Hari kedua dalam bulan sebelas dirayakan sebagai hari ulang tahun dari Putra Mahkota Zhao Huan.
Tahun ini, putra semata wayang dari Permaisuri Chu Ling Yuan tersebut telah menginjak usia yang ke sembilan belas. Satu tahun lebih tua dibanding Yue Fei, dan dua tahun di atas Zhao Zhen, adik tirinya.
Tahun ini, Zhao Huan merayakan hari bahagianya dengan mengundang seluruh anak-anak pejabat dan bangsawan untuk menikmati liburan singkat selama beberapa hari di sebuah villa milik keluarga kerajaan yang terletak di kaki Gunung Laojun.
Tanpa perlu dipertanyakan lagi, nama Yue Fei tentu saja berada di bagian paling atas daftar tamu undangan acara ini. Dan karena sekarang Zhao Zhen telah mendapatkan kembali posisinya sebagai pangeran yang sah, mau tidak mau Zhao Huan juga harus mengundang adiknya tersebut.
Hal tersebut terpaksa ia lakukan untuk menghindari gosip-gosip yang mungkin akan berkembang di kalangan pejabat-pejabat pemerintahan dan masyarakat.
Sayangnya, Zhao Zhen dan Yue Fei tidak menyadari bahwa Permaisuri Chu Ling Yuan telah merencanakan hal-hal jahat untuk mencelakai mereka selama acara tersebut berlangsung.
Pada hari kedua sesampainya mereka di Istana Musim Dingin Jin Luan, Pangeran Jing mendadak jatuh sakit. Kondisinya bisa dikatakan cukup parah, sampai-sampai membuat Yue Fei panik bukan kepalang.
Malam itu, Yue Fei sudah mempersiapkan diri untuk beristirahat. Waktu sudah melewati tengah malam dan hujan deras mengguyur seantero kota ketika tiba-tiba kasim pribadi Zhao Zhen mengunjungi paviliun pribadi Yue Fei dengan tergopoh-gopoh.
Kasim muda tersebut panik, tetapi ia berusaha dengan sekuat tenaga untuk menahahan diri dan berbicara dengan suara lirih, ia tidak ingin menarik perhatian tamu-tamu undangan dan Putra Mahkota Zhao Huan. Konsekuensinya tidak bisa dibayangkan apabila semua orang sampai tahu bahwa Pangeran Jing memiliki sebuah penyakit bawaan yang dapat kambuh sewaktu-waktu. Jika hal itu sampai terjadi, bisa-bisa usaha Pangeran Jing untuk merebut tahta terbuang sia-sia.
"Bagaimana bisa penyakit Ah Zhen tiba-tiba kambuh? Selama ini ia baik-baik saja. Ah Zhen terus menunjukkan tanda-tanda bahwa ia sudah sembuh dari penyakitnya. Sekarang kenapa mendadak ia jatuh sakit? Apakah ia memakan sesuatu sebelum pingsan?" Sembari berlari kecil menuju kediaman Zhao Zhen, Yue Fei menginterogasi kasim muda tersebut.
Mendengar pertanyaan Yue Fei, keringat dingin tiba-tiba membanjiri seluruh tubuh Kasim Sheng. Ketakutan, ia menjawab dengan suara yang sedikit bergetar, "M-melapor pada Nona Yue, sebelum kembali ke kamar, Wangye sempat berbicara sebentar dengan Putra Mahkota Zhao Huan dan beberapa bangsawan di taman istana. Sesaat setelah Wangye kembali, Wangye langsung tidak sadarkan diri. Sebelum pingsan, Wangye bahkan sempat muntah darah."
Yue Fei adalah gadis yang cerdas. Melalui penjelasan Kasim Sheng tersebut, ia langsung paham apa yang terjadi pada Zhao Zhen.
Seseorang dengan sengaja memberikan makanan atau minuman yang dapat memancing racun dalam tubuh Zhao Zhen untuk bereaksi kembali.
Dan Yue Fei tahu pasti siapa orang tersebut.
"Kasim Sheng, aku tidak ingin berita ini sampai di telinga Putra Mahkota atau orang lain yang datang di pesta ini. Pastikan seluruh pelayan menutup mulut mereka. Siapapun yang berani membocorkan hal ini, akan berhadapan dengan pedangku. Aku tidak main-main."
"Pelayan ini mengerti, Nona."
Setelah memeriksa kondisi Zhao Zhen, Yue Fei memutuskan untuk pergi ke gunung yang terletak di belakang istana musim dingin dan berburu tanaman obat untuk Pangeran muda tersebut.
Ia tidak peduli jika waktu sudah melewati tengah malam dan hujan deras tengah mengguyur seluruh kota. Yue Fei juga tidak menggubris omelan pelayan-pelayan pribadinya yang melarang ia untuk pergi ke hutan dan gunung. Berbekal lampu minyak, Yue Fei segera menyusuri hutan dan mencari tanaman obat yang dapat ia gunakan untuk mengobati Zhao Zhen.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Undying [Completed]
أدب تاريخي[Peach] Dari sekian banyak hal buruk yang menimpa hidupku, ada satu kejadian istimewa yang terpatri di dalam kenanganku; masuk ke dalam buku karanganku sendiri. Yang lebih buruk lagi, nyawaku yang malang terjebak di dalam tubuh tokoh antagonis yang...