yg punya Spotify, play Isabella's Lullaby - Takahiro Obata
dijamin pedihnya ampe ke sum-sum☺️👍
Enjoy~
••••••••••••••••••••••••••••••••••
Jeno saat ini sudah berada di tempat dimana jasad Renjun akan di kremasi. Dia membawa foto Renjun, sesekali mengelusnya. Dan air matanya mulai meleleh saat tubuh Renjun dimasukkan ke dalam mesin kremasi. Dia sungguh tidak bisa menyaksikan ini.
Menyaksikan tubuh adiknya yang dahulu sering dia gelitik dengan iseng, sekarang mungkin sudah perlahan terbakar dan menjadi abu.
Pipi yang sering ia cubit, rambut yang sering sekali ia usap, dahi yang sering ia kecup, tangan yang dahulu ia genggam saat Renjun membutuhkan nya. Kini semuanya lenyap tak berbekas. Hanya ada debu di depan matanya. Jeno menangis hingga tersedak sambil mengeratkan pegangannya pada foto Renjun.
"M-mungkin takdir kita bertemu hanya sampai disini, adikku. Kakak akan sering mengunjungi kamu. Jangan bersedih ya, Kakak janji akan sering menemani kamu disini. Jangan bandel ya, Kakak menyayangi kamu. See you in the next life, my little pie."
Dengan begitu, Jeno berjalan menjauh setelah mengecup kaca makam Renjun. Disepanjang perjalanan nya menuju mobil, dia tak henti menangis.
Dia merasa sangat kehilangan. Dia kehilangan banyak bagian dirinya. Yang sudah diisi oleh Renjun. Jeno tidak sanggup menahannya lagi. Dia pun ambruk di depan mobilnya. Dia menangis meraung-raung. Bahkan Yeji pun tidak bisa menenangkan Jeno.
Dia sungguh kehilangan terlalu dalam.
Akhirnya saat itu, Jeno terpaksa harus dibius total agar bisa beristirahat. Dan esoknya, dia sudah lumayan tenang. Dia sudah bisa mengendalikan dirinya. Ayah Jeno memutuskan untuk memulangkan Yeji sampai semuanya kondusif.
"Renjun..."
"Kakak ingin coklat panas~" Jeno berjalan menuju ke dapur. Tetapi baru saja memasuki pintu dapur, dirinya seketika teringat jika adiknya telah tiada.
"Renjun sudah pergi... Renjun..."
Jeno menangis kembali. Dia belum bisa berdamai dengan keadaan. Tetapi kemudian, dia cepat-cepat menghapus air matanya dan berlari untuk mengambil kunci cadangan. Ia ingin tidur di kamar Renjun.
Sesudah menemukan kunci, ia langsung melesat ke kamar Renjun. Dan begitu pintu itu terbuka, Jeno begitu shock karena keadaan kamar Renjun yang sangat sangat berantakan. Bahkan lukisan-lukisan yang Renjun kerjakan dengan sepenuh hati, ikut rusak. Jangan lupakan foto yang amat sangat berharga untuk Renjun. Framenya pecah, di fotonya terdapat bekas injakan sepatu.
Perhatian Jeno yang masih fokus pada suasana kamar Renjun, seketika teralihkan oleh pintu kecil di ujung ruangan. Dekat pintu kamar mandi. Dia bergegas memasuki ruangan itu. Yang ia duga adalah ruang lukis milik adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What If, ... ✔
FanfictionYou'll always be my favorite 'what if' -Renjun © injeolmiiiiiiiiii, 2020