10. Gadis Baik

260 20 0
                                    

Hari ini libur sekolah. Para guru sedang melaksanakan kegiatan di luar, sehingga para murid libur. Pagi hari menyambut libur, perasaan Rayn menghangat ketika Ryano tiba-tiba aktif WhatsApp setelah beberapa hari tidak membalas chat. Laki-laki itu langsung melakukan panggilan video begitu chat-nya centang dua.

"Buuu!" Rayn berlari ke dapur, menghampiri ibu yang sedang menggoreng telur.

"Apa sih kamu?"

"Ryano vc, nih!"

Wajah sang ibu yang tadinya kecut, langsung berbinar. Ia merebut gawai setelah mengelap tangan.

"Ryan!"panggilnya pada sosok laki-laki muda di seberang sana.

"Ibu!"sahut Ryano antusias. "Ibu kabarnya baik?"

"Baik. Kamu sendiri baik, 'kan?"

"Tenang aja, Bu."

"Udah sarapan, belum?"

"Tadi sarapan di kantin, soalnya di rumah belum ada makanan."

Sang ibu menatap sedih anak laki-lakinya di sana. "Kamu kok jadi kurus, Nak? Makan yang banyak, jangan mikir yang berat-berat dulu."

"Lagi diet, makanya badanku turun."

Ibu mana yang bisa dibohongi oleh anak yang pernah singgah dalam perutnya selama sembilan bulan? Serapat apapun disembunyikan, ibu tetap tahu kalau anaknya sedang berbohong. Dan itu membuatnya makin sedih.

"Ibu lagi masak apa?"

Wanita tua itu diam sejenak, berusaha menahan sesak di dada. Sebagaimana pun ia bersedih, tak akan ia tunjukkan pada anak-anaknya. "Telur ceplok aja, kesukaan ade kamu."

"Bilang sama dia, jangan nyusahin Ibu terus. Jangan sering bikin ulah di sekolah, nanti Ibu dipanggil terus."

Kesal, Rayn merebut kembali handphone-nya. "Sorry ya, gue udah berubah. Nggak ada lagi kasus baru."

"Udah berapa banyak bikin kasus?"

"53 kalo nggak-"

"Maha besar ya Tuhanku!" Ryan tak dapat menutup keterkejutannya. "Nggak kapok lo hampir diusir sama kepsek? Tobat, Dek!"

"Ini udah tobat."

"Banyak-banyak berdoa, minta dikuatin iman dari segala cobaan. Nggak malu lo dikatain saudara-Ryano!"

Ada suara lain yang memanggil laki-laki itu. Sontak raut Rayn dan Ryano menegang.

"Nanti gue kabarin lagi!"

"Ryan!"

Terlambat. Panggilan video telah berakhir, membuat perasaan Rayn kembali kacau. Dalam hati ia berdoa semoga Ryano baik-baik saja.

....

Sekolah boleh libur, tetapi tidak dengan latihan basket.

"Aduh!" Rayn memijit kepala ketika bola basket mengenainya. Ia menatap kesal ke arah Dika yang dengan sengaja melempar bola padanya.

"Brengsek lu, Dik!" Rayn balas melempar bola itu ke punggung Dika.

"Makasih pujiannya."

"Gila lo!"

Dika terkekeh, dan kembali berlatih.

"Sekarang kita tanding!"Rayn menantang Dika dengan melambaikan kedua tangannya sebagai kode.

"Siapa takut?" Dika menerima tantangan Rayn.

Pertandingan tunggal itu pun mulai berubah panas. Dengan kekuatan yang setara, mereka sama-sama kewalahan karena belum ada satupun yang menyerah. Namun sebagai pembukaan, Rayn lebih dulu menang. Tak menyerah, Dika ingin terus bertanding sampai ia menang.

Rayn (On going ....)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang