Pesta ulang tahun Kaisar Taizong dilangsungkan secara mewah dan meriah di Istana Zhaoyang.
Seluruh keluarga bangsawan dan pejabat diundang secara langsung oleh sang kaisar untuk turut serta merayakan hari bahagia tersebut, tak terkecuali keluarga Jenderal Besar Yue Long.
Saat ini, keluarga Jenderal Besar Yue Long telah menempati kursi khusus yang disediakan untuk mereka. Di barisan terdepan, satu level di bawah keluarga kerajaan.
Belum genap sepuluh menit sejak kedatangannya di istana, Yue Fei sudah dilanda kebosanan tingkat akut. Gadis itu bahkan sudah beberapa kali menguap sembari terus menopang dagunya dengan sebelah tangan, membuat kakak lelakinya hanya bisa menggelengkan kepala dan terkekeh geli karena tingkahnya.
Namun, di tengah-tengah pikirannya yang kosong, sebuah hal penting tiba-tiba melintas di benaknya. Ia mendadak ingat akan tujuan utamanya datang ke istana.
Apalagi kalau bukan Pengeran Jing, Zhao Zhen.
Yue Fei ingat betul jika Zhao Zhen tidak diundang dalam pesta ulang tahun ayahnya ini. Ia hanya meringkuk di dalam istananya dan menangis semalaman. Ia merasa dibuang, dan tidak diinginkan.
Parahnya lagi, tepat pada malam yang meriah itu, sekumpulan kasim dan pelayan istana memukulinya hingga ia nyaris meregang nyawa. Jika bukan karena kasim pribadi kaisar yang pada saat itu kebetulan melewati istananya, mungkin nyawanya tidak akan tertolong.
Sekarang, setelah Yue Fei memutuskan untuk 'menempel' pada tokoh antagonis super tampan itu, ia harus segera berbuat sesuatu untuk mendapatkan hatinya. Hanya dengan begitu, di masa yang akan datang ia bisa selamat dari amukan tokoh utama pria.
Setelah berpura-pura menumpahkan seluruh isi gelasnya, Yue Fei meminta ijin kepada ayah dan ibunya untuk berganti pakaian. Awalnya, ibunda Yue Fei, Nyonya Chen Yu Rong, bersikeras mengantar putri kesayangannya itu untuk berganti pakaian. Bagaimanapun juga, ini adalah kali pertama Yue Fei memasuki istana untuk mengahadiri pesta kerajaan.
Nyonya Chen jelas dihantui oleh rasa khawatir. Ia takut jikalau nantinya, putri semata wayangnya itu akan tersesat atau hilang di dalam istana. Namun, dengan cerdik, Yue Fei mencari alasan dan menolak tawaran ibunya tersebut. Ia juga harus meyakinkan seluruh kakak lelakinya bahwa ia akan baik-baik saja sebelum akhirnya ia mendapat ijin untuk pergi dengan dua orang pelayan pribadinya.
Berhasil mendapatkan lampu hijau, Yue Fei lantas bergegas menuju kediaman Zhao Zhen, Istana Jing Yang.
Di saat Yue Fei hengkang dari lokasi diselenggarakannya pesta tersebut, ia tidak sadar bahwa sepasang mata terus mengawasi gerak-geriknya, bahkan semenjak ia hadir di tempat tersebut.
Pemilik mata elang tersebut adalah Zhao Huan, sang putra mahkota.
Entah mengapa, pangeran muda itu begitu tertarik pada sosok Yue Fei. Tidak seperti gadis bangsawan lain yang terus menerus meliriknya dan berlomba-lomba untuk mencuri perhatiannya, Yue Fei justru terkesan tidak peduli dengan kehadirannya.
Gadis itu bahkan sama sekali tidak melempar pandangan ke arahnya. Dan baru saja, anak perempuan itu justru 'berpura-pura' menumpahkan minumannya dan buru-buru melarikan diri.
Di dalam hati, Zhao Huan bersumpah untuk mencari tahu lebih dalam tentang sosok Yue Fei.
Tidak sulit bagi Yue Fei untuk menemukan kediaman Pangeran Jing. Sebagai penulis The Undying, gadis itu tentu ingat denah istana di luar kepala. Setelah berlari marathon dari Istana Zhaoyang, Yue Fei akhirnya tiba di kompleks istana Jing Yang.
Sesuai dengan apa yang ia deskripsikan di dalam novelnya, Istana Jing Yang benar-benar terletak di lokasi yang terpencil, bahkan berbatasan langsung dengan hutan lebat yang berada di belakang istana kerajaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Undying [Completed]
Historical Fiction[Peach] Dari sekian banyak hal buruk yang menimpa hidupku, ada satu kejadian istimewa yang terpatri di dalam kenanganku; masuk ke dalam buku karanganku sendiri. Yang lebih buruk lagi, nyawaku yang malang terjebak di dalam tubuh tokoh antagonis yang...