Chapter 5

1.3K 167 1
                                    

Azkia makan dengan senang, dia masih menjaga sopan santunya saat makan.

Jovan makan sambil sesekali melirik Azkia, dia sangat senang Azkia tidak sama dengan gadis lainya,Azkia tampak apa adanya dan tidak dibuat-buat. Bahkan makanan yang dia pesan pun benar-benar dihabiskan.
Jovan sama sekali tidak menganggap Azkia rakus sebagai perempuan.

Sementara Edmin merasa sedih, berpikir Azkia mungkin tidak makan dengan baik di rumahnya.
Dafa dan Agam tidak banyak berpikir dan makan makananya yang porsinya tidak jauh berbeda dengan Azkia .

Setelah makan, Azkia izin dan menemui Gayatri ke perpustakaan.

Azkia semangat ujian, kali ini dia akan menjadi tempat pertama dan menggeser Thalia di tempat ketiga. Sementara tempat kedua akan di isi oleh Gayatri. Dia yakin dengan kemampuanya, di bawah tempat tidurnya terdapat banyak penghargaan dari olimpiade nasional bahkan internasional.
Azkia tau Gayatri murid beasiswa dan akan dicabut jika tidak menjadi tiga besar di sekolah.

Azkia tidak ragu dengan kemampuan belajarnya,dia senang belajar dan bekerja keras saat akan menghadapi ujian. Seakan merasa tertantang menjadi yang terbaik.

"Atri," sapa Azkia menemukan Gayatri duduk di meja ujung. Dia duduk di sampingnya.

Gayatri yang merasa terpanggil tersenyum dan mengangguk, dia biasa di panggil tri oleh orang lain kecuali keluarganya yang akan memanggilnya atri, sama dengan Azkia yang memanggil layaknya keluarga membuat hatinya merasakan arus hangat.

Azkia dan Gayatri duduk dengan dibatasi sekat pembatas.
Mereka belajar dengan giat karena minggu depan akan dilaksanakan ujian kenaikan kelas.
Dan segera memasuki tahun ketiga di sekolah menengah atas.

Serena dan Thalia berada di kelas setelah mencari Azkia di taman sekolah.
Azkia biasanya setelah makan dari kantin akan berada di taman, namun mereka tidak menemukanya.
Serena berpikir Azkia pasti takut dan bersembunyi di perpustakaan.

Serena tidak berani jika melakukan penindasan di perpustakaan, karena di sana selain terdapat cctv juga ada penjaga yang galak.
Jika dia membuat keributan maka ayahnya akan mengomelinya.
Thalia menenangkan Serena yang tampak kesal dan mengajaknya untuk mengajar Azkia sepulang sekolah.

Dia sangat marah saat melihat Agam tersenyum pada Azkia.
Dia saja yang selama ini mengejarnya tidak pernah dapat senyumanya.
Namun dia juga harus fokus belajar untuk ujian, karena ayahnya yang seorang pejabat sangat kasar dan menuntut dia menjadi yang terbaik.

Saat kembali ke kelas, pelajaran kembali di mulai dengan materi-materi yang akan di ujikan di minggu depan.
Gayatri tiba-tiba berdiri dan izin untuk pergi ke toilet, Azkia sudah menunggu kesempatan ini.

Azkia diam-diam mengambil bubuk gatal dalam tasnya dan menengok ke kiri melihat jovan yang tertidur dan Agam yang sedang bermain pulpen di hidungnya.

Dia menuangkan bubuk gatal ke arah Serena dan Thalia dengan pelan tanpa membuat curiga.

Dia tersenyum sinis, dia membeli bubuk gatal di apotek sepulang sekolah kemarin, dengan bubuk gatal mengandung Mucuna pruriens yang merupakan sejenis kacang-kacangan yang menghasilkan polong biji yang dilapisi dengan ribuan spikula yang dapat dilepas (rambut seperti jarum), spikula mengandung enzim (mucunain ) yang menyebabkan gatal parah.

Azkia tidak pernah berpikir untuk membalaskan dendam dengan cara membunuh, dia sangat mencintai adiknya Keisha. Namun dia juga sadar penyakit Keisha mungkin terbentuk sejak kecil, karena sikapnya yang anti sosial. Kemudian bertambah parah setelah mengalami penindasan oleh Serena dan Thalia.

Tidak lama Gayatri kembali,Azkia melihat obat gatal sudah bereaksi dengan Serena dan Thalia yang terlihat tidak nyaman.
Setelah bel pulang berbunyi dan guru melangkahkan kakinya di luar kelas mereka berdua belari dengan cepat.

"Ada apa dengan mereka?"ucap Gayatri memandang Keisha

"Mungkin mereke kebelet," jawab Azkia acuh diam-diam merasa gembira.

Sementara para teman sekelas lainya tertawa melihat tingkah Serena dan Thalia

Sepulang sekolah Azkia duduk di halte depan sekolah, Ayahnya mengirim pesan akan menjemputnya.

Jovan membawa motor sportnya, sementara Edmin membawa mobil dan Agam serta Dafa menumpang di mobilnya.
Mereka tidak suka memakai bus antar jemput sekolah. Edmin merupakan pemilik sekolah dan para guru sungkan untuk menegurnya.

Saat Edmin melajukan mobil keluar dari sekolah dia melihat Azkia di depan halte dia berhenti di depan Azkia sementara motor sport Jovan juga berhenti tepat di belakang mobil Edmin.

Azkia sedang bermain dengan ponselnya sembari menunggu Ayah menjemput, tiba-tiba mobil silver dan motor sport berhenti di depanya dia bingung karena mobil ayahnya berwarna hitam.

"Kei,pulang bareng?" Ucap Edmin setelah membuka kaca mobilnya

"Dijemput Ayah min," jawab Azkia tidak melihat perubahan wajah Edmin yang terkejut.

Sementara dua teman di belakangnya tertawa terbahak-bahak dengan panggilan Azkia.
Edmin sudah meminta Azkia untuk tidak memotong namanya,yang berati harus dipanggil dengan edmin secara lengkap. Dia mendesah dan tidak ambil pusing.

"Ya udah, hati-hati kei. Aku cabut ya, daah....," ucap Edmin tersenyum dan melajukan mobil diikuti Jovan yang sekilas melirik pada Azkia dari balik kaca helm gelapnya.

Sementara kulit Serena dan Thalia merasakan gatal yang hebat dan melakukan perawatan di rumah sakit.

"Sialan, siapa yang berani menabur bubuk gatal kepada kita," ucap Serena menggertakan giginya setelah dokter meninggalkan ruang.
Rasa gatalnya sudah mereda namun banyak ruam pada kulitnya terutama di bahunya, karena Azkia menabur bedak gatal di bagian leher mereka dan mengenai sampai ke punggungnya, melebar ke tanganya karena mereka menggaruk punggung dan mengenai tangan.

"Kita mulai merasakan gatal saat kelas hampir selesai. Dan di belakang kita hanya Gayatri dan Keisha. Hanya satu diantara mereka yang pasti melakukanya," ucap Thalia dengan berpikir.

"Thal,jika itu Gayatri dia tidak mungkin berani. Kau tau kondisi ekonominya? Ini pasti ulah si Keisha sialan itu," Serena menggertakan giginya menahan amarah.

"Dia mulai berani setelah beberapa hari ini kita biarkan," ucap Thalia kesal.

"Brengsek! besok kita balas Keisha, sangat menjengkelkan. Sekarang Jovan dan tiga temanya juga mulai dekat dengan Keisha," Serena sangat cemburu melihatnya, Jovan merupakan lelaki yang di sukainya semenjak masuk SMA nomor dua.

"Jangan dulu ren, sebentar lagi ujian. Kita tunggu sehabis ujian dan siksa dia, terakhir kali kita menguncinya di toilet kita tidak tau siapa yang menolongnya," ucap Thalia sambil memikirkan ujian dan dia harus belajar keras menyaingi Gayatri.

"Kalau itu paling pengurus sekolah yang menolongnya, baiklah Thal tunggu ujian selesai."

"Yaps ren, masih banyak waktu untuk kita mengganggunya," ucap Thalia tersenyum memikikan apa yang akan dia rencanakan untuk menyiksa Azkia.

Sementara Azkia sudah berada di rumahnya, makan malam bersama keluarga. Dia menatap sayur asam di meja makanya.
Melihat ayah ibunya makan dengan tenang seperti biasa.

Azkia sesak di hatinya, semenjak adiknya meninggal, ibu akan selalu memasak sayur asam, selama ini Azkia dan Keisha tidak pilih-pilih dalam makanan,namun Keisha akan makan dengan lahap saat ibunya memasak sayur asam.
Sementara Azkia menyukai bakso sebagai makanan favoritnya.

This is who I am (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang