Prolog

5 0 0
                                    

***

"Aku mau putus!" Kalimat itu sudah di ucapkan oleh Dira untuk yang ke tiga kali nya kepada laki-laki yang saat ini tengah sibuk bermain game di ponsel nya.

"RAFA!!!" bentak Dira kepada laki-laki bernama Rafa.

Rafa yang merasa Dira sudah mulai mengeluarkan suara tinggi mau tak mau harus menutup game nya, padahal tinggal beberapa langkah lagi ia akan memenangkan game itu.

Rafa menatap Dira dengan alis terangkat sebelah, dengan ekspresi datar seperti biasa.

"Aku mau kita putus!" Ucap Dira dengan penuh penekanan.

"Iya terus?"

"Ya gue capek Raf, disini cuman gue yang mengakui hubungan ini, cuman gue yang sayang sendiri, cuman gue, semua cuman gue! Gue capek!" kesal Dira.

Rafa memutar bola matanya malas, iya ia malas berdebat dengan Dira hanya dengan masalah seperti ini. Sungguh bagi Rafa ini adalah masalah kampungan.

"Kalau capek ya istirahat bentar" jawab Rafa santai.

Dira menatap Rafa dengan tak percaya, ini yang paling Dira benci dari hubungan ini. Rafa sangat acuh, bahkan terlihat tidak pernah peduli dengan perasaan nya.

"Gue nggak mau istirahat cuman sebentar! Gue mau istirahat seterusnya!"

"Nggak!"

Dira jengah, ia sungguh jengah dengan kelakuan Rafa yang semena-mena dengan nya.

"Raf... Gue capek" ucap Dira lirih.

"Iya"

Lagi-lagi terdengar suara helaan nafas dari Dira, yang sangat lelah dengan sikap Rafa.

"Kita putus ya?"

"No! Gue bilang enggak ya enggak!"

"Kalau lo nggak mau kita putus, perbaiki sikap lo!"

Rafa hanya diam, ia tidak mau lagi menanggapi Dira.

"Berhenti selingkuh Rafa, gue mohon banget ya..." Itu adalah kalimat yang selalu Dira ucapkan ketika tengah bertemu dengan Rafa.

"Kita nggak akan putus, sampai kapan pun itu! Karna disini yang berhak memutuskan itu gue" putus Rafa seperti biasa ketika tengah berdebat dengan Dira masalah ini.

"Egois!"

"Ya emang gue egois, mau nggak mau lo harus terima gue kayak gini"

"Terserah"

"Oke, balik!" Ajak Rafa.

"Nggak!"

"Yaudah gue balik dulu bye!" Bukannya membujuk Dira untuk pulang bersama nya, melainkan Rafa memilih untuk meninggalkan Dira di taman itu sendiri

"Oh ya satu lagi, gue nggak mau denger lo ngomong gue lo lagi, kayak tadi. AKU KAMU!"

Lelah, kesal, sayang, bahkan sakit pun selalu Dira rasakan ketika menjalin hubungan dengan cowok berhati dingin dan kaku itu.



----
Heyo wassap gengs!
Yok vote comment nya hehe

✨✨

Luka [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang