PULANG

14.3K 661 9
                                    

Riefan POV

Aku buka mataku dan sama saja gelap. Aku bosan dengan kegelapan dan kesunyian ini semua. Ternyata dia masih tidur, pukul berapa ini dan kenapa di ruang rawat ku begitu sepi. Kemana asistent ku kemana mama ku kemana papaku, biasa nya mereka selalu ada diruangan ku saat aku si rawat dirumah sakit, dan kemana dokter biasa setiap saat dia datang. Dan kenapa hanya dia yang ada di sini. Apakah hari masih malam, perasaan aku tidur lama sekali.

Kalian tau pegal, itulah yang aku rasakan di bahu kanan ku, ternyata dia berpindah posisi, dan tangan nya tidak lagi menjadi bantal, kalian tau posisi dia sekarang, oh tidak kenapa jantung ku berasa seperti sedang marathon. Dan kenapa aku sebahagia ini, ah tidak aku bisa gila kalau begini terus. 

Sebenar nya aku pernah melihat dia waktu aku sebelum buta, mungkin sekitar dua minggu sebelum kecelakanaan itu terjadi. Dan ya aku akui bahwa dia itu sangat sangat cantik. Mungkin sudah sekitar satu tahunan aku tidak melihat wajah nya, dulu aku sering sekali melihat wajahnya, karna aku sering kerumah dia tapi bukan untuk bertemu dengan nya, melain bertemu dengan abang nya yaitu jackson. 

Aku gerakan tangan kiriku untuk menyentuh pipi nya yang halus, oh tidak dia bergerak, apakah dia terbangun.

POV end.

Meyira merasakan pipinya ada yang mengusapnya, lalu dia segera membuka matanya, dan ternyata itu suami nya.

Meyira kaget saat melihat mata suami nya sudah terbuka. " ya ampun kamu udah bangun ya." Ucap meyira lalu turun dari blankar.

Meyira langsung meraih alat bantu dengar Riefan dan langsung memasangkan di telinga kanannya.

"Gimana udah baikan?" Tanya meyira gugup.

Riefan hanya mengangguk sebagai jawaban. 

Mereka terdiam beberapa saat sebelum Riefan berdehem.

"Apa aku harus panggil dokter?" Tanya meyira lagi.

"Polos sekali bocah ini hahaha." Batin Riefan.

"Tidak usah, saya sudah merasa lebih baik." Ucap riefan setelah berbatin.

"Kenapa dia dingin sekali dasar es batu, udah dibilangin jangan pake saya masih aja pake, huft nyebelin." Batin Meyira.

"Mey!" Panggil Riefan.

"Hmmm, apa?" Jawab meyura gelagapan.

"Saya minta maaf " ujar Riefan.

"Minta maaf untuk?" Tanya meyira bingung.

"Mengacaukan acara pernikahan kita." Jawab Riefan.

"Ah tidak apa apa, kenapa kamu tidak bilang kalau kamu sensitiv dengan suara yang begitu bising." Ucap Meyira.

"Ah ya kau pasti hauska." Lanjut Meyira.

Setelah itu mengambil air minum di sebelah nya.

Meyira pun membantu Riefan untuk minum dan oh tidak Riefan tersedak air dan Riefan pun batuk batuk.

Uhuk uhuk uhuk..

Meyira panik kenapa dia begitu seroboh.

meyira pun mengusap usap punggung riefan. Riefan sudah lebih baik.

"Maaf!" Ujar Meyira.

"Tidak apa, saya baik baik saja." Jawab Riefan.

Tiba tiba terdengar suara ketukan pintu.

Tok..tok..tok..

"Silahkan masuk." Ujar Meyira.

Pintu pun terbuka dan menampakan seorang dokter dengan perwajahan tampan dengan usia seumuran dengan Riefan.

"Terima kasih." Ujar si dokter sambil memberi kan senyuman kepada Meyira.

Dokter pun sampai di samping blankar Riefan dan menyapa.

"Gimana sekarang, udah jelas dengar nya." Ujar si dokter itu.

"Hmmm." Jawab Riefan.

"Ekhm, saya permisi sebentar." Pamit Meyira ingin ke toilet.

Dokter mengangguk.

meyira sudah di dalam toilet dan tinggal lah mereka berdua.

"Rie." Panggil dokter nya sambil memeriksa Riefan.

"Hmmm." Hanya itu yang keluar dari bibir Riefan.

"Lu dari tadi hmm hmm an aja terus, pantesan gue masuk aura nya serem banget." ucap dokter lagi.

"Lu jangan dingin banget napa, kasian istri lu tuh." Lanjut Dokter.

"Kenapa istri gue?" Tanya Riefan sedikit meninggi.

"Kemaren dia khawatir banget sama lu, di suruh pulang sama nyokap bokap nya dia gak mau, dia bilang gini ekhmm meyira mau disini pokonya Dia bilang gitu." Jawab dokter tersebut.

Btw nama dokter nya Brian Sinaga. Umur nya sama kaya si Riefan sama si Jack, mereka juga bisa dibilang bff.

Riefan terdiam mendengar jawaban Brian. Apa dia terlalu dingin.

"Udah lah jangan dipikirin. Eh hasil lu udah normal lu udah bisa pulang hari ini." Lanjur Brian.

Meyira pun keluar dari toilet.

"Mey suami lu udah bisa di bawa pulang hari ini." Ujar Brian kepada Meyira.

"Oh iya dok, terima kasih."-Meyira.

"Jangan terlalu formal, gue sama suami lu itu sahabatan, bahkan sama abang lu, tapi gue jarang maen karna bokap gue ngelarang gue keluar rumah kecuali ke kampus." Ujar Brian panjang lebar.

Meyira mengangguk anggukan kepala nya.

"Rie, Mey, gue keluar ya." Pamit Brian.


To Be Continue❤

yey updet.

updet selanjutnya mungkin bulan depan bye

love you.

jangan lupa Follow ig:nsnrhlz.wattpad


I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang