sieben

1.8K 319 20
                                    

Tidak terasa, tiga hari lagi pernikahan Jeno akan diadakan. Dan sudah satu minggu ini aku diam-diam selalu meminum obat tidur agar tidak melihat wajah Jeno dan Yeji yang tidak pernah absen menunjukkan keromantisan mereka.

Aku terlihat kacau beberapa hari terakhir. Wajahku sering bengkak karena kebanyakan tertidur. Ngomong-ngomong aku tidak melanjutkan kuliah setelah lulus sekolah menengah atas, aku memilih untuk bersantai dirumah. Melukis, bermain salju, dan bermanja-manja pada Jeno. Entah mengapa aku sudah memiliki firasat jika hidupku hanya untuk bersantai.

Ngomong-ngomong, aku sekarang sudah pindah ke kamar tamu. Sofa ruang televisi sudah menjadi wilayah yang digunakan Jeno dan Yeji untuk bermesraan. Membuatku iritasi.

"Nah sudah, akhirnya lukisanku dan Ibu selesai."

"Jadi rindu Ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi rindu Ibu..."

"Ah sudahlah sebaiknya aku tidur."

Beberapa menit yang lalu aku sudah menelan obat tidurku, dan sekarang sudah mulai bereaksi. Mataku terasa berat. Ingin segera berbaring pada ranjangku yang empuk. Bukan ranjang yang menyambut ku, malahan ketukan pintu yang terdengar.

"Renjun, Kakak masuk ya?"

Aku mengangguk, hal yang sangat bodoh kulakukan. Karena Jeno tidak akan pernah mengetahuinya. Aku memutuskan untuk berdehem. Sambil menahan kantuk.

"Renjun, Kakak akan pulang terlambat karena hari ini aku dan Yeji akan periksa kesehatan untuk syarat pernikahan. Maafkan Kakak ya," Aku mengangguk. Dan secara tak terduga, Jeno berjalan ke arahku dan memelukku erat.

"Hm, adik kecil Kakak sudah mulai berani sendirian sekarang. Kakak bangga pada mu. Terimakasih ya sudah mengerti keadaan Kakak selama ini," Wow. Sangat mengesankan. Ini pertama kalinya semenjak Jeno berpacaran dengan Yeji, ia kembali memelukku dengan sangat erat dan hangat.

"Aku sudah sendirian sejak lama, kalau Kakak lupa. Hehehe."

Sesudahnya, aku tidak tau apa yang terjadi karena obat tidur dengan cepat mengambil kesadaran ku. Sayang sekali momen itu harus terputus oleh obat tidur sialan ini. Andaikan saja aku tidak tertidur, pasti aku sudah mencuri satu kecupan di pipi Jeno.

Renjun bodoh.





TBC

What If, ... ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang