Matahari bersinar terang di siang hari yang terasa begitu panas ,Alice sudah berada di garasi pribadinya setelah anak buah dari Johan mengantarkan motor yang dimenangkannya kemarin.
Alice memandang senang berbaris-baris koleksi sepeda motor nya yang sudah tak terhitung jumlahnya,meski banyak juga yang sudah di bumi hanguskan oleh kakak nya Davi. Sungguh miris
". Seneng deh liatnya... Kayak adem-adem gimana gitu.."ujarnya tersenyum senang.
". Nona, tuan Adrian sudah menunggu diruang keluarga."ujar Karin membuat Alice langsung mengubah raut wajahnya seperti es batu.
". Pasti dia datang hanya untuk menegur dan memarahi gue.."ujar Alice kesal kemudian berjalan dengan wajah dingin dan diikuti oleh Karin dari belakang.
Alice tiba diruang keluarga dan sudah ada papa nya yang duduk membelakangi nya,Alice mendekat dan duduk berhadapan dengan papa nya dengan tatapan tajam.
". Apalagi sekarang?!perasaan Alice belum berantem sama anak kesayangan papa!"sarkas Alice menusuk.
". Kamu dan Giselle juga abang-abang kamu papa sama sayang nya dan tidak membedakan kalian."ujar Adrian memberi pengertian.
". You lie to me!!"ujar Alice kesal dan langsung berdiri.
". Papa tidak berbohong!kamu harus mengerti keadaan papa!"ujar Andrian
". Papa menuntut Alice mengerti papa!!tapi papa sekalipun tak mengerti Alice! Alice disini hanya untuk menunggu mama pulang!!"ujar Alice dengan air mata yang menggenang.
". Dia tak akan datang!! Dia sudah meninggalkan kalian bersama pria lain!!"ujar Adrian marah.
". Mama pergi karena papa membawa j*lang itu dalam keluarga kita!!"balas Alice berteriak
". Ini semua gara-gara papa! keluarga kita hancur!!papa nggak pernah ada untuk Alice!!papa nggak pernah ada saat Alice kesepian dan sangat merindukan perhatian."kesal Alice, Andrian tercekat mendengar keluh kesah putri nya itu.
Adrian memeluk putrinya itu erat,Alice tak membalas pelukan dari papa nya dan hanya berdiam sambil menangis seperti anak kecil. Ia dewasa terlalu cepat,sejak mama nya pergi ia selalu sendirian tanpa siapapun keluarga nya hanya sibuk ataupun menyibukkan diri. Hanya Karin yang selalu ada untuknya dan menemaninya,ia terus saja menangis seakan ada duri yang menancap didalam hatinya. Ia melepaskan pelukan Andrian ,lalu mengusap air matanya dan kemudian menatap tajam ke arah Andrian.
". Lebih baik papa pergi,Alice mau sendiri."ujar Alice dingin. Adrian mau tak mau pergi ia memberikan waktu pada Alice,ia sangat tau sifat putrinya itu yang sangat keras kepala ia lebih baik memberikan waktu pada Alice dari pada membuat Alice semakin marah dan menambah jarak diantara mereka.
Alice merasa sangat buruk ia menuju garasinya dan melajukan sepeda motor nya dengan kecepatan tinggi,hingga ia sampai disebuah club malam milik keluarga nya dan menjadi club terbesar di kota yang hanya di hadiri para orang-orang kaya dan terkenal.
Alice duduk di kursi VVIP , biasanya abangnya Gavi dan teman-temannya sering ke sini namun untungnya malam ini abangnya sedang ke LA. Seorang pelayan menghampiri nya dan menanyakan pesanan, biasanya Alice akan memesan jus ataupun wine namun malam ini Alice ingin mabuk dan melupakan masalah-masalah yang terasa tak henti-hentinya datang dalam hidupnya padahal ia tak pernah sekalipun minum minuman beralkohol tinggi.
". Saya mau whisky."ujar Alice datar,terlihat sang pelayan yang bingung dan juga takut. Alice menatap bingung ke arah pelayan itu yang hanya terpaku diam.
". Kenapa kamu diam saja?"tanya Alice
". Tapi nona. kandungan alkohol dalam whisky terlalu tinggi untuk nona,lagi pula umur nona masih terlalu muda."nasihat pelayan itu ,Alice terlihat sangat kesal dan marah ia langsung berdiri dan menatap pelayan itu dengan tatapan tajam.
". Bukan urusan kamu!! Kamu mau berhenti dari pekerjaan mu ini??"ujar Alice kesal,menahan emosi adalah hal yang sulit untuk dilakukan nya.
" . Jangan pecat saya nona,saya masih ada keluarga yang harus saya nafkahi saya juga baru sehari bekerja disini."mohon pelayan itu dengan wajah ketakutan.
". Kalau tidak mau kamu kehilangan pekerjaan kamu harus menuruti keinginan saya!! Oh iya dan maaf untuk tadi karena saya membentak kamu."ujar Alice sembari duduk kembali.
". Ba..baik nona."balas pelayan itu terbata kemudian pergi dengan tergesa.
Saat ini Alice sudah setengah sadar, kesadarannya melayang karena pengaruh minuman yang ia minum. Berbagai racauan dan umpatan keluar dari mulutnya, kadang ia menangis dan tertawa memang benar jika minuman keras dapat membuat orang menjadi gila. Alice berteriak pada pelayan untuk menambah gelas dan botolnya yang sudah kosong,pelayan yang sama pun datang .
". Nona sudah mabuk,biar saya antar pulang."ujar pelayan itu
". Saya mau whisky lagi!! "Teriak Alice sembari melemparkan botol hingga pecah membuat pelayan wanita itu ketakutan.
". Ada apa ini?? Nona .. nona kenapa??jangan bilang nona Alice mabuk!!"ujar manager itu takut karena para tuan sudah memperingatkan untuk tidak memberikan Alice minuman keras dan malah sekarang Alice mabuk berat membuatnya mengkhawatirkan nyawanya yang terancam akan dicabut oleh para tuanya.
". Mana minuman saya!!"teriak Alice sambil menendang-nendang meja.
". Tenang nona,.."ujar manager itu dengan ketakutan lalu menelfon seseorang dan dari wajah sang manager tegang dan takut. Alice terus meminta whisky lagi namun tiba-tiba ia tak sadarkan diri dan membuat manager itu semakin takut,tak berselang lama Davi datang dengan beberapa bodyguard menghampiri Alice dan otomatis club itu langsung sepi karena para bodyguard Davi mengamankan dan menyuruh semua tamu untuk keluar. Ia terkejut melihat kondisi Alice yang tak sadarkan diri karena mabuk. matanya memerah, tangannya mengepal menahan amarah tatapan tajam nya menghunus ke arah manager yang sudah sangat ketakutan.
". Bagaimana adik ku bisa mabuk seperti itu!!!siapa yang berani memberinya alkohol?!!!"murka Davi mencekik leher sang manager hingga membuatnya sulit bernafas , pelayan wanita itu bergetar ketakutan ia melihat wajah Davi seperti macan yang siap menerkam.
". Ma..maafkan saya tuan,saya yang memberikan nona muda whisky."ujar pelayan wanita itu terbata ketakutan.
Davi melepaskan cekikan nya pada manager itu dan mengendurkan dasinya kemudian menatap tajam ke arah pelayan wanita itu yang sudah menunduk takut sambil menangis.
Davi mengangkat tangannya dan ingin menampar,pelayan wanita itu memejamkan matanya dengan ketakutan. Suara tamparan begitu keras hingga sang korban langsung jatuh tersungkur,namun bukan pelayan itu tapi sang manager yang sudah jatuh kelantai sambil memegangi pipinya yang perih juga sudut bibirnya yang berdarah.
" Saya tidak pernah memukul wanita,tapi jika terjadi sesuatu pada adik saya. Saya pastikan hidupmu tak akan bahagia!!"bisik Davi pada pelayan itu kemudian ia menghampiri Alice dan menggendongnya ala bridal style.
". Beri pelajaran pada manager bodoh itu!"ujar Davi singkat seraya berjalan keluar dari club.
Pelayan wanita itu langsung duduk dan menangis sejadi-jadinya,dan sang manager itu hanya bisa pasrah dan menahan sakit di pipinya yang terasa masih sangat perih dan menanti hukuman untuk nya.. mungkin sebentar lagi kaki nya atau tangan nya patah.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness
JugendliteraturKeinginan nya hanya bahagia.. apakah sesulit itu? Namun ia yakin kebahagiaan itu akan datang meski perlahan tapi pasti. #Brother #Family #Father #mother Up setiap kamis,sabtu dan Minggu😁❤️🙏