Happy reading...
_______________
Setelah memarkirkan mobilnya di bagasi Revan memasuki rumahnya yang kebetulan belum dikunci, setelah dari rumah Najwa Revan pergi ke rumah Bagas karena mereka sudah ada janji sebelumnya.
Revan menaiki tangga menuju kamarnya saat ia menaiki tangga ia berpapasan dengan Karel yang akan menuruni tangga ingin mengambil air minum.
Karel melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya lalu menatap Revan." Ini sudah jam dua belas malam, kenapa lo baru pulang? dari mana saja lo?" Tanya Karel penuh selidik.
"Dari rumah temen" jawab Revan seadanya lalu melanjutkan langkahnya tapi lengannya di tahan oleh Karel.
"Jangan biasakan pulang tengah malam, gue kasihan sama Mama yang selalu nungguin lo ingin melihat lo pulang dengan keadaan baik baik saja, mama bahkan rela begadang demi nungguin lo pulang,"Kata Karel memberitahu.
Revan menghela nafasnya pelan lalu melanjutkan langkahnya menuju kamarnya dan benar saja saat memasuki kamarnya, Mamanya berada di kamarnya.
"Kenapa kamu baru pulang? Dari mana saja? Mama itu khawatir sama kamu." kata Mifta mamanya Revan.
"Aku dari rumah teman aku, lagian kenapa Mama selalu nungguin Revan sih Mah? Revan sudah gede sudah bisa menjaga diri sendiri, jadi Mama gak usah khawatir, " kata Revan.
"Tapi Nak, jika kamu biasakan pulang larut malam, pasti kamu akan mengulangi kelakuanmu setelah kamu menikah nanti dan ini sangat tidak baik." ucap Mamanya menatap Revan serius.
"Mah, Aku tidak mau menikah, Revan masih muda belum saatnya Revan menikah, Aku mohon bujuk Papa agar membatalkan pernikahan ini"
"Papa kamu tidak akan setuju membatalkan pernikahan kamu Revan!" Jeda beberapa saat ."lagian gadis yang dipilihkan untuk kamu itu sangat cantik dan juga baik kamu sangat beruntung" kata Mifta berusaha membujuk Revan.
"Iya Revan akui gadis itu memang cantik dan juga baik, kemarin Revan sudah mencoba lebih dekat dengannya tapi ternyata dia orangnya pemalu, gadis seperti itu bukan tipe aku Mah, aku tidak suka gadis seperti itu," Ucap Revan.
"Mungkin dia tidak terbiasa makanya malu."
"Tapi ma--"
"Jangan membantah Revan! Ini sudah menjadi keputusanku dan juga Papa kamu. sekarang tidurlah besok kamu sekolah" Potong Mifta cepat
Setelah Mamanya mengatakan itu ia berjalan keluar dari kamar Revan. Revan menghela nafasnya dengan kasar. Revan sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini, ia cuma berpura-pura seperti menerima perjodohan ini dihadapan Freya dan memanfaatkannya supaya ia bisa bekerjasama dengan Freya untuk membatalkan pernikahannya, hanya itu tujuannya ia sama sekali tidak tertarik menikah dengan Freya.
***
Freya mendengar lantunan musik gitar dan suara merdu seseorang, Freya pun menghampiri gadis itu yang sedang menyanyi sambil memainkan gitar di taman belakang sekolah yang kebetulan sedang sepi.
Freya bertepuk tangan membuat gadis itu menoleh ke arahnya.
"Freya?"
"Bagaimana keadaan lo? Apa lo gak terluka gara gara kejadian kemarin? Gue sangat berterima kasih sama lo mungkin Kalo lo gak datang waktu itu pasti gue yang diculik,"
Najwa tersenyum lalu memegang kedua bahu Freya lalu berkata." apapun pasti gue lakukan demi keselamatan adik gue, semenjak gue tau yang sebenarnya kasih sayang gue sama lo itu semakin bertambah, gue tidak akan membiarkan seseorang menyakiti adik gue siapapun orangnya."