Part 6

1.1K 50 8
                                    

"Bismillahirrahmanirrahim Semoga keputusan Arina adalah keputusan yang terbaik untuk semuanya. Dan yang Arina pilih untuk menjadi imam Arina yaitu..."

"kak Devan"

Author Pov

Devan langsung tersenyum lega mendengar jawaban sang pujaan hatinya, berbeda dengan Aldo yang merasa seakan-akan tertimpa batu ia tertunduk lesu karena tak bersemangat akan jawaban Arina.

"Jadi Aldo kamu tetap tidak terima dengan jawaban Arina?" Tanya  ayahnya.

Aldo tak mengindahkan pertanyaan ayahnya melainkan langsung mengangkat kaki dari rumah Arina karena merasa sudah tak ada harapan.

Ia berlalu tak tentu arah di kesunyian malam, angin bahkan enggan untuk berlalu takut akan menjadi pelampiasan amarahnya. Kata-kata Arina yang lebih memilih kakaknya masih terngiang di benaknya. Ia hanya bisa tersenyum kecut.

Ia memang dingin, tak ramah, dan tak terbuka seperti Devan. Ia hanya akan memendam sendiri kesedihannya. Meskipun sakit baginya tapi ia akan bertekad untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Dan kali ini ia akan berusaha untuk move on dari Arina. Iya! ia akan berusaha, ia sadar tidak mungkin ia akan terus -menerus mencintai calon kakak iparnya.

Sedangkan di kediaman Pak Haris (rumah Arina). Semuanya diam,tak ada yang memulai percakapan diantara mereka setelah kepergian Aldo,ayah Hermawan berniat pulang dulu, besok-besok baru mereka akan datang kembali membicarakan  pernikahan anak mereka.

🌼🌼🌼

Keesokan harinya Devan kerumah Arina untuk berangkat bersama pergi kekampus. Di dalam mobil seperti biasa Arina berada di jok belakang dan Devan di depan layaknya seorang supir.

Sesaat sebelum Devan menanyakan pada Arina apakah ia rindu padanya karena beberapa hari ini ia tak pernah mengantar dan mengajar di kampus. Arina lebih dulu membuka suara.

"kak Devan kemarin kemana aja?" Tanya Arina dengan gaya yang masih terlihat sok cuek.

Devan pun hanya mengulum senyum Arina ternyata masih berusaha mengelak dari perasaannya padanya.

"Emang kenapa kamu rindu ya sama kakak??"Tanya Devan menggoda Arina.

"Ya , enggaklah masa rindu sama kakak sih" Balas Arina gugup.

"Ya,padahal kan aku berharap kamu rindu sama kakak rin" kata Devan dengan nada sedih.

"Emang kakak kemana selama ini, nggak ngabarin Arina" tanya Arina tak sadar dengan nada merajuk. Dan bibir yang mengerucut.

"Aku lagi ngurusin perusahaan ayah di Makassar, ada sedikit masalah disana jadinya aku sibuk banget dan malah lupa ngabarin kamu, maaf ya!"

"Kak Devan nanti kalo kita udah nikah, nggak boleh lupa ngabarin aku ya!"
Ceplos Arina lagi kemudian dia tersadar dan menutup mulutnya.

Devan yang mendengar nada merengek Arina langsung terkekeh geli..
Ternyata kamu manja juga ya rin. katanya sambil geleng-geleng kepala.

"Iya iya.. kalo kayak gini aku pengen langsung bawa kamu ke KUA tau nggak"

"Ihh,kak Devan"

Dan tak terasa merekapun sudah sampai di depan kampus.

Kak Devan Arina duluan ya!"

Ia hati-hati manis" kata Devan menggoda Arina.

Arina yang malu, langsung berpamitan dan berlari kecil menuju kelasnya.

🌼🌼🌼

Tiga hari kemudian

Semua keluarga Devan kecuali Aldo duduk dengan penuh penasaran menunggu Arina.

My Handsome Lecturer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang