"Sial, aku terlihat sangat lemah," Aku menaikkan selimut hingga menutupi seluruh tubuhku. Aku terserang demam. Yang mengakibatkan terjadinya penundaan dalam penyelesaian lukisan milikku.
Aku sudah tidak keluar kamar dari kemarin malam. Dan ini sudah hampir petang kembali. Juga tidak ada tanda-tanda adanya Jeno dirumah. Itu artinya aman untukku.
"IBU!!! AKU INGIN COKLAT PANASMU!" Aku mengigau. Entahlah, rasanya aku antara sadar dan tidak.
"Jeno, tolong kompres aku! Tolong bersihkan badanku!!!!"
"Huhu, aku ingin tambahan selimut!"
Terus seperti itu hingga akhirnya aku tertidur kembali.
Dan tengah malam akhirnya aku terbangun, dengan keringat yang luar biasa banyak di leher dan wajahku. Aku berusaha berdiri untuk mengambil minum yang sialnya habis. Dengan malas-malasan, aku bangun sambil membawa gelas untuk diisi dengan air. Aku menuruni tangga dengan pelan, takut terpeleset dan meninggal.
Saat sampai di dapur, aku langsung minum seperti orang rakus. Untung saja saat sakit seperti ini, nafsu makan ku menurun, jadi tidak makan pun tidak masalah untukku. Tidak tau jika untuk lambungku, apakah baik atau tidak?
"Lega..." Aku masih berdiri berpegang pada pantry. Masih menetralkan nafas yang tersengal-sengal karena menuruni tangga dalam keadaan demam parah seperti ini. Meskipun sudah biasa seperti itu, tetapi rasa lelah tidak bisa aku hindari.
Aku kembali minum, agar tidak dehidrasi.
"Renjun."
"UHUK!!" Aku tersedak air yang mengalir di tenggorokan ku tadi. Akibat panggilan dari Yeji. Dan kenapa juga dia masih disini?!
"Oh hai," Aku tersenyum membalas sapaannya.
"Aku menginap disini hehe."
"Wah, anggap saja dirumah sendiri ya Kak," Hanya formalitas, tenang saja. Sejujurnya aku ingin mengusir nya saat ini juga.
"Kamu terlihat pucat sekali, kamu sakit?" Yeji yang akan mengarahkan tangannya pada dahiku, langsung ku tepis. Aku hanya tidak ingin menambah kekesalan diri karena Yeji begitu sempurna. Dia baik, cantik dan sangat sopan. Tidak seperti ku yang slengean. Mana mungkin Jeno menyukaiku. Ditambah lagi, aku lelaki. LELAKI. Sangat tidak mungkin jika aku akan bersama dengan Jeno.
"Tidak apa-apa, aku habis berolahraga malam jadi seperti ini hehe. Kakak kenapa masih terjaga?"
"Aku tidak bisa tidur. Hari ini hari yang sangat spesial untukku."
"Oh ya? Memangnya ada apa Kak?" Aku memejamkan mata beberapa kali karena pandangan ku sedikit mengabur.
"Kakakmu... melamarku tadi pagi."
PYAR!!
"JENO!!!!!!!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
What If, ... ✔
FanfictionYou'll always be my favorite 'what if' -Renjun © injeolmiiiiiiiiii, 2020