Part 2

1.8K 78 1
                                    

"Saya bisa bilang ke orang tua kamu kalo saya yang akan nikahin kamu jadi kamu nggak perlu di jodohin." katanya yang bikin aku langsung kaget.

"What?” maksudnya pak?" aku tak menyangka kata-kataku malah jadi boomerang.

"hemm saya bisa bilang kalo saya yang bakalan nikahin kamu jadi kamu nggak perlu di jodohin.

Gimana?" katanya dengan menaik turunkan alisnya.

"Apaan sih.” Gerutuku namun masih  di dengar olehnya.

"kenapa?" Tanyanya lagi.

"Jangan becanda deh pak.” Balasku kesal.

"Siapa yang becanda." Katanya.

"Udah deh kalo cuman itu yang mau dibahas saya pergi dulu bisa-bisa saya tambah pusing disini.

"Assalamualaikum pak."

Tanpa menunggu balasan salamku aku langsung ngacir ke kantin kampus..

🌸🌸🌸

Devan Pov

"Mana sih Arina lama banget." Gerutuku hingga akhirnya aku mendengar salam darinya.

"Assalamu'alaikum" Salam Arina

"Wa'alaikumsalam.” jawabku sedingin mungkin namun dalam hati aku sangat antusias melihat kedatangannya. Kemudian menyuruhnya untuk tidak menutup pintu karena aku tahu betul bahwa seorang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak boleh berada dalam satu ruangan.

"Kamu kan yang tadi hampir saya tabrak di gerbang kampus?" Tanyaku dingin.

"ehh iya pak." Jawabnya terdengar gugup.

"Apa kamu tadi bengong gara-gara mikirin itu?" Tanyaku menyelidik.
"Nggak kok pak." Jawabnya menyangkal.

"Terus masalah kamu apa sampai bengong tadi?" Lanjutku penasaran.

"Emang saya harus ngasih tau apa masalah saya ke bapak!" ujarnya  kesal.

"Nggak juga sih, tapi siapa tau saya bisa bantu." Balasku masih cukup tenang.

Sepertinya dia ini tipe cewek yang jutek, tapi aku tidak ilfil justru karena sifatnya inilah yang membuat aku tertarik padanya. Menantang, tidak seperti kebanyakan perempuan yang suka menggodaku diluar sana.

"Emang kalo saya bilang saya mau di jodohin, bapak bisa bantu buat ngegagalin gitu?" Katanya sarkatik.

"Aku langsung diam nggak tahu juga mau ngomong apa dan akhirnya aku bilang....

“Saya bakalan bilang ke orang tua kamu kalo kamu nggak usah di jodohin karena kamu bakalan nikah sama saya.” Kataku dengan yakin dan reaksi dia terlihat sangat kaget. Aku juga nggak tau kenapa langsung kepikiran buat nikahin dia padahal kan kita baru kenal . Hemm bertemu dua kali udah masuk kategori kenal kah?”

Rasanya aku nggak rela waktu dia bilang bakalan dijodohin. Aku seperti takut kehilangannya dan rasanya kayak kalah sebelum berjuang. Aku baru mau kenal dengannya tapi malah telah dijodohkan, namun yang membuatku merasa masih memiliki kesempatan yaitu karena ia tidak menyukai rencana orang tuanya tersebut. “So,I think this time is my chance to change my status. You know guys what I mean?”

"Apasih ngga usah becanda deh pak." Katanya kesal dan mukanya itu lucu banget rasanya pengen aku cubit.
“Siapa yang becanda.” Balasku santai berusaha tetap terlihat cool.

"Udah deh pak, bapak cuman mau nanyain itukan?"

"Iy" jawabku singkat.

"kalo gitu saya keluar dulu pak.
Lama-lama disini saya tambah pusing." Kata Arina.

My Handsome Lecturer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang