Dua

2 0 0
                                    


***


"Ra gue nginep ya" ucap Jasmine kepada Dira yang tengah sibuk memasukan buku pelajaran di dalam tas nya.

Bel pulang sekolah telah berbunyi 5 menit yang lalu, tetapi Dira masih saja sibuk membereskan buku dan alat tulis nya.

"Tumben, kan ini nggak weekend"

"Masak nginep harus nunggu weekend dulu sih"

"Ya nggak gitu coy, biasanya kan lo kalau nginep pas weekend doang. Terus sekarang kenapa tiba-tiba?" Dira menatap Jasmine dengan curiga.

"A..a..ya.. ya nggak papa dong gue nginep, masak nggak boleh sih, jahat lo" gugup Jasmine.

"Terserah sih, cuman gue ntar balik setelah isya, lo langsung ke rumah gue aja, ada si Damar ntar sekalian gue minta tolong sama lo buat bawain dia makan" tutur Dira panjang lebar.

"Asiyap qaqa"

"Yaudah yuk keluar!" Dira dan Jasmine mulai melangkah kan kakinya untuk keluar kelas.

Tetapi saat di tengah perjalanan menuju gerbang sekolah, mata Dira tidak sengaja melihat Rafa yang bersama dengan pacar barunya — Salsa.

"Dan lo tau nggak Ra, kalau..." Jasmine menggantungkan ucapannya ketika menyadari langkah Dira berhenti.

"Lo lihat ap.." Jasmine ikut kaget melihat Rafa yang tengah sibuk mengikatkan tali sepatu Salsa. Dan secepatnya Jasmine langsung menutup kedua mata Dira untuk tidak melihat ke arah mereka.

"Apaan sih Min" Dira mencoba untuk menyingkirkan tangan Jasmine dari matanya.

"Nggak! Lo nggak boleh lihat! Ntar lo sakit hati Dira" tegas Jasmine. Kemudian dengan sekali hempasan yang begitu keras Dira berhasil membuat tangan Jasmine pergi dari matanya.

"Aww.. lo jadi cewek kenapa kasar banget sih?" Tanya Jasmine dengan memegangi pergelangan tangan nya yang terlihat merah.

"Eh maaf maaf, gue nggak sengaja. Ini juga salah lo sih! Siapa suruh nutup mata gue!"

"Heh! Kok lo malah nyalahin gue sih? Dira gue itu lagi menghindarkan elo dari yang namanya Zina Mata!" Jasmine dengan sengaja mengeraskan volume suarnya dan menekan kata 'zina mata' sembari melirik ke arah Rafa dan Salsa.

Yes!

Rafa dan Salsa mungkin mendengar nya, bahkan mereka telah melihat ke arah Jasmine dan Dira. Salsa dengan tatapan kesal dan jijik nya, sementara Rafa dengan tatapan datar dan dingin khas nya.

"Sstt.. mulut lo Jasmine subhanallah" geram Dira.

"Biarin biar mereka denger!"

"Jasmine! Malah makin kenceng!"

"Bodo amat, dah lah gue mau balik, terserah lo masih mau disini ngelihatin tuh PARASIT!"

"Jasmine!" Dira berlari mengejar Jasmine yang telah lebih dulu menuju halte.

"Ih apaan sih" sengit Salsa ketika melihat Dira berlari mengejar Jasmine.

"Aku nggak percaya, kalau dulu kamu pernah deket sama si udik sayang" Salsa selain terkenal karena kecantikan nya, ia juga terkenal karena ke julid tan nya ketika ada orang yang ingin menyaingi dirinya.

"Udik?" Tanya Rafa bingung.

"Iya si siapa sih tadi? Dir... Dira! Iya si udik itu Dira"

Rafa yang mendengar nama Dira di sebut udik oleh Salsa pun, hanya bisa mengedikan bahunya. Sungguh ia tidak pernah peduli oleh Dira, ia hanya menganggap Dira menjadi pacar ketika ia meminta tolong saja, selain itu tidak akan pernah di anggap.

Luka [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang