langsung balik aja deh," ucapnya menatap Aiden yang fokus ke depan.
"Iya." jawab Aiden singkat.
"Ih aku serius Ai. Kamu cuma iya iya doang tapi nanti tetep aja pergi"
"Nah itu loe tau. Jadi mending loe diem deh. Itu jendelanya di tutup udara makin dingin." Joanna menghela nafas kasar tak urung dia menuruti ucapan cowok bawel disampingnya dan keheningan kembali melingkupi keduanya sampai kuda besi itu berhenti didepan rumah minimalis tingkat dua dengan warna putih tulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arionna
Mystery / Thriller"Ada pahit yang harus disyukuri dan di nikmati" Ketidaksengajaan Joanna yang melihat kejadian penembakan pada malam itu membuat hidupnya yang semula suram bertambah runyam bak benang kusut. Bullying, kematian sang ibunda dan sikap kasar ayahnya mem...