Aku berakhir lagi di rumah sakit. Ini sangat menyebalkan sekali. Memang benar, setelah semalam Yeji mengatakan kalimat itu, dengan dramatisnya aku pingsan dan menjatuhkan gelas yang ku pegang.
"Woahh, aku ingin pergi dari sini," aku masih memandangi plafon ruangan ku dengan random. Memikirkan cara bagaimana mengatasi kemarahan ku saat ini.
"AAAARRRGGGHHHHHH!!!!!!" Aku memutuskan untuk berteriak dengan keras dan kembali memejamkan mata. Aku ingin tidur.
Tidak mengetahui jika teriakan ku tadi membuat Jeno dan Yeji panik. Yang juga membuat mereka berdua kebingungan karena saat memasuki ruangan, hanya ada Renjun yang memejamkan mata dengan nyamannya.
"Tadi kamu mendengarnya kan sayang?"
"I-iya..."
Mereka berdua akhirnya kembali keluar, duduk di depan ruangan Renjun. Karena jika mereka menunggu di dalam ruangan, maka itu akan mengganggu istirahat bocah kecil yang memiliki nama Renjun.
"Aku harus keluar dari sini!"
Aku mulai mencabut jarum infus yang membuat darah keluar dari lengan dalam ku. Aku tidak peduli karena sekarang, aku hanya ingin bermain salju. Bermodalkan baju rumah sakit yang tipis, aku tidak memperdulikannya lagi.
Tetapi langkahku terhenti saat berada di depan pintu. Aku mendengar perkataan Jeno dan Yeji.
"Aku ingin pernikahan kita di percepat sayang, supaya Renjun juga ada yang memantau. Kamu mau kan?"
"Iya, aku mau."
"Persiapkan dirimu, okay?"
"Okay!" Jeno tersenyum hangat dan memberikan kecupan singkat di kening Yeji.
Aku yang melihat dari pintu yang sedikit kubuka seketika shock. Bagaimana bisa... Bagaimana bisa Jeno akan menikah? MENIKAH?! Yang benar saja!
Aku langsung mengunci pintu saat tau Jeno melirik ke arah pintu. Aku tidak tau apa yang membuat mereka pergi dari depan kamarku, yang pasti saat ini adalah kesempatan ku untuk pulang. Aku bergegas untuk membuka pintu dan berlari. Masih memakai baju dan sandal rumah sakit, aku memberanikan diri untuk kabur.
Untung saja saat ini keadaan rumah sakit sudah sepi. Memang sudah malam, hampir tengah malam. Aku langsung menuju ke pos satpam untuk meminta tolong. Bahkan tak lupa aku meminta nomor rekening satpam itu karena saat ini aku memintanya untuk memesan taxi online. Aku tidak membawa uang sepeser pun. Akhirnya taxi ku datang, dan aku sukses kembali ke rumah.
TBC
guys gue lagi work-sick masa :( capek banget baru pulang jam segini, gue tau gk seharusnya gue ngeluh, tapi tapi gue capek😭 mana emakku nggak ada dirumah, gue laper tapi gabisa masak, MAAP GUE CURHAT YA, soalnya gue mantan anak manja apa-apa emak trus dia gaada sehari aja rasanya gue monangis nih udahan, tai ah :(
kalian pernah ga sih ngerasa work-sick? kayak takut buat ngelakuin kesalahan pas kerja, takut dimarahin gara-gara salah, takut kerja kita gak bener. Pernah gak? Gue lagi gitu soalnya, gue takut ga memenuhi ekspektasi :(
Maap ya jadi curhat :(
Oh iya, cerita ini full of nyesek jadi jangan berharap ada adegan uwu ye, see u

KAMU SEDANG MEMBACA
What If, ... ✔
FanfictionYou'll always be my favorite 'what if' -Renjun © injeolmiiiiiiiiii, 2020