Revan POV
Hari ini gue akan melamar seseorang yang tidak gue cintai, gue kesal sama papa karena memaksa gue padahal gue sama sekali tidak menginginkannya.
Pintu pun dibuka gue pun menoleh, ternyata yang masuk adalah karel, gue spontan langsung angkat bicara saat Karel mendekati gue.
"Bang gue mohon jelaskan semua ini ke Papa kalo gue gak mau secepat ini melamar seseorang"ucap gue memelas ke Karel.
"Maafin gue Rev, gue gak bisa menantang ke inginan papa, mungkin ini yang terbaik buat lo," kata Karel menepuk pelan bahu Revan.
"Tapi Bang, gue masih muda dan gue tidak mau menyia-nyiakan masa muda gue bang," kata Revan lirih.
"Lo tau kan kalau papa sudah mengambil keputusan pasti keputusan itu tidak bisa dirubah lagi" kata Karel.
"Tapi--"
"Lo siap siap, mama sama papa udah nungguin lo dari tadi,"Potong Karel cepat.
Setelah mengatakan itu Karel langsung keluar dari kamar gue, dengan langkah terpaksa gue bersiap siap setelah itu gue keluar dari kamar menuju ruang bawah.
"Ayo kita berangkat sekarang!" kata Radhit Papa gue lalu berjalan duluan keluar dari rumah tanpa persetujuan terlebih dahulu dari gue.
"Nak, ayo!"Suara lembut Mama gue ketika gue hanya diam di tempat.
Gue pun mengangguk lalu tersenyum miris dan berjalan keluar dari rumah menuju kediaman gadis yang akan gue lamar.
Keadaan di mobil hening, semua yang berada di mobil hanya fokus dengan pikirannya masing masing. Tak lama gue sekeluarga sudah sampai di rumah gadis yang akan gue lamar. Papa dan mama berjalan duluan memasuki rumah gadis itu sedangkan gue masih di luar karena gue kepikiran gadis yang akan bertunangan dengan gue, cantik atau tidak? Itu yang berada di pikiran gue.
"REVAN!"
Sontak gue langsung menoleh ke arah suara yang menyebut nama gue, ternyata Najwa yang memanggil gue diatas balkon kamarnya.
"Ngapain lo disitu?" Tanya Najwa tidak santuy.
"Ngapain juga gue harus bilang sama lo!" Ketus gue menjawab pertanyaan Najwa membuat raut di wajahnya berubah kesal.
"Jangan bilang lo yang dijodohkan dengan Freya?" Tebak Najwa membuat gue langsung terkejut, berarti orang yang akan gue lamar itu Freya? Tidak tidak, mungkin saja adiknya Freya atau Sepupunya, Pikir gue.
"Kepo lo!" Ucap Gue dan langsung melangkah pergi memasuki rumah, dapat gue bayangkan kalau Najwa pasti mencak mencak gak jelas karena kesal.
"Assalamu'alaikum," Ucap gue dan semua yang berada di ruangan tengah menatap gue. Tatapan gue dengan gadis itu pun bertemu.
"What! beneran Freya." Batin gue.
Author POV
"Nak lihat, orang yang Papa kamu pilih cantik sekali,"Bisik mama Revan kagum dengan Freya. Revan yang mendengarnya hanya tersenyum tipis.
"Bagaimana Freya, kamu setuju dengan perjodohan ini?" Tanya Arkan.
"I-iya Ayah" jawab Freya gugup lalu menatap Revan, namun Revan yang ditatap hanya menampilkan wajah tanpa ekspresi.
"Lalu bagaimana dengan kamu Revan?" Tanya Radhit Papa Revan.
Revan menimang nimang keputusannya, setelah memikirkannya dengan baik Revan pun mengangguk mantap membuat semua orang tersenyum bahagia.
"Alhamdulillah ya nak" Ucap Rani nenek Freya lalu memeluk Freya penuh haru.
Disisi lain Najwa mengendap endap keluar dari rumah untuk mencari tahu untuk apa Revan datang ke rumah Freya, setelah di rasa aman Najwa berlari kecil menuju pintu dan menutupnya dengan pelan pelan.