Bab 7. kejutan

102 51 161
                                    

Freya berjalan di koridor sekolah yang masih sepi. Hari ini Freya kesekolah lebih awal bahkan Freya datang bersamaan dengan pak satpam yang membuka gerbang sekolah. Saat memasuki kelas Freya pindah duduk ke belakang dan setelah itu ia mengeluarkan novel dari dalam tasnya lalu ia membacanya sampai jam pelajaran masuk.

Beberapa menit kemudian kelas sudah mulai ramai, kelas yang awalnya hening kini menjadi ribut karena saat pagi pagi seperti ini ada yang langsung bergosip dan berteriak teriak tidak jelas saat memasuki kelas.

Tak lama datanglah Najwa dari arah pintu dan yang paling pertama Najwa cari adalah Freya. Dan Yap matanya melihat Freya duduk di bangku belakang sambil membaca novel. Najwa langsung berjalan menghampirinya.

"Freya, kenapa lo duduknya di belakang?" Tanya Najwa.

"Aku pengen aja duduk disini," Jawab Freya tanpa mengalihkan pandangannya dari Novel yang ia baca.

"Freya, yang lo denger dari nenek lo itu belum tentu benar, jadi gue mohon dengarkan penjelasan gue dulu,"

"Maaf Najwa, aku mohon kamu pergi dan jangan kamu temuin aku untuk saat ini." Ucap Freya dengan tatapan lurus ke depan tanpa menatap Najwa.

"Tap--"

"Pergi!"

Najwa langsung mundur beberapa langkah lalu berbalik berjalan menuju bangkunya, sepertinya Freya sudah termakan omongan dari neneknya sehingga ia tidak dipercayai lagi.

Freya menatap kosong kedepan pikirannya langsung mengingat saat ia masih berteman baik dengan Najwa.

"lo tidak apa apa kan? Siapa yang berani ganggu Lo? Gue akan beri dia  pelajaran!"

"Kalau lo mengganggu Freya maka lo berurusan sama gue!"

"Sebenarnya kita ini adik kakak Freya, ayah lo adalah ayah gue juga"

Tanpa sadar air matanya lolos dari pelupuk matanya membasahi pipinya,  setelah mengetahui kenyataan ini Freya membenci Najwa dan tidak ingin lagi bertemu dengannya.

***

Najwa berjalan di koridor menuju parkiran dengan tatapan kosong kedepan, pikirannya terus kemana mana membuat tadi saat belajar ia tidak fokus dan mendapat teguran dari guru dan berakhir ia disuruh keluar dari kelas.

Revan yang sedang bermain basket bersama teman temannya tidak sengaja matanya melihat Najwa berjalan lesu dan menunduk, Sifat jahil Revan muncul dan mempunyai ide lalu ia tersenyum miring.

Revan melempar bola ke arah Najwa dan berakhir mendarat di kepala Najwa dengan sangat keras. Revan langsung menepuk jidatnya karena salah sasaran, ia cuma bermaksud melempar bola ke hadapan Najwa supaya ia kaget tetapi ternyata malah kepalanya yang terkena.

Najwa langsung ambruk pingsan karena kepalanya pusing di hantam bola dengan keras. Revan yang melihatnya langsung berlari ke arah Najwa dan semua teman Revan yang melihatnya langsung menghampiri Najwa.

"Cepat panggil ambulance!" Perintah Revan panik.

"Gak usah panggil ambulance kali, bawa aja ke UKS ntar juga bangun." Ujar Yuda.

Tanpa basa basi Revan langsung mengangkat tubuh mungil Najwa menuju UKS diikuti oleh sebagian teman temannya Revan.

Sedangkan Freya menunggu Ayahnya di depan gerbang sekolah, Freya berjalan mondar mandir karena lingkungan sekolah sudah hampir sepi tapi Ayahnya belum juga datang menjemputnya.

Freya berfikir mungkin Ayahnya sibuk dan akhirnya ia memutuskan untuk berjalan untuk mencari taxi, Freya memainkan ponselnya dan tanpa sadar ia berjalan di tengah tengah jalan dan tidak menyadari kalau sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi ke arahnya.

Sacrifice Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang