Check up

12.3K 580 12
                                    

Tiga Minggu kemudian...

Waktu terus berjalan menghitung detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, Tiga minggu berlalu atas pernikan Meyira dan Riefan.

Setiap hari nya mereka menjadi lebih dekat, mereka banyak bercerita terutama Meyira. Hampir setiap malam Meyira bercerita tentang Sekolah nya, dan tentang pacar Meyira belum membahas nya dengan Riefan.

Hari ini mereka ada janji bertemu dokter untuk memeriksa kemajuan Riefan.

Meyira sudah siap dengan pakain yang cocok digunakan untuk nya yang memiliki tubuh mungil.

Riefan juga sudah siap dengan pakain khas nya yang mampu memikat para wanita di luar sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Riefan juga sudah siap dengan pakain khas nya yang mampu memikat para wanita di luar sana. Tapi sayang nya ia harus duduk di kursi roda.

Meyira pun mendorong kursi roda Riefan perlahan keluar Rumah nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meyira pun mendorong kursi roda Riefan perlahan keluar Rumah nya. Di depan pintu rumah nya sudah siap sebuah mobil Mewah.

Riefan di bantu para asisten nya untuk masuk ke dalam mobil. Di ikuti Meyira.

Mobil pun mulai melaju meninggalkan pekarangan rumah mewah mereka.

"Mas!" Panggil Meyira.

"Hmm" jawab Riefan sambil menolehkan kepala nya, namun matanya tetap menatap lurus.

Meyira pun memeluk tangan Riefan. Riefan mengernyit kan dahi nya bingung apa yang Meyira lakukan.

"Nanti abis dari rumah sakit, Tasyi sama Emilly mau kerumah, boleh ga?" Tanya Meyira sedikit memohon.

"Mau apa?" Tanya Riefan

"Cuma mau main main doang, boleh ya." Jawab Meyira.

"Yaudah boleh, biar sekalian ada yang temenin kamu nanti." Ujar Riefan sambil mengacak lembut rambut Meyira.

"Emang mas mau kemana? Kan mas juga ada dirumah, nemenin Meyira." Tanya Meyira.

"Nanti habis dari rumah sakit, aku tinggal dulu sebentar mau kekantor." Jawab Meyira.

"Mau ngapain ke kantor kan kamu nya juga masih sakit."- Meyira

"Cuma sebentar sayang, ada meting dan harus melibat aku." Ujar Riefan.

"Emang gak bisa sama pa Baskara?" Tanya Meyira.

"Engga bisa sayang, lagian cuma sebentar." Jawab Riefan.

"Tapi aku takut kamu kecapean mas." Ujar Meyira.

"Engga sayang, kamu ga perlu khawatir, aku ga akan cape ko." Riefan mencoba meyakinkan Meyira.

"Yaudah iya, tapi kalo mas pusing langsung bilang pa baskara yah." Ucap Meyira.

"Iya sayang." Ujar Riefan sambil mengecup pucuk kepala Meyira.

"Aku sayang kamu mas." Ucap Meyira.

Riefan pun memelu tubuh mungil Meyira dengan penuh kehangatan. "Aku sangat sayang padamu." Ujar Riefan lalu mengecup kening Meyira.

Baskara yang menjadi supir di mobil mereka hanya senyum senyum melihat pasitri yang baru Tiga minggu menjalankan pernikahan nya.

Meyira yang melihat Baskara tersenyum langsung menenggelamkan wajah merah nya di dada bidang suaminya.

"Kenapa hmm?" Tanya Riefan
"Malu," jawab meyira samar, namun masih terdengar di telinga Riefan.
"Malu kenapa?" Tanya Riefan lagi.
"Pa Basakara ngetawain kita." Ujar Meyira.
"Beneran?" -Riefan.
"Iya." Jawab Meyira sambil menganggukan kepala nya.
"Gak papa dia iri sama kita." Balas Riefan sambil tertawa.

Mobil terus melaju membelah jalanan. Hingga beberapa menit kemudian mobil pun sampai di rumah sakit.

Seperti biasa Meyira mendorong kursi roda Riefan hingga ruangan dokter Brian.

Brian pun menyambut baik kedatangan Meyira dan Riefan.

Brian pun mulai memeriksa Riefan dengan sangat teliti dari atas hingga bawah.

Sekarang Brian akan membicarakan hasil pemeriksaan nya. Sebelum berucap, Brian melihat lihat hasil chekk up Riefan sebelum nya.

"Okee Rie sebelum nya, kayak nya berat badan lu nambah deh dari sebelum nya." Ujar Brian.

"Ckk, Jangan bahas berat badan, lu tau kan sekarang gue udah jarang banget olahraga." Riefan berdecak.

"Iyaa iya, eh btw lu ada kemajuan loh Rie." Ujar Brian antusias

Meyira yang mendengar itu langsung bersuara. "Seriusan!" Ujar Meyira.

"Iya gw serius, beberapa sarap Riefan juga mulai membaik."

"Kayaknya kalon sering terapi Riefan bisa jalan lagi deh" lanjut Brian.

Meyira menatap Riefan lekat, melihat senyuman yang tetukir dari wajah Riefan merupakan suatu kesenangan bagi Meyira.

Meyira menggenggam tangan Riefan erat sangat sangat erat bahkan, menyalurkan kebahagiaan yang mereka dengar.

"Gw nyaranin untuk sekarang ini Riefan harus rutin terapi. Kalo cuma terapi sama gw mungkin bakal lama, lu kan chekk up nya dua minggu sekali, terus minggu kemarin lu gak chekk up, jadi perkembamgan nya lambat." Ujar Brian panjang lebar.

"Terus gimana kak?" Tanya Meyira kepada Brian.

"Supaya kaki nya gak kaku, lu bantuin Riefan buat ngelakuin gerakan gerakan yang ada di video ini, nanti gw kirim vidio nya." Ucap Brian sambil menunjukan sebuah video

Meyira hanya mengaggukaan kepalanya tanda ia mengerti apa yang di ucapkan Brian.

Setelah perbincangan itu, Brian langsung membawa Riefan ke ruang terapi. Bukan hanya kaki saja yang di terapi, tapi pendengaran nya juga sedikit terapi.

Chekk up pun selesai, Riefan dan Meyira langsung pulang kerumah. Sebenernya yang pulang kerumah itu Meyira doang dan Riefan langsung berangkat kekantor nya.

Tak lama kemudian, kedua sahabat Meyira datang kerumah Meyira seperti janji yang mereka buat.

To Be Continue❤

Yey akhir nya setelah sekian lama up juga.
Seneng ga nihhh:)

Sumpah ini aku ngetik sekitar tiga harian njir, otak ku lagi butek banget buntu gitu, gajalan njir mau nulis juga. Lagi gak mood nulis jadi pendek banget sorry.
Tapi nanti di usahain up untuk lebih panjang.

Aku butuh suport kalian semua, jangan lupa vote, coment sama follow.

Eh Btw ada yang mau bahas soal kafka gak, kalau ada aku akan bahas di chap selanjut nya.

Bye bye see you next part

***

I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang